Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono memberikan pernyataan pers soal dugaan penyadapan percakapan telepon dirinya dengan Ketum MUI KH Ma'ruf Amin di Wisma Proklamasi, Jakarta, 1 Februari 2017. SBY menyatakan penyadapan tanpa perintah pengadilan merupakan sebuah kejahatan sehingga ia meminta kepada aparat penegak hukum untuk mengusut. ANTARA FOTO
TEMPO.CO, Jakarta - Ketika mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sedang galau, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto selalu menjadi orang pertama dari kalangan pemerintah yang dimintai tanggapan oleh wartawan. SBY mengeluh soal penyadapan, Wiranto yang ditanyai. SBY diduga sebagai dalang demo 4 November, Wiranto pula yang didatangi.
Berkali-kali harus "berurusan" dengan SBY, yang pernah menjadi kompetitornya, Wiranto mulai menunjukkan tanda-tanda bosan. Baru akan ditanyai soal cuitan SBY di Twitter yang meminta bantuan perlindungan kepada pemerintah, Wiranto lebih dahulu mengeluh terlalu sering ditanyai soal SBY. "Haduuhhhh, sudah tiga hari itu terus (ditanyai soal SBY)," kata Wiranto di Istana Kepresidenan, Senin, 6 Februari 2017.
Wiranto mengaku bahwa tidak semua berita tentang SBY diikuti. Soal cuitan terbaru SBY yang mengeluh didemo mahasiswa di Kuningan, Jakarta Selatan, hari ini, misalnya. Lagipula, kata dia, SBY sudah biasa mencuit di Twitter sehingga ia tidak heran atau penasaran lagi. "Ya biasa kan, beliau bolak-balik mencuit," ujarnya santai.
Ditanyai lebih lanjut soal cuitan SBY, Wiranto tampak ogah menjawab. Beberapa pertanyaan sempat didiamkannya sebelum akhirnya ia berkata bahwa masalah SBY, tak terkecuali soal pengamanan, tidak harus ditanyakan kepadanya. Bahkan, ia merasa tak perlu menjawabnya.
Di antaranya soal pengamanan SBY setelah didemo. "Masa yang jawab saya?” Ia meminta wartawan menanyakannya ke kepolisian. “Pengamanan-pengamanan kan urusan polisi," ujarnya.