Ketua Umum Partai Hanura Wiranto memberikan keterangan pada media setelah memutuskan non aktif sebagai ketua umum di DPP Hanura, Jakarta, 29 Juli 2016. TEMPO/Ahmad Faiz.
TEMPO.CO, Jakarta - Partai Hanura menggelar Musyawarah Nasional Luar Biasa pertama kalinya untuk memilih ketua umum yang baru. Wakil Majelis Permusyawaratan Rakyat Oesman Sapta Odang (OSO) menjadi calon tunggal untuk menggantikan posisi Wiranto yang mundur sebagai ketua umum hari ini.
Wiranto menjelaskan, Hanura memiliki tradisi menghindari konflik dalam pemilihan ketua umum. "Meski calonnya banyak, dalam proses penjaringan akan muncul satu nama," katanya dalam konferensi pers di Kantor DPP Hanura, Cilangkap, Jakarta, Rabu, 21 Desember 2016.
Tokoh yang terpilih akan dibawa ke Musyawarah Nasional Luar Biasa untuk ditetapkan secara aklamasi sebagai ketua umum yang baru. "Nama itu adalah Oesman Sapta Odang," ujarnya.
Menurut Wiranto, ada banyak tokoh baik dari internal maupun eksternal partai yang mencalonkan diri sebagai ketua umum. Beberapa di antaranya mantan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi, mantan Menteri Perindustrian Saleh Husin, dan mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Moeldoko.
OSO nantinya akan melanjutkan masa kepemimpinan Wiranto hingga 2020 mendatang. Adapun Wiranto memutuskan mundur sebagai ketua umum karena memilih fokus menjadi Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan.
Hanura juga telah memutuskan mendukung kembali Presiden Joko Widodo dalam Pemilihan Presiden 2019 mendatang. Wiranto menegaskan, meski berganti kepengurusan, sikap partai tidak akan berubah.
OSO, kata Wiranto, telah menandatangani pakta integritas. Karena itu, tidak perlu ada kekhawatiran bahwa Partai Hanura nantinya akan mengubah dukungannya pada Jokowi di Pilpres 2019. "Tanpa itu, kami tidak akan pilih Pak OSO," ucapnya.