Begini 600 Ribu Warga Muslim Indonesia Terlibat Aksi Radikal

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

Jumat, 17 Februari 2017 06:00 WIB

Aktivis Islam Yenny Wahid (kiri), Terpidana kasus terorisme Umar Patek (3 kiri) dan mantan narapidana kasus terorisme Jumu Tuani (kanan) saat menjadi pembicara dalam seminar Resimen Mahasiswa Mahasurya Jawa Timur, di Hotel Savana, Malang, Jawa Timur 25 April 2016. TEMPO/Aris Novia Hidayat

TEMPO.CO, Depok - Direktur Wahid Foundation Yenny Wahid mengungkapkan 600 ribu dari 150 jutapenduduk muslim Indonesia telah terlibat tindakal radikal. Bahkan, 11 juta penduduk muslim Indonesia menyatakan bersedia melakukan tindaka radikal.

"Itu data potensi intoleransi dan radikalisme sosial-keagamaan di kalangan muslim Indonesia," kata Yenny, saat memaparkan hasil survei di talkshow Bhineka Indonesia : Modal Sosial Bernegara di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, Depok, Kamis, 16 Februari 2017.

Dia menuturkan hasil survei atas kerja sama Lingkar Survei Indonesia itu, didesain menggunakan multi-stage random sampling dengan perkiraan margine of error 2,6 persen dan tingkat keyakinan 95 persen. Sampel terdiri dari 1.200 responden dari 34 provinsi di Indonesia.

Responden adalah dari orang dewasa berusia setidaknya 17 tahun, atau telah meni meni tidak kehilangan hak pilihnya dalam pemilihan umum atau pun Pilkada. "Pengumpulan data dilakukan di keempat Maret dan pekan ketiga April 2016," ujarnya.
Baca : Wahid Foundation: Lebih dari 60 Persen Aktivis Rohis Siap Jihad

Adapun tindakan radikal yang pernah dilakukan penduduk muslim di Indonesia, seperti melakukan penyerangan terhadap rumah ibadan pemeluk agama lain, melakukan demonstrasi terhadap kelompok yang dinilai menodai atau mengancam kesucian Islam.

Selain itu, mereka ikut merencanakan atau melakukan sweeping tempat yang dianggap bertentangan dengan syariat Islam. Mereka juga meyakinkan orang lain agar memperjuangkan penegakan syariat Islam di Indonsua.

Bahkan, mereka sampai menginginkan pembuatan khilafah atau negara Islam di Indonesia. Selain itu, orang Islam yang terlibat tindakan radikal juga bisa dalam bentuk memberikan sumbangan yang dipandang untuk memperjuangkan syariat Islam.
Baca : Polisi Telusuri Perekrut 3 WNI ke Suriah

Namun, dari hasil survei tersebut memperlihatkan wajah Islam yang damai dan toleran di Indonesia. Soalnya, bberdasarka hasil survei terlihat 72 persen menolak tindakan radikal dengan kekerasan atas nama agama, 88,37 persen menyatakan bahwa masyarakat perlu bebas memeluk agama.

Hasil survei juga menunjukan bahwa 65.35 persen negara harus melindungi pemikiran yang berkembang di masyarakat, 82.3 persen menyatakan Pancasila dan UUD sesuai dengan Indonesia, dan 67.3 persen mendukung demokrasi.

"Hasil survey menunjukkan angka toleransi bangsa yang masih tinggi untuk tetap menegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta pentingnya kebebasan beragama dan demokrasi."

IMAM HAMDI
Simak pula : Adik Ipar Terkait Suap Pejabat Pajak, Jokowi: Diproses Hukum Saja

Berita terkait

Tangkap 16 Tersangka Teroris, BNPT Tegaskan NII Masih Eksis

31 Maret 2022

Tangkap 16 Tersangka Teroris, BNPT Tegaskan NII Masih Eksis

BNPT menangkap 16 orang terduga teroris yang disebut berafiliasi dengan NII.

Baca Selengkapnya

Kepala Densus 88: Kami Ingin Perlakukan Pelaku Teroris Sebagai Korban

21 Maret 2022

Kepala Densus 88: Kami Ingin Perlakukan Pelaku Teroris Sebagai Korban

Kepala Densus 88 menyatakan pihaknya menggunakan paradigma baru dengan menempatkan pelaku terorisme sebagai korban.

Baca Selengkapnya

Densus 88: Penangkapan Meningkat, Aksi Terorisme Menurun

21 Maret 2022

Densus 88: Penangkapan Meningkat, Aksi Terorisme Menurun

Densus 88 menyatakan aksi terorisme di Indonesia dalam dua tahun terakhir menurun setelah mereka melakukan penangkapan secara masif.

Baca Selengkapnya

Terduga Teroris Ditangkap di Bogor, Camat: Betul Warga Kami, Penjual Kimia

15 Juni 2021

Terduga Teroris Ditangkap di Bogor, Camat: Betul Warga Kami, Penjual Kimia

Camat Bogor Utara Marse Hendra Saputra membenarkan telah telah terjadi penangkapan terduga teroris di wilayahnya pada Senin, 14 Juni 2021.

Baca Selengkapnya

Napi Terorisme Dikurung di Gunung Sindur, Kemenkumham: Sejak Aksi Teroris Marak

16 April 2021

Napi Terorisme Dikurung di Gunung Sindur, Kemenkumham: Sejak Aksi Teroris Marak

Kepala Kanwil Kementerian Hukum dan HAM Jawa Barat Sudjonggo menjelaskan alasan mengapa menempatkan napi terorisme di Lapas Gunung Sindur.

Baca Selengkapnya

Densus 88 Tangkap PNS dan Nelayan Terduga Teroris di Aceh

22 Januari 2021

Densus 88 Tangkap PNS dan Nelayan Terduga Teroris di Aceh

Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri menangkap dua orang terduga teroris di Aceh pada 21 Januari 2021. Satu orang merupakan PNS dan lainnya nelayan

Baca Selengkapnya

Densus 88 Tangkap Terduga Teroris di Banten, Kelompok Jamaah Islamiyah

9 November 2020

Densus 88 Tangkap Terduga Teroris di Banten, Kelompok Jamaah Islamiyah

Densus 88 Antiteror Polri menangkap satu terduga teroris bernama Ahmad Zaini alias Ahyar alias Ahyas alias Epson di Banten.

Baca Selengkapnya

Pusat Krisis Covid-19 UI Berikan Layanan Konseling

24 April 2020

Pusat Krisis Covid-19 UI Berikan Layanan Konseling

Tim khusus FIK UI ini mengedukasi masyarakat tentang penularan, pencegahan dan tanda gejala COVID-19 hingga kesehatan mental masyarakat selama wabah.

Baca Selengkapnya

Peringkat UI Melonjak di World University Impact Rankings 2020

24 April 2020

Peringkat UI Melonjak di World University Impact Rankings 2020

Universitas Indonesia (UI) menempati peringkat 47 dunia sebagai perguruan tinggi yang mampu memberikan dampak bagi sosial dan ekonomi bangsa.

Baca Selengkapnya

Cegah Covid-19, DPPM UI Salurkan Bantuan Paket Kebersihan Diri

24 April 2020

Cegah Covid-19, DPPM UI Salurkan Bantuan Paket Kebersihan Diri

DPPM UI menyalurkan bantuan berupa 1.368 paket kebersihan diri berupa sampo, sikat dan pasta gigi untuk menunjang sanitasi cegah Covid-19.

Baca Selengkapnya