Pertumbuhan Ekonomi Jateng 2017 Bisa Sampai 5,7 Persen

Reporter

Kamis, 15 Desember 2016 14:52 WIB

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. shutterstock.com

TEMPO.CO, Semarang - Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan Wilayah Jawa Tengah Iskandar Simorangkir mengatakan pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada tahun 2017 mendatang diperkirakan antara 5,3 persen hingga 5,7 persen.

Menurut Iskandar, pertumbuhan itu didukung oleh permintaan domestik dan sektor pertanian. “Sejalan dengan itu, tiga lapangan usaha utama tumbuh dengan baik yang didukung oleh sektor tersier, seperti kontruksi, telekomunikasi dan jasa keuangan,” katanya, Kamis, 15 Desember 2016.

Iskandar menjelaskan, analisa pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada 2017 itu juga mengacu kondisi infrastruktur di Jawa Tengah. Di antaranya memodernisasi terminal peti kemas di Pelabuhan Tanjung Emas yang telah yang mampu menunjang ekspor impor. “Begitu pula pengembangan infrastruktur Bandara Ahmad Yani Semarang,” ujarnya.

Iskandar menyinggung gejala menurunnya pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah yang terjadi pada 2016. Itu terjadi akibat efek perlambatan pemintaan dan turunnya ekspor ke luar negeri. Kepanikan bersama akibat munculnya kontraksi perekonomian Jawa Tengah pada triwulan ketiga 2016 merupakan pertama kali terjadi sejak 13 tahun terakhir.

Namun Iskandar mengatakan gejala investasi dan kosumsi rumah tangga yang melambat dibandingkan triwulan kedua 2016 itu akan kembali pulih oleh dukungan sektor pertanian yang cukup membaik. “Setelah mengalami kontruksi tumbuh 3,05 persen di tengah membaiknya produksi pangan,” katanya.

Baca:
Ban Nyangkut, Penumpang Lion Air Tertahan 1,5 Jam di Pesawat
Agus Marto Curigai Penguatan Rupiah karena Faktor Ini
Sri Mulyani Lega MK Tolak Gugatan Tax Amnesty


Sektor tersier di Jawa Tengah mampu tumbuh menopang ekonomi triwulan ke tiga yang angkanya mencapai di atas 6 persen. Sedangkan secara umum mampu menurunkan angka pengangguran terbuka, dari 4,99 persen menjadi 4,63 persen per Agutus 2016. “Atau turun menjadi 4,51 juta penduduk miskin dari 4,57 juta,” ucapnya.

Iskandar tak memungkiri kemiskinan di Jawa Tengah, yang lebih tinggi dari angka nasional sebanyak 10, 86 persen, masih menjadi tangung jawab jangka panjang dalam menata ekonomi pada 2017.

Kepala Biro Perekonomian Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Dadang Sumantri mengatakan, salah satu upaya meningkatkan pertubuhan ekonomi dengan cara menciptakan layanan yang bersih dari pungutan liar. “Upaya bersih pungli di layanan publik dan birokrasi itu untuk menarik investasi di luar upaya optimalisasi infrastruktur,” tuturnya.

Dadang menjelaskan pelayanan bersih pungli untuk menarik investasi itu juga didukung oleh kebijakan sektor pengupahan yang kompetitif serta menjaga budaya masyarakat Jawa Tengah yang santun dan kondusif.

Dadang memastikan saat ini peluang pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah akan dipengaruhi oleh investor yang berinvestasi di daerah. Hal itu seiring dengan membaiknya ekonomi negara mitra dagang sejumlah produsen yang membangun pabrik di Jawa Tengah.

Pada 2017, kata Dadang, merupakan masa dengan upaya optimalisasi pembangunan pertanian dalam arti luas. Selain itu juga pengembangan dan pemanfaatan energi berkelanjutan, memberdayakan UMKM dan mengembangkan ekonomi kerakyatan berbasis komunitas unggulan daerah. Selain sektor yang ia sebutkan itu, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga mendorong hilirisasi industri padat. Pusat ekonomi baru juga terus didorong dengan menyiapkan kualitas tenaga kerja sesuai kebutuhan pasar.


EDI FAISOL



Advertising
Advertising

Berita terkait

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

5 jam lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

4 hari lalu

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.

Baca Selengkapnya

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

4 hari lalu

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

BI memperkuat bauran kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

4 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

6 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

7 hari lalu

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

Sri Mulyani menekankan pentingnya peningkatan kualitas SDM, baik pada bidang pendidikan maupun kesehatan sebagai fondasi pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

8 hari lalu

Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

Pertumbuhan ekonomi Indonesia terancam turun menjadi di bawah 5 persen karena dampak konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

10 hari lalu

Ekonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

Ekonom sekaligus Pendiri Indef Didik J. Rachbini mengingatkan pemerintah Indonesia, termasuk Presiden terpilih dalam Pilpres 2024, untuk mengantisipasi dampak konflik Iran dengan Israel.

Baca Selengkapnya

ADB Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Mencapai 4,9 Persen Tahun Ini, Apa Saja Pemicunya?

17 hari lalu

ADB Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Mencapai 4,9 Persen Tahun Ini, Apa Saja Pemicunya?

ADB memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia dan Pasifik bakal mencapai angka rata-rata 4,9 persen pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Kemenparekraf Prediksi Libur Lebaran Dorong Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen

26 hari lalu

Kemenparekraf Prediksi Libur Lebaran Dorong Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen

Kemenparekraf memprediksi perputaran ekonomi di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif selama Lebaran 2024 mencapai Rp 276,11 triliun.

Baca Selengkapnya