Dewan Pers Minta Polisi Tuntaskan Kasus Pembunuhan Jurnalis

Reporter

Jumat, 9 Desember 2016 23:03 WIB

TEMPO/Machfoed Gembong

TEMPO.CO, Surabaya - Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk urusan pendidikan, ilmu pengetahuan dan budaya (UNESCO) menanyakan komitmen Kepolisian dalam menuntaskan perkara terbunuhnya jurnalis asal Probolinggo, Herliyanto, kepada Dewan Pers. Sebab sampai 10 tahun lebih tak ada perkembangan dalam penanganan perkara kekerasan yang dialami wartawan surat kabar Delta Post itu.

"Kasus terbunuhnya Herliyanto mendapat perhatian UNESCO," kata Christiana Chelsia Chan dari Kelompok Kerja Hukum dan Perundang-undangan Dewan Pers dalam diskusi terfokus tentang indeks kemerdekaan pers Indonesia di Universitas Surabaya, Jumat 9 Desember 2016.

Dewan Pers, kata dia, tengah mencari data dan dokumen perkembangan perkara tersebut. Badan Reserse Kriminal Mabes Polri telah melaporkan jika masih memburu pembunuh Herliyanto dan memasukkan enam orang dalam Daftar Pencarian Orang (DPO).

Laporan Bareskrim juga dikirim ke Kementerian Luar Negeri untuk menjawab pertanyaan UNESCO tersebut. Selain Herliyanto, ada nama Ridwan Salamun yang menjadi perhatian UNESCO. Sedangkan kasus jurnalis Berita Nasional (Bernas) Muhamad Syafrudi alias Udin justru tak pernah dilaporkan ke UNESCO.


Untuk itu, Dewan Pers mendorong polisi mengungkap pelaku pembunuh delapan jurnalis dalam tugas jurnalistik. Dia meminta agar tak ada impunitas atau pembiaran terhadap kasus penghilangan nyawa jurnalis karena pemberitaan.


Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Surabaya Prasto Wardoyo berharap kasus tersebut tak terulang. Dia mengajak semua pihak untuk terlibat dalam kampanye antikekerasan terhadap jurnalis. "Jurnalis profesi yang rawan mengalami kekerasan termasuk pembunuhan," katanya.


Rudi Hartono jurnalis senior harian Surya mengusulkan dibentuk tim untuk menelusuri kasus Herliyanto. Tujuannya untuk kepentingan advokasi maupun diterbitkan dalam buku untuk kampanye dan sosialisasi soal impunitas dan kekerasan terhadap jurnalis. "Kasus Herliyanto menjadi pelajaran penting dalam advokasi jurnalis," ujarnya.


Herliyanto ditemukan tewas di jalan setapak di kawasan hutan jati KRPH Klenang Desa Tarokan, Kecamatan Banyuanyar, Kabupaten Probolinggo 29 April 2006. Saat ditemukan, korban dalam posisi tengkurap dengan usus terburai sekitar 30 meter dari sepeda motornya. Polisi menyimpulkan korban meninggal setelah dibacok dengan senjata tajam.


Advertising
Advertising

Herliyanto dibunuh setelah meliput kasus jembatan di Desa Rejing, Kecamatan Tiris, Kabupaten Probolinggo. Hasil liputan Herliyanto dimuat oleh sejumlah harian lokal pada 9 April2006. Diduga Herliyanto dibunuh atas beritanya tersebut.


EKO WIDIANTO

Berita terkait

Dewan Pers Minta Wartawan yang Jadi Kontestan atau Tim Sukses di Pilkada 2024 Mundur

19 jam lalu

Dewan Pers Minta Wartawan yang Jadi Kontestan atau Tim Sukses di Pilkada 2024 Mundur

Insan media yang terlibat dalam kontestasi atau menjadi tim sukses pada Pilkada 2024 diminta mengundurkan diri sebagai wartawan

Baca Selengkapnya

Dewan Pers Minta Kampus Taati Perjanjian Penguatan dan Perlindungan Pers Mahasiswa

6 hari lalu

Dewan Pers Minta Kampus Taati Perjanjian Penguatan dan Perlindungan Pers Mahasiswa

Sengketa jurnalistik pers mahasiswa kini ditangani oleh Dewan Pers. Kampus diminta taati kerja sama penguatan dan perlindungan pers mahasiswa.

Baca Selengkapnya

Perkuat Kredibilitas Media Digital, AMSI dan RSF Luncurkan Journalism Trust Initiative

6 hari lalu

Perkuat Kredibilitas Media Digital, AMSI dan RSF Luncurkan Journalism Trust Initiative

AMSI dan RSF meluncurkan program sertifikasi media bertajuk Journalism Trust Initiative di Indonesia untuk memperkuat kredibilitas media digital.

Baca Selengkapnya

Bahaya Sampah Plastik Hasil Mudik

20 hari lalu

Bahaya Sampah Plastik Hasil Mudik

Isu penanganan sampah kembali mencuat di tengah perayaan Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah. Sebagian di antaranya berupa sampah plastik.

Baca Selengkapnya

Kronologi Penganiayaan Jurnalis Sukandi Ali oleh Prajurit TNI AL di Halmahera Selatan

22 hari lalu

Kronologi Penganiayaan Jurnalis Sukandi Ali oleh Prajurit TNI AL di Halmahera Selatan

Baru-baru ini terjadi penganiayaan jurnalis Sukandi Ali oleh 3 prajurit TNI AL di Halmahera Selatan, Maluku Utara. Begini kejadiannya.

Baca Selengkapnya

JATAM Laporkan Menteri Investasi Bahlil ke KPK, Ini Sebabnya

27 hari lalu

JATAM Laporkan Menteri Investasi Bahlil ke KPK, Ini Sebabnya

Jaringan Advokasi Tambang melaporkan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, apa penyebabnya?

Baca Selengkapnya

3 Anggota TNI AL di Halmahera Selatan Lakukan Penganiayaan Jurnalis, Begini Kecaman dari Dewan Pers, AJI, dan KontraS

30 hari lalu

3 Anggota TNI AL di Halmahera Selatan Lakukan Penganiayaan Jurnalis, Begini Kecaman dari Dewan Pers, AJI, dan KontraS

Penganiayaan jurnalis oleh 3 anggota TNI AL terjadi di Halmahera Selatan. Ini respons Dewan Pers, AJI, dan KontraS. Apa yang ditulis Sukadi?

Baca Selengkapnya

Dewan Pers dan Kemendikbudristek Teken Perjanjian Penguatan dan Perlindungan Pers Mahasiswa

30 hari lalu

Dewan Pers dan Kemendikbudristek Teken Perjanjian Penguatan dan Perlindungan Pers Mahasiswa

Dengan perjanjian kerja sama ini, semua sengketa pemberitaan pers mahasiswa akan ditangani seperti layaknya pers umum, yaitu melalui Dewan Pers.

Baca Selengkapnya

Tempo Sebut Bahlil Sebarkan Misinformasi Putusan Dewan Pers

31 hari lalu

Tempo Sebut Bahlil Sebarkan Misinformasi Putusan Dewan Pers

Dewan Pers menilai substansi liputan Tempo tentang permainan pencabutan Izin Usaha pertambangan (IUP) tak melanggar etik.

Baca Selengkapnya

Dewan Pers Ungkap Kronologi Penganiayaan Jurnalis oleh TNI AL: Dipukul hingga Dicambuk Selang

32 hari lalu

Dewan Pers Ungkap Kronologi Penganiayaan Jurnalis oleh TNI AL: Dipukul hingga Dicambuk Selang

Dewan Pers mengungkap motif penganiayaan oleh 3 anggota TNI AL itu. Korban dipaksa menandatangani 2 surat jika penganiayaan ingin dihentikan.

Baca Selengkapnya