Surakarta akan Hapus Persawahan dari Peta Tata Ruang Wilayah

Reporter

Kamis, 12 Januari 2017 18:18 WIB

Ilustrasi sawah/ pertanian dan pembangunan perumahan. ANTARA/Aditya Pradana Putra

TEMPO.CO, Solo - Pemerintah Kota Surakarta berencana menghapus kawasan persawahan dari peta perencanaan tata ruang kota. Mereka menganggap pasokan beras dari daerah sekitar sudah mampu menyangga kebutuhan pangan di kota itu.

Sekretaris Daerah Kota Surakarta Budi Yulistyanto menyebut terdapat 110 hektar lahan yang masuk dalam peta hijau atau sawah lestari. "Peta tersebut mengacu pada Perda Tata Ruang Wilayah milik Provinsi Jawa Tengah dan Kota Surakarta," katanya, Kamis 12 Januari 2017.

Peta hijau itu berada di Surakarta wilayah utara, meliputi Kelurahan Sumber, Banyuanyar serta Kadipiro. Lahan pertanian itu sangat kecil jika dibandingkan dengan luas kota yang mencapai 44,4 kilometer persegi.

Meski lahan yang dinyatakan sebagai peta hijau mencapai 110 hektar, Budi menyebut luas persawahan riil di kota itu tidak mencapai jumlah tersebut. "Hanya tinggal 80 hektar," katanya. Penyebabnya, lahan sawah di peta hijau itu banyak dimiliki oleh orang luar kota sehingga tidak tergarap.

Budi mengatakan Pemerintah Kota Surakarta akan mengusulkan untuk menghapus peta hijau dalam perencanaan tata ruang kota. Dia beranggapan bahwa persawahan di kota itu sudah tidak berkembang. "Juga sudah tidak cocok untuk wilayah perkotaan," katanya.

Menurutnya, infrastruktur yang disediakan oleh pemerintah tidak sebanding dengan panen yang dihasilkan oleh lahan persawahan itu. "Seperti pemerintah tetap harus menyediakan irigasi," katanya. Selain itu, selama ini kebutuhan pangan untuk Kota Surakarta sudah tercukupi dari pasokan kabupaten sekitar.

Penghapusan peta hijau tersebut akan diajukan pada Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. "Saat ini mereka tengah melakukan revisi Perda Tata Ruang Wilayah," katanya. Jika usul itu disetujui, Pemkot Surakarta juga akan melakukan revisi terhadap perda yang sama.

Dia yakin penghapusan itu bisa memberikan dampak positif untuk pembangunan kota. "Lahan bisa digunakan untuk kegiatan lain yang lebih produktif," katanya. Selama ini, pihaknya tidak bisa mengeluarkan izin pengeringan di daerah tersebut meski sawahnya sudah tidak lagi tergarap.

Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Peternakan Kota Surakarta Weni Ekayanti menyebut sawah di kota itu memang sudah tidak produktif. Saat ini tinggal 146 warga yang tercatat bekerja sebagai petani. "Itu pun mereka menggarap sawah milik orang lain," katanya.

Selain itu, penggarapan sawah di areal tersebut sudah tidak berjalan maksimal. "Setahun hanya dua kali panen," katanya. Para petani juga memilih untuk mencari pekerjaan lain saat musim kemarau.

AHMAD RAFIQ

Berita terkait

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

2 hari lalu

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

BTN mengusulkan skema dana abadi untuk membiayai program 3 juta rumah yang dicanangkan oleh pasangan Capres-cawapres terpilih Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Pro Kontra Rencana Pemerintah Buka Lahan Sejuta Hektar di Kalimantan untuk Padi Cina

2 hari lalu

Pro Kontra Rencana Pemerintah Buka Lahan Sejuta Hektar di Kalimantan untuk Padi Cina

Rencana pemerintah membuka lahan sejuta hektar di Kalimantan Tengah untuk proyek penanaman padi Cina dinilai tidak perlu.

Baca Selengkapnya

Lahan Sejuta Hektar untuk Padi Cina: Upaya Luhut, Keheranan Pakar IPB dan Contoh Sukses di Gurun Dubai

4 hari lalu

Lahan Sejuta Hektar untuk Padi Cina: Upaya Luhut, Keheranan Pakar IPB dan Contoh Sukses di Gurun Dubai

Menko Luhut mengatakan, Cina bersedia untuk mengembangkan pertanian di Kalimantan Tengah dengan memberikan teknologi padinya.

Baca Selengkapnya

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

5 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya

Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

5 hari lalu

Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) mengkritik wacana penggunaan lahan 1 juta hektare di Kalimantan untuk adaptasi sawah padi dari Cina.

Baca Selengkapnya

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah, Jika Diminta

5 hari lalu

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah, Jika Diminta

Bulog mengaku siap jika diminta pemerintah menjadi off-taker gabah dari kerjasama pertanian Indonesia dan Cina

Baca Selengkapnya

Luhut Gandeng Cina Kembangkan Teknologi Penanaman Padi di Kalteng: Tinggal Cari Partner Lokal

6 hari lalu

Luhut Gandeng Cina Kembangkan Teknologi Penanaman Padi di Kalteng: Tinggal Cari Partner Lokal

Luhut Pandjaitan menyatakan bahwa Cina bersedia turut memberikan teknologi padinya ke Indonesia

Baca Selengkapnya

Mentan Galakkan Pompanisasi 500 Ribu Hektare di Jawa, Siapkan Anggaran Rp 5,8 Triliun

40 hari lalu

Mentan Galakkan Pompanisasi 500 Ribu Hektare di Jawa, Siapkan Anggaran Rp 5,8 Triliun

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman bakal melakukan pompanisasi pada 500 ribu hektare lahan tadah hujan di Pulau Jawa.

Baca Selengkapnya

Studi Peminum Ciu di Surakarta, Mayoritas Islam Abangan

44 hari lalu

Studi Peminum Ciu di Surakarta, Mayoritas Islam Abangan

Pemilik pabrik ciu di Surakarta bahkan didapati sudah menjalani ibadah Haji.

Baca Selengkapnya

Sawah di Pangkep Sulawesi Selatan Terancam Gagal Panen, Petani: Biaya yang Sudah Dikeluarkan Rp 5 Juta

48 hari lalu

Sawah di Pangkep Sulawesi Selatan Terancam Gagal Panen, Petani: Biaya yang Sudah Dikeluarkan Rp 5 Juta

Padi di Kabupaten Pangkejene dan Kepulauan (Pangkep) terancam gagal panen. Musababnya , sawah para petani digenangi air setinggi dada orang dewasa.

Baca Selengkapnya