Poster Open Recruitmen Diksar Mapala Unisi ke-37 UII Yogyakarta. Rektor UII, Harsoyo membenarkan ada nama senior yang disebut oleh Syaits Asyam, korban kekerasan dalam diksar tersebut. Facebook.com
TEMPO.CO, Karanganyar - Kepolisian Resor Karanganyar tengah mengumpulkan hasil visum dan otopsi para korban meninggal dalam Pendidikan Dasar Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. Dokumen hasil pemeriksaan medis tersebut sangat penting untuk mengungkap kejadian yang menyebabkan tiga korban tewas itu.
"Secara resmi, kami belum menerima dokumen tersebut," kata Kepala Polres Karanganyar Ajun Komisaris Besar Ade Safri Simanjuntak, Selasa, 24 Januari 2017.
Kegiatan pendidikan dasar Mapala UII yang berlangsung 13-20 Januari 2017 itu melibatkan 37 peserta. Tiga di antaranya meninggal.
Polisi telah melayangkan permintaan dokumen tersebut ke tiga rumah sakit dan satu puskesmas.
Salah satu korban tewas pendidikan dasar Mapala UII, Muhammad Fadli, sempat divisum di Puskesmas Tawangmangu. "Dia lantas meninggal dalam perjalanan menuju RSUD Karanganyar," katanya. Pihak rumah sakit juga telah mengotopsi jenazah korban.
Korban pendidikan dasar Mapala UII yang lain, Syaits Asyam, juga telah menjalani visum selama perawatan di RS Bethesda. Setelah meninggal, korban lantas diotopsi di RSUP Sardjito Yogyakarta.
Menurut Ade, pihaknya akan menganalisis dan membandingkan hasil visum dan otopsi korban tewas dalam pendidikan dasar Mapala UII. "Akan kami sinkronkan," katanya. Hasilnya akan diperkuat dengan keterangan para saksi.
Meski belum menerima secara resmi, Ade mengaku polisi sudah mendapat informasi mengenai hasil pemeriksaan itu. "Bahkan sudah ada titik terang," katanya. Dia yakin kasus tewasnya tiga mahasiswa dalam pendidikan dasar Mapala UII akan terungkap dalam waktu singkat.