Penyebab Berita Hoax Beredar: Masyarakat Kurang Banyak Baca  

Reporter

Rabu, 4 Januari 2017 22:35 WIB

Digitalbirmingham.co.uk

TEMPO.CO, Surabaya - Kurangnya budaya membaca menjadi salah satu penyebab cepatnya peredaran berita bohong atau hoax. Septiaji Eko Nugroho, pendiri dan ketua Masyarakat Anti Fitnah Indonesia, menyatakan hal itu menimpa masyarakat dari berbagai kalangan, termasuk yang berpendidikan tinggi. "Karena orang-orang enggan membaca," kata pria yang akrab disapa Aji, di Surabaya, Rabu, 4 Januari 2017.

Padahal, lanjut Aji, rata-rata situs penyebar berita bohong tersebut tak beridentitas serta tak jelas pengelola dan redaksionalnya. Karena itu, Masyarakat Anti Fitnah merangkul komunitas literasi dalam gerakan anti berita bohong.

Acara Turn Back Hoax diadakan serentak di tujuh kota, yaitu Jakarta, Surabaya, Bandung, Solo, Yogyakarta, Semarang, dan Wonosobo, pada Minggu, 8 Januari 2017. Di tujuh kota tersebut, Aji menjelaskan, jaringan para relawan yang dibentuk bergerak melalui media sosial. Di Surabaya, acara aksi Turn Back Hoax diadakan di Taman Bungkul pukul 06.00-09.00.

Baca juga:
Ini Penyebab Berdirinya Komunitas Masyarakat Anti Hoax
Dirjen Kebudayaan: Profesor dan Doktor pun Percaya Hoax


Selain acara tersebut, kelompok Anti Hoax Surabaya bakal mengampanyekan literasi media ke berbagai sekolah di level SMP dan SMA. Sebab, anak-anak usia tersebut dinilai telah terpapar media sosial. Hubungan keluarga dan pertemanan bahkan rusak gara-gara berita bohong. Kampanye literasi juga diadakan di Solo dan Yogyakarta.

Jangka pendeknya, kata Aji, gerakan deklarasi anti hoax tersebut membangkitkan kesadaran masyarakat tentang penggunaan media sosial dan menyikapi berita bohong dengan mendirikan booth, membuat back drop, serta mengadakan aksi tanda tangan mendukung deklarasi anti berita bohong. "Kami ingin tidak ada saling hujat di media sosial," kata Aji.

Dia mengaku merangkul sejumlah tokoh dari berbagai kalangan untuk bekerja sama dalam gerakan anti berita bohong tersebut, seperti kalangan artis, tokoh agama dan lintas agama, komunitas, pemerintahan, serta polisi. Adapun jumlah total relawan dalam Masyarakat Anti Berita Fitnah mencapai 28 ribu orang. Para relawan ini tak hanya berkampanye gerakan anti berita fitnah dan bohong, melainkan berupaya mengklarifikasi berita-berita bohong yang berseliweran di dunia maya.

Roziqi, relawan Anti Hoax Surabaya, menjelaskan, gerakan anti berita bohong di Kota Pahlawan menggunakan pendekatan literasi dengan anggapan bahwa kota ini dipengaruhi kaum akademisi. "Kami juga mengajak komunitas pustakawan," ujar dia.

NIEKE INDRIETTA | ENDRI KURNIAWATI

Baca juga:
Gandeng Dewan Pers, Kementerian Komunikasi Razia Portal Hoax
Dewan Pers Buat Barcode untuk Melawan Media Massa Palsu

Berita terkait

Eri Cahyadi Terima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

2 hari lalu

Eri Cahyadi Terima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengukir sejarah baru dalam kepemimpinannya di Kota Surabaya.

Baca Selengkapnya

Pembangunan Infrastruktur di Kota Surabaya Rampung 2024

4 hari lalu

Pembangunan Infrastruktur di Kota Surabaya Rampung 2024

Sejumlah pembangunan infrastruktur di Kota Surabaya ditargetkan rampung di tahun 2024.

Baca Selengkapnya

AirNav Indonesia Pastikan Kabar Pesawat Jatuh di Perairan Bengga NTT Hoax

5 hari lalu

AirNav Indonesia Pastikan Kabar Pesawat Jatuh di Perairan Bengga NTT Hoax

AirNav Indonesia memastikan kabar adanya pesawat terbang rendah yang jatuh di perairan Bengga Nagekeo yang tersebar luas adalah tidak benar alias hoax

Baca Selengkapnya

Video Viral Penangkapan Paksa Istri Anggota TNI yang Laporkan Suami Selingkuh, Polda Bali: Hoax

13 hari lalu

Video Viral Penangkapan Paksa Istri Anggota TNI yang Laporkan Suami Selingkuh, Polda Bali: Hoax

Polda Bali buka suara perihal penangkapan paksa istri anggota TNI yang mempunyai anak usia 1,5 tahun dan menyusui di sel tahanan.

Baca Selengkapnya

Akibat Awan Tebal, Hilal di Surabaya Tak Tampak

18 hari lalu

Akibat Awan Tebal, Hilal di Surabaya Tak Tampak

Para peneliti dari Universitas Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya tak melihat hilal akibat tertutup awan.

Baca Selengkapnya

Beredar Video Dampak Gempa di Pulau Bawean, BMKG: Hoax

36 hari lalu

Beredar Video Dampak Gempa di Pulau Bawean, BMKG: Hoax

BMKG menyatakan bahwa video tersebut bukan dampak dari gempa magnitudo 6,5 di Laut Jawa pada Jumat sore.

Baca Selengkapnya

Apresiasi MK Hapus Pidana Berita Bohong, ICJR: Jaminan Hak Kebebasan Berekspresi dan Berpendapat

36 hari lalu

Apresiasi MK Hapus Pidana Berita Bohong, ICJR: Jaminan Hak Kebebasan Berekspresi dan Berpendapat

Institute for Criminal Justice Reform (ICJR) mengapresiasi putusan Mahkamah Konstitusi yang menghapus pidana berita bohong.

Baca Selengkapnya

Ini Capaian Eri Cahyadi-Armuji Tiga Tahun Memimpin

38 hari lalu

Ini Capaian Eri Cahyadi-Armuji Tiga Tahun Memimpin

Berbagai terobosan dan inovasinya dapat dirasakan langsung oleh warganya.

Baca Selengkapnya

Sederet Kontroversi Ratna Sarumpaet, Terbaru Keluar Pakai Mobil saat Perayaan Nyepi di Bali

46 hari lalu

Sederet Kontroversi Ratna Sarumpaet, Terbaru Keluar Pakai Mobil saat Perayaan Nyepi di Bali

Ratna Sarumpaet kembali menjadi perbincangan publik lantaran aksinya keluar rumah dengan mobil saat perayaan Nyepi di Bali.

Baca Selengkapnya

Cegah Termakan Hoax Soal Infertilitas, Edukasi Diri dengan Informasi Penting Ini

50 hari lalu

Cegah Termakan Hoax Soal Infertilitas, Edukasi Diri dengan Informasi Penting Ini

Pakar fertilitas dari RSCM ingatkan pentingnya edukasi diri soal kesuburan agar tercegah termakan isu hoax soal infertilitas.

Baca Selengkapnya