Sawah Diserbu Hama, Petani Subang Oplos Obat Tanaman Sendiri

Reporter

Minggu, 22 Januari 2017 14:02 WIB

Petani membuka jaring pengaman hama burung saat panen padi di kawasan Panyileukan, Bandung, Jawa Barat, 9 Februari 2016. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Para petani di Subang, Jawa Barat, panik menghadapi berbagai serangan hama tanaman padi miliknya. Hama ganas seperti wereng batang cokelat, ganjur, blas, tikus dan keong emas, tak mempan dibasmi aneka jenis pestisida.

Lantaran kalap, mereka melakukan tindakan di luar pakem pemberantasan hama. Mereka menggunakan obat racikan “aneh”. "Untuk membasmi wereng saya gunakan oplosan pestisida dan sabun deterjen,” kata Kusnadi, petani di Desa Cihambulu, Kecamatan Pabuaran. Sedangkan untuk membasmi tikus, mereka menggunakan oplosan oli, keong emas, dan tembakau.

Baca:

Petani dan Militer VS Hama Padi


Obat racikan aneh itu dianggap lebih manjur ketimbang pestisida biasa. "Hasilnya lumayan, padi saya bisa diselamatkan. Meski tetap harus melakukan tanam sulam," ujar Kusnadi.

Darta, petani di Desa Dawuan Kaler, juga meracik sendiri obat tanaman padinya. "Pestisida dan minyak tanah," ujarnya. Batang cokelat membuat tanamannya busuk di bagian rumpun dan batang serta meranggas daunnya. "Itu bisa berlangsung seketika dalam waktu satu malam," ujar Darta.

Kepala Desa Cihambulu, Hasan Abdul Munir, mengatakan dari 200 hektarean tanaman padi milik warganya, 80 hektar di antaranya rusak parah akibat serangan wereng batang cokelat, keong emas, dan tikus. "Tanaman yang diserang ada yang baru berumur 50 hari dan siap panen."

Serangan hama paling ganas adalah wereng batang cokelat. Akibat serangan batang cokelat itu, padi yang bisa dipanen setiap hektarenya paling menghasilkan dua sampai tiga ton. Padahal, jika dalam kondisi normal hasil panennya bisa mencapai enam ton per hektarenya.

Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Subang, Djaja Rohadmadja, tak menampik adanya serangan berbagai macam hama dalam masa tanam rendeng itu. Namun, menurut dia, semuanya masih wajar. "Masih terkendali," kata Djadja.

Soal petani meracik obat aneh, Dinas tak bisa melarangnya karena itu inisiatif petani sendiri. Ia mengaku telah menjelaskan agar petani tetap menggunakan pestisida, namun mereka tetap ngotot pakai obat racikannya sendiri.

Djadja mengatakan hama wereng batang cokelat sudah menyerang 354 hektare, penggerek batang menghabiskan tanaman 64 hektare, blas 26 hektare dan tikus seluas 46 hektare tanaman padi berusia dua pekan hingga yang siap dipanen. Upaya pemberantasan hama yang sudah dilakukan dengan cara gropyokan atau gotong royong. "Gropyokan dilakukan bukan saja dalam membasmi hama tikus, tetapi juga wereng batang cokelat, blas dan penggerek batang."

Pada saat gropyokan, Dinas juga memberikan obat pestisida secara gratis. "Kami juga membimbing untuk mengendalikan serangan hama ganas itu."

NANANG SUTISNA

Berita terkait:

Petani Pakai Pola Refugia: Hama Musnah, Beras Melimpah
Refugia, Sistem Pembasmi Hama dengan Bunga


Berita terkait

Guru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?

32 hari lalu

Guru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?

Guru Besar Unpad memaparkan sejumlah metode pemberantasan gulma di lahan tani. Pemakaian hebrisida efektif, namun berisiko.

Baca Selengkapnya

Paman Bashar Al Assad akan Diadili di Swiss atas Kejahatan Perang

46 hari lalu

Paman Bashar Al Assad akan Diadili di Swiss atas Kejahatan Perang

Rifaat Al Assad, paman presiden Suriah Bashar Al Assad, akan diadili di Swiss atas kejahatan perang

Baca Selengkapnya

Penemuan 3 Jenis Ngengat Baru, Salah Satunya Harus Diwaspadai Petani Cengkeh

16 Februari 2024

Penemuan 3 Jenis Ngengat Baru, Salah Satunya Harus Diwaspadai Petani Cengkeh

Temuan tiga spesies ngengat baru bisa membantu upaya penanggulangan hama.

Baca Selengkapnya

Dana Abadi Pesantren Merupakan Hasil Perjuangan PKB

27 Oktober 2023

Dana Abadi Pesantren Merupakan Hasil Perjuangan PKB

Program Dana Abadi Pesantren sudah berjalan selama 2 tahun dan sudah bisa dirasakan manfaatnya oleh pondok-pondok pesantren.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Unpad Gagas Prototipe Gensystem, Robot Pintar untuk Monitoring Hama dan Penyakit Tanaman

20 Oktober 2023

Mahasiswa Unpad Gagas Prototipe Gensystem, Robot Pintar untuk Monitoring Hama dan Penyakit Tanaman

Fungsi robot pintar ini digagas guna menghindari kerugian hasil produksi tanaman yang diakibatkan oleh hama dan penyakit.

Baca Selengkapnya

Diserang Hama Uret, Ratusan Hektare Lahan Tebu di Lumajang Gagal Panen

19 Oktober 2023

Diserang Hama Uret, Ratusan Hektare Lahan Tebu di Lumajang Gagal Panen

Hama uret menyerang ratusan hektare lahan tebu di sejumlah kecamatan di Kabupaten Lumajang. Akibatnya, banyak petani mengalami gagal panen.

Baca Selengkapnya

Cara Mudah Usir Siput dan Bekicot Perusak Tanaman

2 Oktober 2023

Cara Mudah Usir Siput dan Bekicot Perusak Tanaman

Untuk mengusir siput dan bekicot, banyak tukang kebun menggunakan produk racikan sendiri dengan hasil yang instan pula. Berikut di antaranya.

Baca Selengkapnya

5 Manfaat Eco Enzyme

16 September 2023

5 Manfaat Eco Enzyme

Salah satu manfaat utama eco enzyme adalah sebagai pembersih alami. Ini dapat digunakan untuk membersihkan lingkungan rumah, kamar mandi, dapur, dan bahkan lantai.

Baca Selengkapnya

Jangan Dibuang! Berikut Cara Membuat Pestisida dari Puntung Rokok

21 Juli 2023

Jangan Dibuang! Berikut Cara Membuat Pestisida dari Puntung Rokok

Selepas merokok, biasanya puntung rokok akan dibuang begitu saja dan menjadi limbah sekaligus sampah yang cukup meresahkan. Lalu, bagaimana jika ternyata limbah puntung rokok dapat dimanfaatkan menjadi pestisida?

Baca Selengkapnya

Resep Ikan Bakar Etong Khas Subang yang Mudah dan Praktis

20 Juli 2023

Resep Ikan Bakar Etong Khas Subang yang Mudah dan Praktis

Masakan khas asal Subang, Jawa Barat ini diolah dengan memanggang Ikan di atas bara api atau gril.

Baca Selengkapnya