Aksi di Jombang Desak RUU Hapus Kekerasan Seksual Disahkan  

Reporter

Rabu, 7 Desember 2016 11:19 WIB

Ilustrasi Kekerasan Terhadap Anak (childline.gi)

TEMPO.CO, Jombang - Sejumlah organisasi kemasyarakatan di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Rabu, 7 Desember 2016, menggelar unjuk rasa. Mereka mendesak Rancangan Undang-Undang (RUU) Penghapusan Kekerasan Seksual segera disahkan.

Mereka terdiri atas Women Crisis Center (WCC), Koalisi Perempuan Indonesia (KPI), Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Darul ‘Ulum, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Unjuk rasa itu untuk memperingati kampanye 16 hari anti-kekerasan terhadap perempuan yang dilakukan secara nasional oleh Komisi Nasional Perempuan.

Baca:
Patung PM Israel Berdiri Sesaat Lalu Dirobohkan, Kenapa?
Arab Saudi Hukum Mati 15 Terpidana Mata-mata Iran

Aksi dilakukan di kantor Pemerintah Kabupaten Jombang dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jombang. “RUU Penghapusan Kekerasan Seksual harus segera disahkan, jangan hanya masuk Prolegnas (Program Legislasi Nasional),” kata aktivis WCC, Nofita Sari.

Menurut Nofita, dalam kurun waktu 2014-2016, terjadi 169 kasus kekerasan terhadap perempuan di Jombang. Dari jumlah tersebut, 71 kasus atau 40 persen di antaranya kasus kekerasan dalam rumah tangga dan 98 kasus atau 60 persen lain kasus kekerasan seksual.

Kasus kekerasan seksual yang menimpa anak perempuan, ujar Nofita, mayoritas korbannya atau 95 persen masih di bawah umur 18 tahun. Sedangkan mayoritas pelaku kekerasan seksual atau 90 persen adalah orang terdekat korban.

Nofita menuturkan, pada 2015, Jombang dinobatkan sebagai salah satu kabupaten layak anak. Namun penanganan atau pendampingan perempuan dan anak korban kekerasan oleh Pemkab Jombang belum maksimal. “Pemerintah Kabupaten Jombang punya anggaran untuk itu, tapi tidak berjalan maksimal,” ucapnya.

Nofita juga menyoroti masih rendahnya hukuman pidana bagi pelaku kekerasan dalam rumah tangga serta kekerasan seksual pada anak dan perempuan di Jombang. “Hukuman belum maksimal dan belum memenuhi rasa keadilan,” katanya.

Saat berunjuk rasa di depan kantor Pemkab Jombang, massa mendesak pejabat setempat menemui mereka. “Kami ingin ada perwakilan dari Pemkab Jombang yang menemui kami. Ayo keluar,” ujar aktivis yang berorasi.

Setelah ditunggu beberapa saat, tidak ada satu pun pejabat Pemkab Jombang yang menemui massa. Unjuk rasa pun dilanjutkan ke DPRD Jombang.

ISHOMUDDIN






Advertising
Advertising







Berita terkait

Politikus Senior PDIP Tumbu Saraswati Tutup Usia

8 hari lalu

Politikus Senior PDIP Tumbu Saraswati Tutup Usia

Politikus senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan aktivis pro demokrasi, Tumbu Saraswati, wafat di ICU RS Fatmawati Jakarta pada Kamis

Baca Selengkapnya

Istri Anggota TNI Ditahan usai Bongkar Dugaan Perselingkuhan Suami, Perempuan Mahardhika: Darurat Pemahaman Gender

16 hari lalu

Istri Anggota TNI Ditahan usai Bongkar Dugaan Perselingkuhan Suami, Perempuan Mahardhika: Darurat Pemahaman Gender

Perempuan Mahardhika mengatakan, polisi seharusnya melindungi perempuan seperti Anandira, korban perselingkuhan suami yang berani bersuara.

Baca Selengkapnya

Beredar Video Seorang Suami Diduga Sekap Istri di Kandang Sapi, Komnas Perempuan Bilang Begini

43 hari lalu

Beredar Video Seorang Suami Diduga Sekap Istri di Kandang Sapi, Komnas Perempuan Bilang Begini

Beredar video yang memperlihatkan seorang istri diduga disekap di kandang sapi oleh suaminya di Jember, Jawa Timur. Komnas Perempuan buka suara.

Baca Selengkapnya

Korban Dugaan Kekerasan Seksual Rektor Universitas Pancasila Tidak Mendapat Perlindungan dan Komunikasi dari Kampus

56 hari lalu

Korban Dugaan Kekerasan Seksual Rektor Universitas Pancasila Tidak Mendapat Perlindungan dan Komunikasi dari Kampus

Amanda Manthovani, pengacara 2 korban kekerasan seksual diduga oleh Rektor Universitas Pancasila nonaktif mengaku tak ada perlindungan dari kampus.

Baca Selengkapnya

Komnas Perempuan Minta Polisi Patuhi UU TPKS Saat Usut Dugaan Kekerasan Seksual Rektor Universitas Pancasila

3 Maret 2024

Komnas Perempuan Minta Polisi Patuhi UU TPKS Saat Usut Dugaan Kekerasan Seksual Rektor Universitas Pancasila

Komnas Perempuan mendorong polisi mematuhi UU TPKS dalam mengusut perkara dugaan kekerasan seksual oleh Rektor Universitas Pancasila.

Baca Selengkapnya

Dugaan Kekerasan Seksual di Universitas Pancasila , Komnas Perempuan Minta Rektor Tak Laporkan Balik Korban

3 Maret 2024

Dugaan Kekerasan Seksual di Universitas Pancasila , Komnas Perempuan Minta Rektor Tak Laporkan Balik Korban

Komnas Perempuan meminta Rektor Universitas Pancasila tidak melaporkan balik korban dugaan kekerasan seksual.

Baca Selengkapnya

Kasus Pelecehan Seksual Diduga oleh Rektor Universitas Pancasila, Komnas Perempuan Dorong Polisi Gunakan UU TPKS

27 Februari 2024

Kasus Pelecehan Seksual Diduga oleh Rektor Universitas Pancasila, Komnas Perempuan Dorong Polisi Gunakan UU TPKS

"Komnas Perempuan mengapresiasi keberanian perempuan pelapor/korban untuk bersuara."

Baca Selengkapnya

Polisi Mulai Penyelidikan Kasus Dugaan Pelecehan Seksual yang Dilakukan Pimpinan Universitas Pancasila

24 Februari 2024

Polisi Mulai Penyelidikan Kasus Dugaan Pelecehan Seksual yang Dilakukan Pimpinan Universitas Pancasila

Polisi sedang menyelidiki kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan Rektor Universitas Pancasila di lingkungan kampus.

Baca Selengkapnya

Debat Capres Singgung Isu Perempuan, Perhatikan 15 Bentuk Kekerasan Seksual

7 Februari 2024

Debat Capres Singgung Isu Perempuan, Perhatikan 15 Bentuk Kekerasan Seksual

Anies Baswedan saat debat capres soroti tiga persoalan seputar isu perempuan, yakni soal catcalling, pemenuhan daycare, kekerasan terhadap perempuan.

Baca Selengkapnya

Debat Capres: Anies Baswedan Soroti Kekerasan Terhadap Perempuan, Catcalling dan Upah Setara Pria dan Wanita

6 Februari 2024

Debat Capres: Anies Baswedan Soroti Kekerasan Terhadap Perempuan, Catcalling dan Upah Setara Pria dan Wanita

Anies Baswedan soroti persoalan isu perempuan saat debat capres soal catcalling, pemenuhan daycare, kekerasan terhadap perempuan, dan upah setara

Baca Selengkapnya