TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan pembentukan Badan Siber Nasional masih menunggu finalisasi dan arahan Presiden Joko Widodo. Sebab, hingga kini masih ada pandangan yang berbeda di internal kabinet soal lembaga tersebut.
"Masih ada dua pandangan di internal kabinet yang harus segera disamakan," kata Pramono, Senin, 9 Januari 2017, di kantornya, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta. Perbedaan pandangan itu menyangkut apakah badan siber akan berdiri sendiri menjadi Badan Siber Nasional yang disingkat Basinas ataukah menjadi satu dengan Lembaga Sandi Negara.
Perbedaan pandangan itu, kata Pramono, memerlukan arahan dan finalisasi dari Jokowi. Namun, dia mengaku pihaknya telah menyiapkan peraturan presiden dan sudah diajukan ke Jokowi pada Senin. Nantinya, presiden akan memutuskan bentuk badan siber dari dua pandangan tersebut.
Pramono mengatakan tugas, fungsi, dan tujuan pembentukan badan tersebut adalah mengantisipasi perkembangan siber yang amat pesat. Apalagi, persoalan siber kini tidak hanya menimpa negara-negara berkembang, melainkan negara maju, termasuk Amerika Serikat.
Pembentukan Badan Siber Nasional, Pramono melanjutkan, tidak hanya dimaksudkan untuk mengantisipasi berita palsu atau hoax, tapi lebih besar dari itu, yakni menyangkut pertahanan negara. Sebab, persoalan pertahanan bisa muncul dari serangan siber sehingga kehadiran Badan Siber dianggap sangat dibutuhkan.
"Mudah-mudahan dalam waktu-waktu ini segera Badan Siber Nasional ataukah Badan Siber dan Lembaga Sandi Negara segera diputuskan Presiden," kata Pramono.
AMIRULLAH SUHADA
Berita terkait
AirNav Indonesia Pastikan Kabar Pesawat Jatuh di Perairan Bengga NTT Hoax
11 hari lalu
AirNav Indonesia memastikan kabar adanya pesawat terbang rendah yang jatuh di perairan Bengga Nagekeo yang tersebar luas adalah tidak benar alias hoax
Baca SelengkapnyaPramono Anung Bicara soal Hubungannya dengan Pratikno di Dua Periode Jokowi
14 hari lalu
Pramono Anung mengaku senang bekerja sama dengan Pratikno.
Baca SelengkapnyaVideo Viral Penangkapan Paksa Istri Anggota TNI yang Laporkan Suami Selingkuh, Polda Bali: Hoax
18 hari lalu
Polda Bali buka suara perihal penangkapan paksa istri anggota TNI yang mempunyai anak usia 1,5 tahun dan menyusui di sel tahanan.
Baca SelengkapnyaBeda Sikap PDIP dan Relawan Jokowi Soal Wacana Pertemuan dengan Megawati
18 hari lalu
Relawan Jokowi menilai silaturahmi dengan Megawati penting dan strategis dalam kerangka kebangsaan dan kenegaraan.
Baca SelengkapnyaRespons PDIP hingga Istana Soal Wacana Pertemuan Jokowi dan Megawati
20 hari lalu
Istana Kepresidenan menyatakan Presiden Jokowi sangat terbuka untuk bersilaturahmi dengan siapa saja, apalagi dengan tokoh-tokoh bangsa.
Baca SelengkapnyaIstana Minta Maaf, Ini Kronologi Open House Jokowi Ricuh
23 hari lalu
Istana meminta maaf karena tak bisa mengakomodasi semua warga yang mengikuti acara open house Jokowi.
Baca SelengkapnyaPresiden Peru Ogah Mundur Usai Rumahnya Digeledah Perkara Jam Rolex
33 hari lalu
Rumah dan istana Presiden Peru Dina Boluarte digerebek dalam penyelidikan terhadap kepemilikan jam tangan mewah Rolex.
Baca SelengkapnyaBeredar Video Dampak Gempa di Pulau Bawean, BMKG: Hoax
42 hari lalu
BMKG menyatakan bahwa video tersebut bukan dampak dari gempa magnitudo 6,5 di Laut Jawa pada Jumat sore.
Baca SelengkapnyaApresiasi MK Hapus Pidana Berita Bohong, ICJR: Jaminan Hak Kebebasan Berekspresi dan Berpendapat
42 hari lalu
Institute for Criminal Justice Reform (ICJR) mengapresiasi putusan Mahkamah Konstitusi yang menghapus pidana berita bohong.
Baca SelengkapnyaDeretan Kritik Kepada Rumah Menteri dan Istana Wapres di IKN
49 hari lalu
Bangunan baru di Istana Negara IKN seperti rumah menteri dan istana wakil presiden mendapat kritik. Berikut fakta-faktanya.
Baca Selengkapnya