Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi berbincang dengan Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop di Jakarta, 21 Maret 2016. REUTERS
TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia mencantumkan Australia dalam Buku Putih Pertahanan RI 2015 yang diluncurkan pada 31 Maret 2016. Dalam buku tersebut dinyatakan hubungan antara Indonesia dan Australia memiliki sejarah yang cukup panjang sejak perjuangan bangsa Indonesia mempertahankan kemerdekaan.
“Dalam perkembangannya, hubungan bilateral antara Indonesia dan Australia sangat dinamis,” tulis Buku Putih Pertahanan RI poin 6.3.2 halaman 93 tersebut.
Disebutkan pula, karena Indonesia dan Australia berdekatan secara geografis, posisi Indonesia dan Australia menjadi sangat penting secara geopolitik bagi kedua negara untuk menjalin hubungan bilateral dan berkontribusi menciptakan stabilitas dan perdamaian kawasan.
Kerja sama yang erat kedua negara dituangkan dalam Lombok Treaty (Agreement between the Republic of Indonesia and Australia on the Framework for Security Cooperation) yang ditandatangani pada 2006.
Kesepakatan itu ditindaklanjuti dengan pengaturan antara Kementerian Pertahanan RI dan Departemen Pertahanan Australia tentang kerangka kerja mengenai kerja sama keamanan dan rencana aksi di bidang pertahanan yang ditandatangani pada 2012.
Ruang lingkup kerja sama meliputi pertahanan, penegakan hukum, pemberantasan terorisme, intelijen, maritim, keselamatan dan keamanan penerbangan, pencegahan proliferasi senjata pemusnah massal, tanggap darurat, organisasi internasional yang terkait dengan masalah-masalah keamanan, serta peningkatan pemahaman antara masyarakat dan antar-individu.
Kedua negara sangat intensif menjalin komunikasi dan konsultasi pertahanan melalui forum dialog, di antaranya Indonesia-Australia Defence Strategic Dialogue (IADSD), Australia-Indonesia High Level Committee (Ausindo HLC), serta Two Plus Two antara Menteri Luar Negeri dan Menteri Pertahanan kedua negara.