Tangani Kasus Penyelundupan, Indonesia Minta Akses Khusus  

Reporter

Rabu, 25 Januari 2017 17:59 WIB

Ilustrasi senjata api. wennermedia.com

TEMPO.CO, Jakarta - Tim bantuan hukum Kementerian Luar Negeri kesulitan menemui Pasukan Perdamaian PBB asal Indonesia yang diduga mencoba menyelundupkan senjata melalui Bandara Al Fashir, Darfur, Sudan, pada 20 Januari 2017. Menurut Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, karena mereka belum mendapat akses ke kota itu dari Kota Khartoum.

“Kota Al-Fashir termasuk wilayah UNAMID (United Nation Mission in Darfur) yang memerlukan izin khusus dari Kementerian Luar Negeri Sudan dan UNAMID itu sendiri," kata Retno di Istana Kepresidenan, Rabu, 25 Januari 2017.

Baca:
Dituduh Selundupkan Senjata, Polri Salahkan Bandara...
Pesan Gatot untuk Pasukan Perdamaian: Hindari Tindak...

Sebagaimana telah diberitakan, 139 anggota kepolisian yang tergabung dalam Pasukan Perdamaian PBB ditahan aparat setempat saat hendak meninggalkan Bandara Al-Fashir. Petugas mendeteksi ada sejumlah senjata ilegal di bagasi mereka. Menurut Sudanese Media Center, senjata itu terdiri atas 29 senapan Kalashinikov, 6 senapan GM3, 61 handgun, dan amunisi dalam jumlah besar.

Baca juga:
Dugaan Penyelundupan Senjata, TNI: Itu Satuan Tugas...
Polri: Senjata Selundupan Bukan Milik Pasukan Indonesia

Penemuan senjata-senjata ilegal di antara bagasi milik kontingen Indonesia itu membuat mereka dituduh mencoba menyelundupkan senjata. Sampai sekarang, mereka ditahan hingga bisa dipastikan bahwa senjata itu bukan milik mereka ataupun akan diselundupkan.

Menteri akan berusaha mendapatkan akses khusus bagi tim bantuan hukum asal Indonesia. Akses khusus itu adalah izin masuk ke wilayah UNAMID dalam waktu satu hari.

Umumnya, kata Retno, izin masuk ke wilayah UNAMID hanya bisa dikeluarkan dalam waktu sepekan dari hari pengajuan. Namun, karena kasus tuduhan penyelundupan ini sifatnya darurat atau bahkan tak normal, diperlukan akses masuk sesegera mungkin.

"Informasi yang kami terima, ada beberapa kejanggalan yang harus diverifikasi agar Kontingen Polri kita mendapatkan hak-hak hukumnya secara penuh,” ujar Retno. Karena itu, Kementerian Luar Negeri menilai perlu ada tim bantuan hukum yang dikirim dari Jakarta. Retno enggan menyebutkan apa saja kejanggalan kasus penyelundupan di Sudan yang disampaikan kepadanya.

Untuk memperoleh akses khusus, Retno sudah mengarahkan Duta Besar Indonesia di Sudan untuk terus melobi Kementerian Luar Negeri Sudan dan UNAMID. Dia juga mengupayakan kontak langsung ke Kementerian Luar Negeri Sudan hari ini.

"Saya tidak akan menekankan kejanggalan (yang ditemukan) dalam komunikasi nanti, tapi lebih pada akses khusus karena itu yang lebih penting,” ucap Retno. Jika tim hukum berhasil masuk, tim bisa menjelaskan hal-hal yang dikhawatirkan Indonesia.

ISTMAN MP

Berita Terkait:

Kemlu: Pasukan Perdamaian dari Indonesia Ditahan di Sudan...
Prajurit TNI Latih Penduduk Kongo Gosok Gigi


Berita terkait

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

20 jam lalu

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

3 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

Kementerian Luar Negeri RI membenarkan telah terjadi perkelahian sesama kelompok WNI di Korea Selatan persisnya pada 28 April 2024

Baca Selengkapnya

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

5 hari lalu

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

Biro-biro di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tidak percaya Israel gunakan senjata dari Washington tanpa melanggar hukum internasional

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

5 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

6 hari lalu

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

Taiwan kembali diguncang gempa bumi sampai dua kali pada Sabtu, 26 April 2024. Tidak ada WNI yang menjadi korban dalam musibah ini

Baca Selengkapnya

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

6 hari lalu

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

IOM merupakan organisasi internasional pertama yang menerima Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

6 hari lalu

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

Sebanyak 23 individu mendapat Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award karena telah berjasa dalam upaya pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

10 hari lalu

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

Ada 10 negara yang paling tidak aman di dunia dan tidak disarankan untuk berkunjung ke sana. Siapa saja?

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

13 hari lalu

Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

Mengapa Amerika Serikat tolak keanggotaan penuh Palestina di PBB dengan hak veto yang dimilikinya? Bagaimana sikap Indonesia?

Baca Selengkapnya

800.000 Orang Berisiko Hadapi Bahaya Ekstrem di Sudan

13 hari lalu

800.000 Orang Berisiko Hadapi Bahaya Ekstrem di Sudan

PBB telah memperingatkan bahaya yang akan menimpa setidaknya 800.000 warga Sudan ketika pertempuran semakin intensif dan meluas di Darfur.

Baca Selengkapnya