Cabai Gerandong Asal Kediri Tahan Hama Penyakit dan Hujan  

Reporter

Kamis, 12 Januari 2017 13:19 WIB

Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian, Spudnik Sujono saat menjawab pertanyaan wartawan terkait melambungnya harga cabai di pasaran bertempat di kantornya, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, 7 November 2016. Tempo/Richard Andika Sasamu

TEMPO.CO, Malang - Tanaman cabai varian gerandong asal Kediri, Jawa Timur, akan diteliti dan dilepaskan untuk varietas tanaman cabai nasional. Cabai gerandong diklaim memiliki berbagai keunggulan, seperti tahan hama, penyakit, dan tahan hujan.

”Tanamannya sehat, buah lebat, umurnya mencapai setahun,” kata Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Spudnik Sujono saat memanen cabai rawit di Desa Purworejo, Ngantang, Kabupaten Malang, Rabu, 11 Januari 2017.

Varietas gerandong merupakan varietas lokal di Kediri. Tanaman ini disebut memiliki keunggulan yang mengalahkan tanaman serupa berjenis hibrida. Penelitian tanaman atau bibit cabai unggul dilakukan untuk menghasilkan varietas untuk menggenjot produksi cabai rawit nasional. Terutama menghadapi musim hujan seperti sekarang. “Cuaca berpengaruh terhadap tanaman cabai, penyakit mudah menyerang,” kata Spudnik.

Ketua Kelompok Gemah Ripah Desa Purworejo, Yugiantoro, mengatakan selama ini petani menanam varietas Manu. Tanaman cabai varietas lokal ini juga rentan terhadap cuaca.

Dari total luas tanaman cabai seluas 360 hektare, sebagian tanaman terlihat rusak. Batang mengering dan dedaunan rontok. Dampaknya, tanaman cabai rusak dan kemudian mati. Untuk menanggulangi masalah itu, petani menggunakan pestisida hayati dan pupuk organik.

Setiap hektare tanaman cabai membutuhkan biaya sebesar Rp 90 juta. Dana itu digunakan untuk membeli bibit, pupuk, dan pestisida. Selain itu, digunakan untuk ongkos tanam, perawatan, dan panen, sehingga petani untung jika cabai minimal seharga Rp 10 ribu.

Rata-rata tanaman cabai dapat bertahan hingga setahun. Selama itu, petani bisa memanen hingga 60 kali. Rata-rata produksi cabai rawat per hektare mencapai 15 ton.

EKO WIDIANTO



Berita terkait

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

4 jam lalu

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

Kekeringan El Nino sudah overlap dan harus waspada.

Baca Selengkapnya

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

3 hari lalu

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

Program Electrifying Agriculture (EA) dari PT PLN (Persero), terus memberikan dampak positif bagi pertanian di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

7 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

9 hari lalu

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

12 hari lalu

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.

Baca Selengkapnya

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

12 hari lalu

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.

Baca Selengkapnya

Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

22 hari lalu

Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat telah merusak hingga ribuan hektare lahan pertanian di sekitar wilayah tersebut.

Baca Selengkapnya

Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

34 hari lalu

Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

Google berupaya untuk mengimplementasikan teknologi Google AI AnthroKrishi ini untuk skala global, termasuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

37 hari lalu

Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

Jokowi pada hari ini meresmikan bendungan dan daerah irigasi Gumbasa di Kabupaten Sigi, Sulteng yang telah direhabilitasi dan direkonstruksi.

Baca Selengkapnya

Guru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?

37 hari lalu

Guru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?

Guru Besar Unpad memaparkan sejumlah metode pemberantasan gulma di lahan tani. Pemakaian hebrisida efektif, namun berisiko.

Baca Selengkapnya