Tak Terbukti, Kemlu Upayakan Pemulangan Polisi dari Sudan

Kamis, 2 Februari 2017 17:01 WIB

Anggota Satgas Garuda Bhayangkara II FPU Indonesia IX memperagakan yel usai upacara pemberangkatan di Lapangan Baharkam Mabes Polri, Jakarta, 19 Januari 2017. Kontingen ini akan bergabung dengan misi pemeliharaan perdamaian Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di Sudan. ANTARA/Muhammad Adimaja

TEMPO.CO, Jakarta - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir mengatakan sampai sekarang belum ada bukti yang dapat memastikan mengenai keterlibatan polisi Indonesia dalam percobaan penyelundupan senjata.


"Bila tidak ada bukti, kita akan berupaya untuk membawa pulang polisi Indonesia dari sana (Sudan). Komitmen kita pada misi perdamaian PBB sangat tinggi dan profesionalitas dari polisi dan tentara kita sangat diakui," ujar Arrmanatha di Kementerian Luar Negeri di Jakarta, Kamis, 2 Februari 2017.

Baca juga: Penyelundupan Senjata di Sudan, Menlu Berupaya Akses Bukti


Polisi Indonesia yang tergabung dalam pasukan perdamaian PBB, Pasukan Garuda Bhayangkara II Kontingen Formed Police Unit (FPU) IX tertahan di Sudan atas dugaan terlibat dalam kasus penyelundupan senjata.

"Yang dapat kita sampaikan soal penyelidikan polisi Indonesia yang tertahan di Sudan sejak dibentuk joint investigation belum ditemukan bukti terkait bahwa polisi kita itu bersalah," kata Arrmanatha Nasir.

Sebelumnya, pemerintah Darfur Utara, Sudan, menyebutkan pasukan polisi Indonesia yang tergabung dalam misi menjaga perdamaian di Darfur atau (United Nations African Mission in Darfur/UNAMID) ditangkap pada Jumat, 20 Januari 2017) waktu setempat di Bandara Al Fashir, Sudan.

Simak pula: Kemenlu: Tak Ditemukan Bukti Indonesia Selundupkan Senjata

Anggota polisi Indonesia itu diduga mencoba menyelundupkan senjata dan amunisi yang disamarkan seperti barang berharga. Informasi dari Pusat Media Sudan (Sudanese Media Centre) menyebutkan berbagai senjata dan amunisi yang diselundupkan meliputi 29 senapan Kalashnikov, enam senapan GM3, dan 61 pistol beragam jenis, serta berbagai amunisi dalam jumlah besar.

Namun, personel Polri yang tertahan karena diduga terlibat dalam penyelundupan senjata di Sudan itu sebelumnya sudah menyatakan bahwa barang tersebut bukan miliki Pasukan polisi Indonesia.

Lihat pula: Tuduhan Penyelundupan Senjata di Sudan, Polri: Itu Janggal

Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar menilai kasus penyelundupan senjata api yang dituduhkan Sudan terhadap Formed Police Unit (FPU) 8, satuan tugas Polri untuk misi perdamaian PBB itu merupakan kejanggalan.

“Kami perlu cari tahu apa motifnya,” ucapnya pada Kamis, 26 Januari 2017. Ia mengklaim selama delapan kali pergantian kontingen FPU, tidak ada masalah. Justru mereka dinilai berprestasi. Menurut dia, tim dari Indonesia mampu beradaptasi dan bekerja sama.

ANTARA | DANANG FIRMANTO

Baca juga:
Video Diduga Rizieq, Polisi Teliti Sprei Firza Husein
Perlakuan Ahok ke Ma'ruf Amin, MUI Keluarkan Pernyataan Ini


Berita terkait

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

2 hari lalu

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

4 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

Kementerian Luar Negeri RI membenarkan telah terjadi perkelahian sesama kelompok WNI di Korea Selatan persisnya pada 28 April 2024

Baca Selengkapnya

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

6 hari lalu

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

Biro-biro di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tidak percaya Israel gunakan senjata dari Washington tanpa melanggar hukum internasional

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

6 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

7 hari lalu

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

Taiwan kembali diguncang gempa bumi sampai dua kali pada Sabtu, 26 April 2024. Tidak ada WNI yang menjadi korban dalam musibah ini

Baca Selengkapnya

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

8 hari lalu

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

IOM merupakan organisasi internasional pertama yang menerima Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

8 hari lalu

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

Sebanyak 23 individu mendapat Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award karena telah berjasa dalam upaya pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

14 hari lalu

Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

Mengapa Amerika Serikat tolak keanggotaan penuh Palestina di PBB dengan hak veto yang dimilikinya? Bagaimana sikap Indonesia?

Baca Selengkapnya

Kemlu Respons Veto AS Soal Resolusi Negara Palestina di PBB

15 hari lalu

Kemlu Respons Veto AS Soal Resolusi Negara Palestina di PBB

Kementerian Luar Negeri RI menyoroti gagalnya PBB mensahkan keanggotaan penuh Palestina.

Baca Selengkapnya

Menteri Luar Negeri Rusia dan Iran Disebut Saling Kontak Sehari sebelum Serangan Ke Israel

17 hari lalu

Menteri Luar Negeri Rusia dan Iran Disebut Saling Kontak Sehari sebelum Serangan Ke Israel

Sergey Lavrov terhubung dalam percakapan telepon dengan Iran Hossein Amirabdollahian sebelum serangan membahas situasi di Timur Tengah

Baca Selengkapnya