Jenderal Tito Turun Tangan, Minta Stop Tembakkan Gas Air Mata  

Reporter

Editor

Budi Riza

Jumat, 4 November 2016 20:47 WIB

Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian (kiri) bersama Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo memantau unjuk rasa 4 November di sisi barat Istana Merdeka, Jakarta, 4 November 2016. ANTARA/Puspa Perwitasari

TEMPO.CO, Jakarta - Demonstrasi “Aksi Bela Islam II” berlangsung rusuh. Massa tidak ingin meninggalkan lokasi unjuk rasa meski polisi meminta mereka berhenti sebelum pukul 18.00 WIB.

"Saya ulangi, mohon semua tenang. Kita sesama muslim dimohon tenang. Semuanya tenang," kata Kepala Polri Jenderal M. Tito Karnavian menggunakan pengeras suara di Jakarta Pusat, Jumat, 4 November 2016.

Tito juga menyampaikan pesan kepada polisi. "Saya minta polisi tidak menembakkan gas air mata," ujarnya. Dia lantas berbicara lagi kepada para pendemo. "Kepada saudaraku, kita semua bersaudara. Kita semua bersaudara dan berkeluarga. Keluarga kita menunggu di rumah."

Meski Tito memerintahkan anggotanya menghentikan tembakan, sejumlah polisi terus meluncurkan serangan. Demonstran juga tidak berhenti menyerang polisi. "Saya minta semua kita hentikan, keluarga kita menunggu di rumah," ucap Kapolri.

Baca: Demo 4 November, Begini Suasana Terbaru di Depan Istana Negara

Demonstrasi “Aksi Bela Islam II”, yang kini berpusat di depan Istana, rusuh. Ribuan polisi bergiliran menyerang demonstran. Mereka bergiliran menembakkan gas air mata ke arah demonstran di Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat.

Polisi sempat berhamburan meninggalkan lokasi, kemudian menyerang lagi. Gedung Radio Republik Indonesia menjadi tempat evakuasi para demonstran yang terluka akibat ledakan gas air mata yang ditembakkan polisi di depan gedung RRI. Polisi, TNI, dan para tim medis membantu korban yang terkena gas air mata.

Baca: Temui Pengunjuk Rasa, Kalla Berjanji Kasus Ahok Diproses Cepat

Berdasarkan pantauan Tempo, ada lima korban di dalam gedung RRI yang sedang ditangani tim medis. Satu dari empat korban mengalami luka ringan di bagian siku dan dahi.

Polisi membuat pengawalan ketat di depan gedung RRI untuk meredam massa yang ingin terus masuk. Sekitar lima mobil ambulans mengevakuasi warga yang terkena lemparan batu dan terkena gas air mata.

Beberapa demonstran meneriakkan orang bernama Syekh Ali Jabir terkena tembakan gas air mata. Satu korban bertambah di gedung RRI dan sedang dirawat tim medis.

AVIT HIDAYAT | REZKI A

Baca Pula
Militan Suriah: Hukum Ahok atau Peluru Kami yang Menghukum
Diancam Militan Suriah, Ahok: Gue Calon Sekjen PBB Kali, Ya!

Berita terkait

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

14 jam lalu

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

Berikut ini syarat penerimaan SIPSS, Taruna Akpol, Bintara, dan Tamtama Polri 2024 serta tata cara pendaftarannya yang perlu diketahui.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

1 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

1 hari lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

1 hari lalu

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.

Baca Selengkapnya

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

1 hari lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

2 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

2 hari lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

2 hari lalu

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

Korlantas Polri mengungkap, terdapat banyak lembaga negara yang membuat pelat kendaraan dinas dan STNK khusus sendiri.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

2 hari lalu

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

Komnas HAM menggunakan 127 indikator untuk mengukur pemenuhan kewajiban negara dalam pelaksanaan HAM.

Baca Selengkapnya

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

2 hari lalu

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

Yusri juga berharap, TNI dan Polri memiliki frekuensi yang sama dalam mengatasi berbagai permasalahan itu.

Baca Selengkapnya