Hati-Hati, Makin Banyak Bakteri Super Tak Mempan Antibiotik

Reporter

Minggu, 20 November 2016 23:17 WIB

www.sxc.hu

TEMPO.CO, Bogor - Resistensi antimikroba (Antimicrobial Resistance/AMR) saat ini menjadi ancaman yang tidak mengenal batas geografis, dan berdampak pada kesehatan masyarakat, hewan, peternakan dan pertanian.

Resistensi antimikroba ditandai dengan munculnya bakteri yang kebal terhadap pengobatan antibiotik – atau lebih dikenal sebagai “bakteri super” (superbug), sehingga infeksi semakin sukar untuk disembuhkan, bahkan bisa berakibat pada kematian.

Angka kematian akibat resistensi antimikroba di seluruh dunia tercatat 700.000 jiwa per tahun. Pada 2050 diperkirakan bakal mencapai 10 juta jiwa per tahun – jauh melebihi prediksi angka kematian akibat kanker.

"Penggunaan antibiotik yang tidak bijak dan tidak rasional, baik di sektor peternakan, perikanan, pertanian dan kesehatan masyarakat menjadi pemicu munculnya resistensi antimikroba," kata I Ketut Diarmita, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, dalam seminar Kampanye Pekan Kesadaran Antibiotik Sedunia di Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Produk Hewan di Bogor, Sabtu, 19 November 2016.

Seminar tentang penggunaan antibiotik yang bijak dan bertanggung jawab ini menjadi puncak perayaan Pekan Kesadaran Antibiotik Sedunia, yang berlangsung mulai 14 November hingga 20 November 2016.

Resistensi antimikroba terjadi saat mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur dan parasit, mengalami perubahan sehingga obat-obatan seperti antibiotik, antifungal, antiviral, dan antiparasit yang digunakan menjadi tidak efektif.

Pada kasus di ternak, hewan dapat mengembangkan “bakteri super” di dalam ususnya. “Bakteri super” ini bisa sampai pada manusia melalui makanan, lingkungan air, udara, tanah, maupun kontak langsung antara hewan dan manusia.

“Kementerian Pertanian bersiaga menghadapi ancaman resistensi antimikroba dengan mempersiapkan pembentukan Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba- Kementerian Pertanian dan finalisasi rencana aksi nasional dan road map pengendalian resistensi antimikroba,” kata Diarmita.

James McGrane, Ketua FAO Emergency Centre for Transboundary Animal Diseases (ECTAD) Indonesia, menuturkan bahwa ancaman resistensi antimikroba sangat berkaitan erat dengan perilaku kesehatan, penanganan medis, keamanan sistem produksi pangan dan lingkungan agro-ekologi.

“Dalam perspektif dunia kesehatan saat ini, kejadian resistensi antimikroba tidak lagi hanya dilihat sebagai masalah yang berdiri sendiri, tetapi juga terkait dengan berbagai sektor yaitu kesehatan masyarakat, kesehatan hewan –termasuk perikanan dan akuakultur, rantai makanan dan lingkungan,” kata McGrane.

Dia menyarankan pendekatan ‘One Health’ – yaitu kesehatan terpadu yang menggabungkan sektor kesehatan masyarakat, hewan dan lingkungan diberlakukan untuk mengatasi masalah yang kompleks tersebut.

Pengurus Besar Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PB PDHI) mendorong komunitas profesi dokter hewan untuk menggunakan antibiotik pada hewan secara bijak, demi kesejahteraan manusia.

"Antibiotik harus digunakan sesuai dengan kebutuhan medis demi kesembuhan pasien dan kesehatan dalam jangka panjang. PB PDHI mendorong agar Pemerintah dapat membuat pengaturan yang ketat mengenai penggunaan dan pengawasan penggunaan antibiotik,” ujar Heru Setijanto, Ketua Umum PB PDHI.

Srihadi Agungpriyono, Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor, menuturkan bahwa peran pendidikan dokter hewan sangat penting untuk membekali pengetahuan soal pemakaian antibiotik yang baik dan benar.

"Dokter hewan perlu dibekali pengetahuan dan keterampilan tentang penanganan dan pengobatan penyakit infeksius pada hewan, pengetahuan yang baik tentang obat dan antibiotika, manajemen kesehatan hewan, dan sistem pencegahan adanya residu obat dan antibiotik pada pangan asal hewan," kata Srihadi.

Pekan Kesadaran Antibiotik Sedunia merupakan agenda tahunan untuk membangun kepedulian global terhadap ancaman kesehatan dari kejadian resistensi antimikroba.

Pemerintah Indonesia menyatakan komitmen dukungan pada rencana global untuk memperlambat dan mengurangi laju resistensi antimikroba, melalui peran aktif di dalam Global Health Security Agenda (GHSA), di mana pengendalian resistensi antimikroba merupakan salah satu paket utamanya.
NATALIA SANTI

Berita terkait

Ketahui Penyakit Genetik, Pentingnya Tahu Riwayat Kesehatan Keluarga

18 Oktober 2022

Ketahui Penyakit Genetik, Pentingnya Tahu Riwayat Kesehatan Keluarga

Setengah dari gen anak berasal dari orang tua biologis. Kadang adanya mutasi gen mengindikasi kemungkinan risiko memiliki penyakit genetik. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Anak Sulit Makan Sayur dan Buah? Ikuti Tips Mudah Ini

1 Juli 2019

Anak Sulit Makan Sayur dan Buah? Ikuti Tips Mudah Ini

Apakah Anda sulit makan buah dan sayur? Lakukan berbagai tips mudah ini agar kebutuhan gizi anak Anda terpenuhi.

Baca Selengkapnya

Saran Ahli Gizi agar Anak Terhindar dari Stunting

2 November 2018

Saran Ahli Gizi agar Anak Terhindar dari Stunting

Menurut pakar gizi, pemerintah dan seluruh elemen masyarakat, perlu bekerja sama untuk menurunkan angka stunting.

Baca Selengkapnya

Rumah Sedang Direnovasi, Perhatikan Kesehatan Anak-anak

8 Mei 2018

Rumah Sedang Direnovasi, Perhatikan Kesehatan Anak-anak

Rumah yang sedang direnovasi sudah pasti kotor serta penuh debu dan zat kimia berbahaya. Lindungi anak-anak, jangan sampai kesehatan mereka terganggu.

Baca Selengkapnya

Tanda Anak Keracunan Zat Berbahaya di Rumah dan Kiat Mengatasi

4 Maret 2018

Tanda Anak Keracunan Zat Berbahaya di Rumah dan Kiat Mengatasi

Jauhkan bahan-bahan pembersih di rumah yang mengandung zat berbahaya. Kenali tanda anak keracunan zat tersebut.

Baca Selengkapnya

Alasan Anak Tak Boleh Hanya Sarapan Buah dan Sayur

4 Maret 2018

Alasan Anak Tak Boleh Hanya Sarapan Buah dan Sayur

Menurut dokter, anak tidak dianjurkan hanya sarapan buah dan sayur karena tidak mengandung karbohidrat.

Baca Selengkapnya

Anak Juga Butuh Pusat Kebugaran Khusus, Ini Saran Dokter

11 Januari 2018

Anak Juga Butuh Pusat Kebugaran Khusus, Ini Saran Dokter

Semakin banyak saja pusat kebugaran untuk anak dan menurut dokter anak memang butuh banyak beraktivitas.

Baca Selengkapnya

Manfaat Menyusui buat Ibu dan Bayi, Cegah Obesitas sampai Kanker

14 Desember 2017

Manfaat Menyusui buat Ibu dan Bayi, Cegah Obesitas sampai Kanker

Manfaat menyusui bagi kesehatan sangat besar, bukan saja untuk bayi tapi juga ibunya.

Baca Selengkapnya

Anak Lesu dan Pucat, Waspadai Gejala Anemia

23 November 2017

Anak Lesu dan Pucat, Waspadai Gejala Anemia

Perhatikan anak Anda, bila terlihat pucat, lemas, dan lesu, bisa jadi ia mengalami anemia.

Baca Selengkapnya

Kecoak dan Bulu Kucing Biang Kerok Asma? Ini Kata Dokter

26 September 2017

Kecoak dan Bulu Kucing Biang Kerok Asma? Ini Kata Dokter

Kecoa itu alergen, bahan yang menyebabkan serangan asma. Kalau kecoak mati kan berterbangan kulit-kulitnya. Lalu?

Baca Selengkapnya