TEMPO.CO, Samarinda - Joko Sugito, menjadi buah bibir belakangan ini di sekitar tempat tinggalnya, Perum Loa Janan Indah Blok QQ No.13 RT 01 Kelurahan Tani Aman, Kecamatan Loa Janan Ilir, Kota Samarinda.
Ayah tiga anak ini semula tak ubahnya seperti warga kebanyakan. Profesinya sebagai tukang sayur keliling menggunakan motor membuat Joko menjadi bagian dari kehidupan keseharian warga setempat. Istrinya, Istiqomah, juga ibu-ibu biasa saja.
Tak diduga sebelumnya, ternyata Joko adalah otak pelaku bom Gereja Oikumene di Kelurahan Sengkotek, Kota Samarinda, pada Ahad pagi, 13 November 2016.
Baca: 7 Tersangka Bom Gereja di Samarinda Terhubung dengan ISI
Aksi sadis kelompok itu merenggut nyawa balita cantik Intan Olivia Banjarnahor, 2,5 tahun, serta melukai tiga balita lainnya akibat luka bakar. Joko ditangkap dua hari kemudian Kabupaten Penajam Paser Utara bersama Ridho Pratama Putra, 17 tahun. Lima anggota komplotan lainnya juga digulung Detasemen Khusus 88 Antiteror/Mabes Polri, termasuk Juhanda si pelempar bom molotov ke teras gereja.
Tempo mengunjungi kediaman keluarga Joko. Suasananya sepi. Pintu rumah berwarna hijau itu terkunci rapat. Tiga sepeda motor terparkir di halaman. "Ada kok, istrinya di dalam sama anaknya," kata Muriyati, tetangga Joko.
Rumah Muriyati alias Mamak Daus dan Joko saling membelakangi. Dapurnya berhimpitan dengan dapur Joko. Dia juga pelanggan setia Joko yang melayaninya tiap hari sekitar pukul 07.30 Wita. "Dia tak mau bersentuhan tangan. Jad, kalau bayar, tangan saya di atas menjatuhkan uang ke tangan dia,” ungkap Mamak Daus.
Baca: Bom di Gereja Oikumene, Teror Pertama di Samarinda
Bu Nyoman, tetangga yang lain, mengatakan keluarga Joko tinggal di sana sejak 1997. Joko-Istiqomah mempunyai tiga anak, yakni Buya, Adam, dan Sarah. Istiqomah dulunya sama seperti warga biasanya sebelum berubah sekitar 10 tahun lalu. "Dia dulu pakai celana pendek juga, tapi sekarang sudah tidak lagi," katanya.
Lalu bagaimana ceritanya, Joko bisa berubah menjadi keji dengan mengotaki pengeboman gereja?
Cerita ini bermula pada 2006. Kala itu, Joko dan istrinya keluar kerja dari perusahaan kayu lapis PT Kalamur (Kayu Lapis Murni) di Loa Buah, Samarinda. Tapi sejak 2006 ia mengundurkan diri. Terakhir, Joko bekerja di Divisi PPC sedangkan Istiqomah bagian Glue atau pengeleman. “Saya sama-sama keluar dari PT Kalamur,” ucap Putu Budiyasa, juga tetangga Joko.
Perubahan perilaku Joko sekeluarga terjadi setelah meninggalkan PT Kalamur. Joko diketahui aktif di aliran tertentu yang membuat dia mengurangi komunikasi atau menjadi tertutup. "Jangankan dengan yang berbeda agama, dengan sesama muslim tetangganya saja sangat tertutup," ujar Putu.
Baca: Pelaku Bom Samarinda Pernah Ledakkan Bom di Serpong
Mamak Daus pun mengungkapkan bahwa keluarga Joko berubah perilakunya setelah bergabung dengan Jemaah Ansharut Daulah (JAD). Berkumpul dengan warga sudah tidak lagi. Kegiatan kampung seperti kerja bakti, juga tak lagi diikuti oleh Joko. Setelah berkeliling menjajakan sayur, Joko memilih diam di dalam rumah. "Anak-anaknya sudah tak sekolah lagi, nggak tahu mengapa," ujar Bu Nyoman.
Joko, yang juga disapa Pak Buya, tak lagi sembahyang di Masjid Al Jamil, RT 01. Menurut warga, Istiqomah ikut meninggalkan kegiatan mengaji Surat Yasin atau Yasinan.
Belakangan, polisi mengungkap bahwa Joko Sugito adalah pemimpin atau Amir Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Kota Samarinda. Kelompok ini diketahui seideologi dengan ISIS. Joko dan komplotannya sudah diringkus. Adam, anak kedua Joko, turut dijemput Densus 88. "Saya yang asuh Adam itu sejak kecil, tapi sejak mereka berubah sudah tidak lagi," kata Bu Nyoman.
FIRMAN HIDAYAT
Simak:
Soal Nikah Siri dengan Brotoseno, Ini Pengakuan Kubu Angelina
Ahmad Dhani Akui Dipanggil Polda, Curiga Jadi Tersangka?
Berbikini Hijau, Miyabi Santai di Bali
Demo 212, Santri Mulai Long March dari Ciamis ke Jakarta
Berita terkait
Densus 88 Tangkap 8 Teroris Anggota JI, Polisi Sebut Semua Pengurus Organisasi
16 hari lalu
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko menyebut delapan tersangka teroris itu berinisial G, BS, SK, A, MWDS, DK, H, dan RF.
Baca SelengkapnyaDensus 88 Tangkap 8 Teroris Diduga Anggota JI sedang Latihan Fisik dan Militer di Poso Sulteng
18 hari lalu
Delapan terduga teroris yang sedang latihan fisik dan militer di Poso Sulteng itu disebut punya posisi strategis di Jamaah Islamiyah.
Baca SelengkapnyaDensus 88 Tangkap Tujuh Orang Terduga Teroris Anggota Jamaah Islamiyah di Sulawesi Tengah
18 hari lalu
Tim Densus 88 Antiteror Polri menangkap tujuh orang diduga terafiliasi sebagai anggota kelompok teroris Jamaah Islamiyah
Baca SelengkapnyaDensus 88 Tangkap Terduga Teroris di Boyolali Jawa Tengah, Ini Profil Densus 88 Antiteror
29 Januari 2024
Simak sejarah dan profil Densus 88 yang khusus menangani kasus terorisme di Indonesia.
Baca SelengkapnyaTerduga Teroris yang Ditangkap Lagi di Boyolali Kelompok Jamaah Islamiyah
29 Januari 2024
Terduga teroris yang ditangkap di Boyolali masuk kelompok Jamaah Islamiyah. Total ada 11 orang yang diringkus.
Baca SelengkapnyaDensus 88 Kembali Ciduk 1 Terduga Teroris di Kabupaten Boyolali
27 Januari 2024
Densus 88 kembali menangkap satu terduga teroris di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu, 27 Januari 2024.
Baca SelengkapnyaPolisi: 10 Terduga Teroris di Jateng Bagian Jamaah Islamiyah Wilayah Timur
26 Januari 2024
Penangkapan sepuluh terduga teroris dilakukan di beberapa wilayah di Jawa Tengah pada Kamis
Baca SelengkapnyaDensus 88 Masih Selidiki Peran 10 Terduga Teroris Jaringan Jamaah Islamiyah di Jawa Tengah
26 Januari 2024
10 orang terduga teroris di Jawa Tengah diduga berasal dari kelompok Jamaah Islam (JI).
Baca SelengkapnyaTotal 10 Terduga Teroris Ditangkap Densus 88 di Solo Raya, 1 Orang Dibekuk di Karanganyar
25 Januari 2024
Sebelum penangkapan di Karanganyar, tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri telah menangkap sejumlah terduga teroris di beberapa daerah di Solo Raya.
Baca SelengkapnyaDensus 88 Juga Tangkap 3 Terduga Teroris di Boyolali
25 Januari 2024
Kapolres Boyolali tidak diberi tahu ketiga warga yang ditangkap DEnsus 88 itu masuk dalam jaringan teroris apa.
Baca Selengkapnya