Misa Natal di Gereja Ganjuran Yogyakarta Bernuansa Jawa  

Reporter

Jumat, 23 Desember 2016 16:19 WIB

Candi Hati Kudus Tuhan Yesus Kawasan Gereja Ganjuran, Bantul, Yogyakarta. ANTARA/ Wahyu Putro A

TEMPO.CO, Yogyakarta - Misa Natal di Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus di Dusun Ganjuran, Desa Sumbermulyo, Bambanglipuro, Bantul, akan menggunakan busana dan bahasa Jawa. Bendahara panitia persiapan Natal Gereja Ganjuran, Rinto Rahmandito, mengatakan misa digelar tiga kali. Misa pertama yang berlangsung pada Sabtu, 24 Desember 2016, menggunakan busana dan bahasa Jawa.

Jemaat gereja laki-laki menggunakan beskap dan surjan. Sedangkan, jemaat perempuan menggunakan kebaya. "Kami juga menggunakan gendhing atau tembang berbahasa Jawa," kata Rinto ketika dihubungi, Kamis, 22 Desember 2016.

Menurut Rinto, pada Natal tahun ini nuansa Jawa sangat kental karena jemaat semuanya diwajibkan berbusana Jawa. Untuk perayaan Natal tahun lalu, menurut Rinto, tidak seluruh konsepnya bernuansa Jawa.

Romo Herman Yosep Singgih Sutoro akan memimpin misa pertama dengan pakaian sesuai pakaian prosesi Natal. Misa kedua berlangsung di hari yang sama pada jam yang berbeda. Sedangkan misa ketiga digelar pada Ahad pagi, 25 Desember 2016. Misa yang ketiga ini untuk anak-anak.

Panitia, kata Rinto, telah menyiapkan fasilitas tenda untuk jemaat. Mereka juga telah berkomunikasi dengan petugas dari Kepolisian Resor Bantul untuk pengamanan prosesi Natal.

Ganjuran selama ini dikenal sebagai gereja yang unik. Setelah perayaan Natal, kompleks gereja ini dipenuhi para peziarah di halaman Candi Mandala Hati Kudus, Ganjuran. Di pelataran candi bersemayam patung Yesus Kristus. Para peziarah biasanya mengambil air dari mata air Perwitasari yang tak jauh dari candi.

Para peziarah bersuci-mirip wudu dalam Islam-sebelum khusyuk berdoa di depan patung Yesus. Ada pula yang hanya bersimpuh di pekarangan candi, agak jauh dari patung Yesus.

Peziarah Ganjuran tidak hanya umat Katolik, tapi juga Konghucu dan Islam. Peziarah lintas iman banyak yang datang ke sana setelah mendengar belasan tahun lalu ada pengunjung yang semula tak bisa bicara karena lehernya dioperasi. Mereka meyakini orang itu sembuh berkat basuhan air Perwitasari.

Kompleks Gereja Ganjuran kental dengan nuansa Jawa. Selain arsitektur candi yang mirip Candi Sewu, bangunan utama gerejanya berbentuk joglo.

Patung Yesus di dalam candi mengenakan mahkota dan busana Jawa. Tangan kanannya menunjuk ke arah hatinya yang bersinar. Di atasnya bertuliskan aksara Jawa yang berbunyi: Sampeyan Dalem Maha Prabu Yesus Kristus Pangeraning Bangsa. Kaki Yesus dikelilingi melati.

Candi di kompleks gereja dibangun oleh keluarga Joseph Smutzer dan Julius Smutzer pada 1924. Smutzer bersaudara membangun candi lengkap dengan altar dan patung Yesus. Mereka memperluas kompleks gereja dengan sokongan pastor Belanda, Van Driessche S.J., yang memimpin Gereja Ganjuran pada 1924-1934.

Keluarga Smutzer merupakan pemilik pabrik gula Gondang Lipuro di kawasan Bambanglipuro yang mulai beroperasi pada 1912. Gondang Lipuro merupakan satu-satunya pabrik gula saat itu yang menolak ikut sindikasi Gula Hindia Belanda. Di zaman malaise 1929, pabrik ini tetap bertahan. Selain pabrik gula dan gereja, Smutzer membangun 12 sekolah rakyat, asrama putri Stella Duce, dan Rumah Sakit Panti Rapih di Yogyakarta. Gereja Ganjuran pernah runtuh akibat gempa pada 2006. Kini bangunan gereja kembali tegak seperti semula.

SHINTA MAHARANI

Berita terkait

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

5 hari lalu

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

Para perempuan di Yogyakarta memperingati Hari Kartini dengan lomba lari dan jalan kaki, serta membuat pameran lukisan.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

9 hari lalu

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.

Baca Selengkapnya

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

20 hari lalu

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

Dua alat peraga baru di Taman Pintar Yogyakarta di antaranya multimedia berupa Videobooth 360 derajat dan Peraga Manual Pump.

Baca Selengkapnya

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

24 hari lalu

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

Dalam foto yang beredar, terdapat tambahan karcis tidak resmi untuk penitipan helm yang membuat tarif parkir di Yogyakarta membengkak.

Baca Selengkapnya

BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

44 hari lalu

BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

Seorang wisatawan asing asal Hungaria juga dilaporkan sempat terseret ombak tinggi saat sedang melancong di Pantai Ngandong, Gunungkidul, Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

50 hari lalu

Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

Penutupan TPA Piyungan diharapkan bakal menjadi tonggak perubahan dalam pengelolaan sampah di Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

52 hari lalu

Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

Yogyakarta memiliki unsur 5K yaitu Kota, Korporasi, Komunitas, Kampung dan Kampus, yang jadi modal mewujudkan Yogyakarta sebagai Kota Kreatif.

Baca Selengkapnya

Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

57 hari lalu

Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

Baznas hingga saat ini telah melakukan kolaborasi penuh dengan Lembaga Amil Zakat

Baca Selengkapnya

Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

27 Februari 2024

Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

Selasa Wagen di kawasan Malioboro berlangsung setiap 35 hari sekali merujuk hari pasaran kalender Jawa.

Baca Selengkapnya

Jurus Yogya Lestarikan Aksara Jawa, Gelar Sekolah Khusus di Seluruh Kampung

22 Februari 2024

Jurus Yogya Lestarikan Aksara Jawa, Gelar Sekolah Khusus di Seluruh Kampung

Pawiyatan aksara Jawa ini digelar serentak di 30 kampung mulai 20 Februari hingga 5 Maret 2024 di Kota Yogyakarta.

Baca Selengkapnya