Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo saat berkeunjung ke Markas Kesatrian Gatot Subroto Grup 1 Kopassus di Serang Banten. TEMPO/Darma Wijaya
TEMPO.CO, Jakarta - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo meminta masyarakat DKI Jakarta tetap beraktifitas seperti biasa meski ada unjuk rasa yang digagas Front Pembela Islam (FPI) pada Jumat, 4 November 2016. Unjuk rasa itu rencananya diadakan di depan Istana Kepresidenan dan sekitarnya.
"Saya minta masyarakat tetap tenang, beraktifitas biasa baik yang bekerja maupun yang pergi ke sekolah," ujar Gatot dalam keterangan tertulis Pusat Penerangan Mabes TNI, Kamis, 3 November 2016.
Gatot memastikan pasukannya akan ikut mengawal keamanan unjuk rasa. Dia mengaku sudah mempersiapkan skenario pengamanan bersama Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian.
"Kami memprediksi, apabila terjadi hal terburuk, maka yang diamankan terlebih dahulu bukan (pelaku) demo anarkis, tapi masyarakat yang beraktifitas," tuturnya.
Dia meminta masyarakat berpikir positif, dalam menanggapi unjuk rasa tersebut. "Karena yang berdemo itu saudara-saudara kita juga, yang akan menyampaikan aspirasinya sesuai konstitusi."
Lewat unjuk rasa itu, massa FPI dan organisasi masyarakat lainnya mendesak aparat mengusut dugaan penistaan agama oleh Gubernur DKI nonaktif Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Kontroversi mantan Bupati Belitung Timur itu berawal dari komentarnya mengenai salah satu ayat AlQuran, saat ramah tamah dengan warga Kepulauan Seribu beberapa waktu lalu.
Gatot melanjutkan, TNI berkewajiban mengawal aspirasi massa yang berunjuk rasa. "Agar yang diinginkan tercapai dengan damai, tertib, serta mematuhi aturan," kata dia.
Satuan Polri yang didukung TNI sudah bersiaga sejak akhir minggu lalu. Satuan Brigade Mobil (Brimob) di sejumlah daerah ditarik ke DKI, untuk memperkuat pengamanan. Ada pula sepertiga kekuatan TNI bawah kendali operasi, yang disiapkan di DKI untuk mendukung pengawasan unjuk rasa.