Mata uang rupiah yang baru usai diluncurkan oleh Presiden Joko Widodo di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, 19 Desember 2016. Untuk pecahan kertas, Rp 100.000 bergambarkan Ir Soekarno dan Moh. Hatta), Rp 50.000 (gambar utama Ir. H. Djuanda Kartawidjaya), Rp 20.000 (gambar utama G.S.S.J Ratulangi), Rp 10.000 (gambar utama Frans Kaisiepo), Rp 5.000 (gambar utama K.H Idham Chalid), Rp 2.000 (gambar utama Mohammad Hoesni Thamrin) dan Rp 1.000 (gambar utama Tjut Meutia). TEMPO/Subekti
TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri) membantah kabar yang beredar di masyarakat bahwa uang rupiah baru tahun emisi 2016 dicetak di Kudus oleh perusahaan swasta.
Head of Corporate Peruri Eddy Kurnia menegaskan, uang Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang resmi diterbitkan Bank Indonesia pada Senin, 19 Desember lalu itu, dicetak di Peruri, Karawang. “Tidak benar cetak uang NKRI dicetak di Kudus. Uang NKRI dicetak di Peruri, Karawang,” ujar Eddy dalam pesan tertulisnya pada Rabu, 21 Desember 2016.
Pernyataan Eddy tersebut menanggapi beredarnya informasi di media sosial yang menyatakan uang rupiah baru tidak dicetak Peruri.
Eddy mengungkapkan, sesuai dengan Undang-Undang Mata Uang Nomor 7 Tahun 2011 dan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2006, Bank Indonesia menugaskan Peruri untuk mencetak uang rupiah. “Bertahun-tahun hingga saat ini dan ke depan, Peruri selalu siap menjalankan tugas negara tersebut dengan tingkat pengamanan yang tinggi dan kualitas terbaik,” ujarnya.
Eddy menambahkan, dalam uang rupiah baru juga telah tercetak nama Peruri disertai tahun cetaknya, yakni 2016. Sebagai contoh, pada uang rupiah nominal Rp 1.000 sisi belakang, atau yang terdapat gambar penari tercetak teks ‘Peruri TC 2016’ di bawah tulisan seribu rupiah. Begitu juga di uang pecahan lain. “Tulisan Peruri TC 2016 berada di posisi yang sama,” kata Eddy.
Sidang E-KTP, Serikat Karyawan Perum Percetakan Negara Dukung KPK
18 Maret 2017
Sidang E-KTP, Serikat Karyawan Perum Percetakan Negara Dukung KPK
Serikat Karyawan Perum Percetakan Negara Republik Indonesia (Sekar PNRI) mendatangi KPK. Kedatangan Sekar PNRI ini untuk mendukung KPK membongkar korupsi e-KTP.