Presiden Jokowi saat acara peresmian Pelabuhan Perikanan Untia di Makassar, 26 November 2016. Pelabuhan ini akan dikembangkan menjadi Industri perikanan dengan sarana dan prasarana yang memadai. TEMPO/Iqbal Lubis
TEMPO.CO,Jakarta – Panasnya situasi politik di Indonesia berpengaruh terhadap pengusaha. Presiden Joko Widodo, saat bertemu dengan para pelaku usaha, mengatakan mereka kerap bertanya mengenai situasi politik di Indonesia.
“Yang ditanya bukannya soal ekonomi, malah soal politik,” ujar Presiden Joko Widodo saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Real Estat Indonesia (REI) di Hotel Fairmont, Selasa, 29 November 2016.
Situasi politik di Indonesia memanas menjelang pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak 2017. Salah satu yang membuat ramai adalah pilkada DKI Jakarta, yang salah satu calonnya, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, terseret perkara penistaan agama hingga memicu demo besar di Jakarta pada 14 Oktober, 4 November, dan 2 Desember 2016.
Presiden Joko Widodo memaklumi kekhawatiran para pelaku usaha karena situasi politik memang tengah memanas. Namun sebenarnya situasi politik yang memanas ini adalah hal yang biasa tiap kali menghadapi pilkada.
Menurut Jokowi, situasi semakin panas karena beredar berita-berita yang tidak benar di jejaring sosial. Selama pelaku usaha bersikap skeptis dan kritis menanggapi kabar, berita, ataupun gosip mengenai situasi politik di Indonesia yang beredar, ia yakin tidak akan ada hal yang membuat ragu berinvestasi di Indonesia.
”Situasi sekarang itu memang agak istimewa, terutama pilgub di Jakarta,” ujar Presiden Joko Widodo.
Presiden juga menyampaikan bahwa situasi politik ini jangan ditanyakan ke dirinya saja. Politikus senior lain, seperti Akbar Tandjung, M.S. Hidayat, dan Theo Sambuaga, juga pantas ditanya. “Beliau adalah senior politik kita.”