Puro Pakualam Netral Sepenuhnya dalam Pilkada Yogyakarta

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Minggu, 13 November 2016 23:00 WIB

Pekerja menyelesaikan pemasangan simbol Paku Alam X pada pintu gerbang Pura Pakualaman dalam persiapan menyambut hari pengukuhan Paku Alam X, Yogyakarta, 6 Januari 2016. KBPH Prabu Suryodilogo akan dilantik menjadi Raja Puro Pakualaman X menggantikan Paku Alam IX yang mangkat pada November 2015. TEMPO/Pius Erlangga

TEMPO.CO, Yogyakarta - Wakil Gubernur Yogyakarta Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Paku Alam X, yang juga Raja Puro Pakualaman, menegaskan Puro Pakualaman akan bersikap netral pada masa kampanye pemilihan kepala daerah, baik di Kota Yogya maupun Kabupaten Kulon Progo.

"Kami tidak akan memihak siapa pun dan tetap netral selama pilkada ini," ujar Paku Alam X di sela pengukuhan pengurus Palang Merah Indonesia Yogyakarya, Sabtu, 12 November 2016.

Paku Alam X menambahkan, jika selama masa kampanye pilkada ini ada pihak yang mengklaim mendapat dukungan Puro Pakualaman, hal itu dipastikan tak benar. "Secara institusi, Puro Pakualaman netral. Kalau ada (kerabat) yang mendukung, itu sifatnya pribadi," ujar Paku Alam X. Salah seorang peserta pilkada di Kabupaten Kulon Progo, BRAy Iriani Pramastuti, adalah kerabat Pura Pakualaman.

Selaku Wakil Gubernur Yogyakarta, Paku Alam X menuturkan telah disumpah oleh negara dengan jabatan yang diemban sebagai pejabat publik sehingga dilarang terlibat dukung-mendukung dalam proses pilkada. Pada pilkada Kota Yogyakarta sebelumnya, kerabat Keraton Yogyakarta, mulai adik Sultan Hamengku Buwono X, anak Sultan, hingga permaisuri, secara terbuka mendukung pasangan calon Haryadi Suyuti dan Imam Priyono.

Sebelumnya, Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kabupaten Kulon Progo menemukan logo Puro Pakualaman di sejumlah alat peraga kampanye sebelum masa kampanye dimulai Oktober lalu. "Terakhir 24 Oktober lalu, masih ada. Lalu, kami rekomendasikan (kepada Pemerintah Kulon Progo) dan sudah diturunkan," ujar Ketua Panwaslu Kulon Progo Tamyus Rochman.

Alat peraga beserta logo Paku Alam itu disinyalir guna mendukung salah satu pasangan calon Bupati Kulon Progo yang bertarung. Salah satu kerabat Puro Pakualaman, Bendoro Raden Ayu (BRAy) Iriani Pramastuti, tercatat merupakan calon wakil bupati yang maju bersama calon bupati Zuhadmono Ashari.

Tamyus menuturkan jumlah alat peraga dengan logo Puro Pakualaman yang ditemukan Panwaslu saat itu hanya satu. "Kalau sebelum 24 Oktober memang ada beberapa (alat peraga dengan logo Puro), tapi semua sudah diturunkan," ujar Tamyus.

Tamyus menegaskan, saat kampanye, calon bupati-wakil bupati dilarang menggunakan logo pemerintah ataupun instansi budaya, seperti Kasultanan dan Puro Pakualaman, dalam alat peraga yang dipasang. "Ada sanksi administrasi," ujarnya. Penggunaan latar belakang sebagai kerabat Puro Pakualam dinilai strategis untuk mendulang suara selama pilkada.

PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

Cerita dari Kampung Arab Kini

13 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

17 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

53 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

57 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

4 Maret 2024

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.

Baca Selengkapnya

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

8 Desember 2023

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran.

Baca Selengkapnya

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

8 Desember 2023

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

Politikus PSI Ade Armando dipolisikan karena sebut politik dinasti di Yogyakarta. Ia dituduh langgar Pasal 28 UU ITE. Begini bunyi dan ancaman hukuman

Baca Selengkapnya

Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

8 Desember 2023

Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki sejarah panjang hingga memiliki otonomi khusus. Berikut penjelasannya.

Baca Selengkapnya