Marak Jual Beli Jabatan, Ini Modus-Modusnya

Reporter

Selasa, 17 Januari 2017 17:01 WIB

Deputi pencegahan KPK Pahala Naigolan membuka seminar literasi antikorupsi di Gedung KPK, Jakarta, 2 November 2015. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Jakarta - Kasus jual beli jabatan di lingkungan pemerintah daerah menjadi perhatian Divisi Pencegahan Komisi Pemberantasan Korupsi pada 2017. Deputi Pencegahan KPK Pahala Nainggolan menuturkan indikasi jual beli jabatan ini terjadi hampir di 90 persen daerah seluruh Indonesia.

Modus yang digunakan pun beragam. Untuk bupati inkumben, kata Pahala, modus yang digunakan adalah menggunakan kepala-kepala dinasnya sebagai tim sukses. "Kadis-kadis jadi tim sukses dan kumpulkan suara, imbalannya nanti jabatan," kata dia saat dihubungi, Selasa, 17 Januari 2017.

Menurut Pahala, kepala dinas yang sering dijadikan mesin bagi bupati inkumben adalah kepala dinas yang berada di lahan basah. Misalnya pendidikan, kepala dinas kesehatan, dan kepala dinas PU. Jika di daerah tambang, biasanya kepala daerah juga mengajak kepala dinas ESDM.

"Dinas-dinas ini jadi kaya mesin buat dia, kalau dia lihat kooperatif dipertahanin, kalau enggak diganti," ujar dia.

Baca:
Rawan Jual-Beli Jabatan, 10 Daerah Ini Diawasi Ketat KPK
Wiranto: Pejabat Hasil Jual Beli Jabatan Kualitasnya Lemah

Pengganti kepala-kepala dinas yang dianggap tak kooperatif pun biasanya tidak melalui prosedur yang seharusnya. Pejabat yang ingin menjadi kepala dinas, kata Pahala, biasanya menghubungi anggota DPRD yang memiliki kedakatan dengan bupati, atau melalui partai politik. "Bisa juga langsung ke bupati," ujarnya.

Jual beli jabatan tak hanya bisa dilakukan oleh kepala daerah yang inkumben. Kepala daerah baru yang notabene belum memiliki orang kepercayaan pun bisa dagang promosi jabatan melalui sponsor.

"Kalau dia maju kan pakai sponsor. Untuk balikin duit sponsor pilkada yaitu dengan jabatan yang dijual belikan," kata Pahala. Caranya bisa dengan pihak sponsor menawarkan seseorang untuk menjadi kepala dinas. Harapannya, saat orang itu menjadi kepala dinas, bisa mengamankan perusahaan yang menjadi sponsor kepala daerah saat pilkada.

Kepala dinas usulan sponsor itu, kata Pahala, biasanya juga akan memberikan proyek APBD kepada perusahaan sponsor. Atau minimal dimudahkan untuk urusan perizinan. "Pokoknya dijagalah bisnisnya, misal perusahaan itu punya perkebunan. Itu dijaga," kata dia.

Pahala menilai dagang jabatan yang terjadi di Klaten tergolong brutal. Sebab, biasanya kepala daerah hanya menggerakkan kepala dinas, tak sampai ke bawah-bawah seperti kepala sekolah. "Mungkin karena sistem yang sekarang bantuan itu langsung ke sekolah, enggak lewat dinas, makanya dihajar langsung," ucap dia.

Keterlibatan DPRD dalam urusan dagang jabatan pun patut dicurigai. Pahala mengatakan, gaji anggota Dewan Daerah yang kecil membuat mereka mudah diajak menjadi calo transaksi. "Imbalannya nanti si DPRD dikasih beberapa proyek peraturan daerah yang perlu dibahas," katanya.

Menurut Pahala, indikasi maraknya jual beli jabatan itu disebabkan oleh sistem yang digunakan saat ini keliru. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Perangkat Daerah dianggapnya menyebabkan banyak masalah. "Perampingan struktur akan membuat semakin banyak orang saling iri dan suap-suapan banyak terjadi," ucap dia.

Dalam waktu dekat, Pahala mengatakan lembaganya akan mengadakan rapat bersama Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dan Kementerian Dalam Negeri untuk membuat panduan pengisian sumber daya manusia di daerah. "Dalam konsep pencegahan, perbaikan, pengelolaan SDM, spesifiknya pengisian jabatan di daerah, KPK konsen itu di 2017," katanya.

MAYA AYU PUSPITASARI | MITRA TARIGAN

Baca: Perputaran Uang dari Jual-Beli Jabatan Mencapai Rp 35 triliun

KPK

Berita terkait

Alexander Marwata Benarkan Pernyataan Nurul Ghufron Soal Diskusi Mutasi ASN di Kementan

5 jam lalu

Alexander Marwata Benarkan Pernyataan Nurul Ghufron Soal Diskusi Mutasi ASN di Kementan

Alexander Marwata mengaku membantu Nurul Ghufron untuk mencarikan nomor telepon pejabat Kementan.

Baca Selengkapnya

IM57+ Nilai Nurul Ghufron Panik

17 jam lalu

IM57+ Nilai Nurul Ghufron Panik

Nurul Ghufron dinilai panik karena mempermasalahkan prosedur penanganan perkara dugaan pelanggaran etiknya dan menyeret Alexander Marwata.

Baca Selengkapnya

KPK Bilang Kasus SYL Berpotensi Meluas ke TPPU, Apa Alasannya?

18 jam lalu

KPK Bilang Kasus SYL Berpotensi Meluas ke TPPU, Apa Alasannya?

Menurut KPK, keluarga SYL dapat dijerat dengan hukuman TPPU pasif jika dengan sengaja turut menikmati uang hasil kejahatan.

Baca Selengkapnya

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Mangkir tanpa Alasan, KPK: Praperadilan Tak Hentikan Penyidikan

1 hari lalu

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Mangkir tanpa Alasan, KPK: Praperadilan Tak Hentikan Penyidikan

KPK mengatakan, kuasa hukum Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor seharusnya berperan mendukung kelancaran proses hukum.

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Sebut Nama Pimpinan KPK Lainnya Dalam Kasus Mutasi Pegawai Kementan

1 hari lalu

Nurul Ghufron Sebut Nama Pimpinan KPK Lainnya Dalam Kasus Mutasi Pegawai Kementan

Nurul Ghufron menyebut peran pimpinan KPK lainnya dalam kasus dugaan pelanggaran kode etik yang menjerat dirinya.

Baca Selengkapnya

Usai Tak Hadiri Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Gugatan ke PTUN Bentuk Pembelaan

1 hari lalu

Usai Tak Hadiri Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Gugatan ke PTUN Bentuk Pembelaan

Wakil KPK Nurul Ghufron menilai dirinya menggugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta bukan bentuk perlawanan, melainkan pembelaan diri.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

1 hari lalu

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menjelaskan perihal laporan dugaan pelanggaran etik yang ditujukan kepadanya soal mutasi ASN di Kementan.

Baca Selengkapnya

Tak Hadir Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Sengaja Minta Penundaan

1 hari lalu

Tak Hadir Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Sengaja Minta Penundaan

Nurul Ghufron mengatakan tak hadir dalam sidang etik Dewas KPK karena sengaja meminta penundaan sidang.

Baca Selengkapnya

KPK Sita Kantor NasDem di Sumatera Utara dalam Kasus Korupsi Bupati Labuhanbatu

1 hari lalu

KPK Sita Kantor NasDem di Sumatera Utara dalam Kasus Korupsi Bupati Labuhanbatu

KPK menyita kantor Partai NasDem di Labuhanbatu, Sumatera Utara, dalam perkara korupsi yang menjerat Bupati Erik Atrada Ritonga.

Baca Selengkapnya

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

1 hari lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya