Sungai di Bandung Bakal Disulap Seperti di Korea
Editor
Dewi Rina Cahyani
Selasa, 6 Desember 2016 23:04 WIB
TEMPO.CO, Bandung - Sebagian sungai Cikapundung sepanjang satu kilometer yang melintasi daerah Pasirluyu, Kota Bandung, akan direstorasi dalam waktu dekat ini. Rencana restorasi sungai tersebut akan mendapatkan bantuan pendampingan dari pakar restorasi sungai asal Negeri Ginseng, Korea Selatan.
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan, setelah direstorasi, Sungai Cikapundung akan mirip seperti Sungai Cheonggyecheon, Seoul, Korea Selatan, yang dinilainya sebagai salah satu sungai terbaik.
"Setiap saya ke sana (Sungai Cheonggyecheon) jantung saya melambat karena rileks. Revitalisasi sungai yang paling baik itu sekarang ada di Korea Selatan. Tidak ada salahnya kan kita belajar. Kami akan didampingi 1 kilometer. Rencana penataan di Pasirluyu, Sungai Cikapundung itu, ada bantuan dan pendampingan," kata Emil, sapaan Ridwan Kamil, di Bandung, Selasa, 6 Desember 2016.
Emil menambahkan, dia telah menginstruksikan arsitek-arsitek asal Kota Bandung mendesain rencana penataan Sungai Cikapundung di daerah Pasirluyu dengan berbagai fasilitas publik. Meski demikian, Emil belum menganggarkan rencana restorasi sungai tersebut.
"Di wilayah sepanjang sungai ini, 20 persennya adalah wilayah kumuh. Itu juga akan menjadi perhatian," ujarnya.
Sementara pakar restorasi sungai Korea Selatan sekaligus Profesor Geotechnical Engineering Departement Of Civil Engineering, Konkuk University, Jong-Ho Shin, mengatakan, untuk merestorasi sungai Cikapundung, pemerintah Kota Bandung diharapkan membuat master plan terlebih dulu.
"Sehingga, bisa dikaji apa yang sebaiknya dilakukan untuk sungai tersebut. Master plan itu yang perhatikan tata kota, sejarah, budaya, serta perindustrian di sekitar sungai tersebut," ucapnya.
Setelah membuat master plan, perbaikan sungai bisa mengadopsi hal yang sudah dilakukan di Sungai Cheonggyecheon.
"Di Korea, kami sudah punya sistem pengairan yang baik. Jadi saat restorasi sungai tidak terlalu sulit karena sistem pengairan sudah baik. Di Indonesia, sistem pengairan sendiri harus direstorasi juga. Kalau itu tidak perhatikan, penyediaan air bersih akan jadi masalah," ucapnya.
Dia menambahkan, kondisi Sungai Cheonggyecheon dahulu pernah kotor seperti Sungai Cikapundung. "Sungi Cheonggycheon sudah 600 tahun. Selama 590 tahun sungai itu merupakan sungai yang tidak sehat. Segala limbah rumah tangga dibuang ke sana. Setelah direstorasi selama 10 tahun ke belakang, termasuk sistem pengairannya, baru bisa terlihat seperti saat ini," tuturnya.
Yang paling utama dalam restorasi sungai, lanjutnya, adalah mengubah mindset masyarakat. "Setelah restorasi, mereka lebih mementingkan ke orang dan kembali ke alam. Sebab, semakin tinggi pendapatan per kapita negara, maka kualitas hidup yang lebih tinggi akan lebih diinginkan," ujarnya.
PUTRA PRIMA PERDANA