TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Maman Imanulhaq mengimbau masyarakat tidak diam melawan radikalisme di media sosial. Melalui pesan berantai, Maman menyebarkan strategi versinya untuk menampik berita bohong atau hoax yang dengan mudah menyebar di media sosial.
Ada beberapa langkah yang menurut Maman patut dipatuhi untuk menghindari penyebaran berita hoax. Menurut Maman, kiriman berita hoax dan hasutan kebencian terhadap suatu suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA) sering dianggap kebenaran karena dilakukan secara masif. Sehingga, Maman menilai akan lebih baik masyarakat bisa memilah berita yang berbau fitnah tersebut.
“Langkah ini diinisiasi oleh Sekjen (sekretaris jenderal) PBNU. Dan akhirnya kumpul teman-teman yang punya kapasitas dan komitmen untuk melawan kelompok radikal. Karena medsos yang mereka gunakan betul-betul telah menghinakan akal sehat dan membahyaakan nilai kebangsaan dan nilai kemanusiaan,” kata Maman saat dikonfirmasi Tempo, Ahad malam, 1 Januari 2016.
Baca juga:
Berita Hoax, PBNU: Masyarakat Harus Tabayun
Jokowi Perintahkan Aparat Tindak Tegas Penyebar Hoax
Adapun langkah pertama, Maman mendorong masyarakat untuk menyebarluaskan berita positif maupun tulisan kritis terkait isu terkini. Menurut Maman, orang baik yang diam akan dikalahkan oleh radikalisme di media sosial.
Kemudian, yang kedua Maman menyarankan agar masyarakat memutus hubungan di media sosial dengan orang yang gemar menyebar kebencian. “Jangan ragu untuk ‘block’ jika Anda tidak suka berdebat,” Maman dalam potongan pesan berantai yang ia sebar lewat aplikasi Whatsapp beberapa waktu lalu.
Ketiga, Maman menyadari, penyebar berita hoax memiliki pandangan bahwa jika kebohongan dilakukan dengan masih, lama-kelamaan akan dianggap sebagai fakta. Untuk itu, Maman mengimbau masyarakat untuk ikut membantu dalam menyebarkan klarifikasi atas berita hoax tersebut.
Keempat, Maman menganjurkan agar masyarakat turut menyebarkan tulisan yang bernilai positif dan benar lewat pesan berantai. Sehingga, kabar tersebut tidak hanya dapat dibaca di media sosial. Selain itu, Maman menilai grup bincang-bincang juga perlu dibuat oleh teman-teman yang punya pemikiran yang sama. Grup tersebut bisa digunakan untuk berdiskusi dan mengecek isu yang tengah viral.
Terakhir, Maman agar masyarakat tidak hanya diam jika mendapati berita fitnah lewat media sosial. Tak tanggung-tanggung Maman menyarankan untuk melaporkan akun provokatif secara massal kepada aparat berwenang. “Mari kita jadikan tahun 2017 sebagai tahun perlawanan orang-orang baik yang tadinya diam. Karena media sosial adalah medan pertempuran dan diam sudah bukan pilihan,” tulis Maman.
LARISSA HUDA
Berita terkait
Anandira Puspita akan Jalani Sidang Perdana Praperadilan di PN Denpasar pada 6 Mei 2024
1 hari lalu
Anandira Puspita, akan menjalani sidang praperadilan perdana di Pengadilan Negeri atau PN Denpasar, Senin, 6 Mei 2024.
Baca SelengkapnyaCara Cek Kelulusan Hingga Jadwal Seleksi Tes online Rekrutmen Bersama BUMN
1 hari lalu
Ini yang harus diperhatikan dan dipantau saat ikut rekrutmen bersama BUMN.
Baca SelengkapnyaKapan Waktunya Anak Diberi Akses Internet Sendiri? Simak Penjelasan Psikolog
2 hari lalu
Psikolog memberi saran pada orang tua kapan sebaiknya boleh memberi akses internet sendiri pada anak.
Baca SelengkapnyaBerefek ke Kesejahteraan Tubuh, Bagaimana Taktik Mengurangi Penggunaan Media Sosial?
5 hari lalu
Orang sering menggunakan media sosial untuk memposting momen terbaiknya, membuat feed terlihat seperti highlight reel dari pengalaman keren.
Baca SelengkapnyaLink 15 Twibbon Untuk Merayakan Hari Bumi, Perhatikan Cara Download dan Upluad
5 hari lalu
Hari Bumi atau Earth Day pada 22 April dapat dirayakan dengan berbagai aktivitas termasuk meramaikan di media sosial lewat unggahan twibbon.
Baca SelengkapnyaJeda 3-7 Hari dari Media Sosial Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya
5 hari lalu
Sebuah studi penelitian 2022 terhadap anak perempuan 10-19 tahun menunjukkan bahwa istirahat di media sosial selama 3 hari secara signifikan berfaedah
Baca Selengkapnya25 Link Twibbon untuk Semarakkan Hari Kartini 2024
6 hari lalu
Pemerintah Sukarno memilih hari Kartini untuk diperingati sebagai momentum khusus emansipasi wanita
Baca SelengkapnyaCekFakta #256 Langkah Mengecek Transparansi Halaman Media Sosial
8 hari lalu
Menelisik Motivasi di Balik Akun Medsos Penyebar Hoaks Melalui Transparansi Halaman
Baca SelengkapnyaCara Menonaktifkan Sementara dan Menghapus Permanen Akun Instagram
8 hari lalu
Terdapat dua pilihan ketika ingin rehat dari Instagram, yakni menonaktifkan sementara dan menghapus akun secara permanen.
Baca SelengkapnyaSaran Psikolog agar Mental Sehat setelah Libur Panjang
11 hari lalu
Hindari berbagai jenis kegiatan yang membuat tubuh minim bergerak agar mental tetap sehat usai libur panjang Lebaran.
Baca Selengkapnya