Ini Penyebab Hujan Ekstrim di Tanah Air

Reporter

Editor

Mustafa moses

Selasa, 25 Oktober 2016 05:33 WIB

Ilustrasi hujan. REUTERS/Dinuka Liyanawatte

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Sub Bidang Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Hary Tirto Djatmiko mengatakan sebagian besar wilayah Indonesia mulai mengalami peningkatan curah hujan dengan intensitas menengah hingga tinggi. Perkiraan ini terjadi hingga akhir Oktober ini.

Wilayah yang akan terdampak atas tingginya curah hujan di antaranya, Aceh, Sumatera Utara, Pesisir Barat Sumatera, Bengkulu bagian Selatan, Jawa bagian selatan dari Banten sampai Jawa Tengah, Jawa Barat bagian Selatan. Terdampak pula di Kalimantan Barat bagian barat dan timur, Sulawesi bagian tengah, dan sebagian besar Papua.

“Dengan potensi curah hujan tinggi pada periode bulanan, maka indikasi potensi hujan lebat yang berskala harian dapat dimungkinkan akan meningkatkan bencana hidrometeorologi,” kata Hary dalam keterangan tertulisnya, Senin, 24 Oktober 2016.

Adapun hujan sangat deras atau ekstrim yang terjadi tiga hari belakangan di beberapa wilayah di Indonesia merupakan bentuk umpan balik yang signifikan akibat pelepasan dari tarikan massa udara badai tropis Sarika’dan Haima.

Hary menuturkan salah satu penyebab hujan sangat deras atau ekstrim terjadi karena suplai uap air yang direpresentasikan oleh kondisi suhu muka laut yang hangat dan panas, yakni berada pada anomali positif antara 0,5–2,0 derajat celcius. Ini membuat pembentukan dan pertumbuhan awan hujan masih tinggi di sebagian besar perairan Indonesia. “Terutama di perairan sekitar Jawa hingga Nusa Tenggara, Sulawesi bagian Selatan, dan perairan Utara Maluku dan Papua,” kata Hary.

Saat yang bersamaan juga terjadi anomali suhu permukaan laut di Samudera Hindia sebelah barat Sumatera Selatan dan Jawa yang lebih tinggi dibandingkan Samudera Hindia sebelah timur Afrika. Fenomena ini dikenal dengan istilah Indian Ocean Dipole Mode (fenomena dipole mode negative) yang berimplikasi pada terdorongnya massa uap air menuju ke Indonesia bagian barat yang menjadi tambahan suplai uap air dalam pembentukan dan pertumbuhan awan hujan.

Hujan lebat beberapa hari terakhir juga terjadi akibat aliran massa udara basah yang dikenal dengan istilah Madden Jullian Oscillation (MJO). Aliran ini berada di sekitar Samudera Hindia sebelah Barat Sumatera dan maritim kontinen Indonesia dan terindikasi memberikan kontribusi pada peningkatan curah hujan di Indonesia bagian Barat dan Tengah.

Faktor lain terjadi karena pusat tekanan rendah di Samudera Hindia sebelah barat daya Sumatera bagian selatan yang berimplikasi adanya daerah pertemuan, perlambatan dan belokan angin di sekitar wilayah Sumatera bagian selatan dan Jawa. Akibatnya, kondisi atmosfer menjadi tidak stabil. “Sehingga meningkatkan potensi hujan lebat disertai kilat atau petir dan angin kencang,” ujar Hary.

Kemudian, tingkat kandungan air di atmosfer terutama di Indonesia bagian Barat dan Tengah sangat basah yang direpresentasikan oleh kelembapan udara yang tinggi. Akibatnya, kondisi atmosfer menjadi tidak stabil sehingga meningkatkan potensi hujan lebat.

“Untuk itu masyarakat diimbau agar waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, pohon tumbang dan jalan licin,” kata Hary.

LARISSA HUDA

Berita terkait

Usai Gempa Garut M6.2, BMKG Peringatkan Potensi Longsor dan Banjir

45 menit lalu

Usai Gempa Garut M6.2, BMKG Peringatkan Potensi Longsor dan Banjir

BMKG meminta masyarakat Sukabumi, Tasikmalaya, Bandung dan Garut dan mewaspadai potensi bencana susul usai gempa bumi magnitudo 6.2.

Baca Selengkapnya

BMKG Peringatkan Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2.5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

1 jam lalu

BMKG Peringatkan Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2.5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

BMKG mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan pada 28 - 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Gempa Mengguncang dari Laut Selatan, Wisatawan Ramai Tinggalkan Pantai Pangandaran

5 jam lalu

Gempa Mengguncang dari Laut Selatan, Wisatawan Ramai Tinggalkan Pantai Pangandaran

Dinas Pariwisata Kabupaten Pangandaran membantah banyak wisatawan pulang mendadak dan sebabkan kemacetan pasca-guncangan gempa pada dinihari tadi.

Baca Selengkapnya

Gempa 6,5 Magnitudo di Laut Selatan Jawa Barat, Guncangan Terasa Hingga Depok

12 jam lalu

Gempa 6,5 Magnitudo di Laut Selatan Jawa Barat, Guncangan Terasa Hingga Depok

Warga Depok merasakan guncangan gempa 6,5 magnitudo yang terjadi pada Sabtu malam. Titik gempa di laut selatan Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: UTBK dan Tips Lolos Seleksi Mandiri, Gempa dan BMKG

12 jam lalu

Top 3 Tekno: UTBK dan Tips Lolos Seleksi Mandiri, Gempa dan BMKG

Sejak 2023 seleksi masuk perguruan tinggi negeri di Indonesia jalur atau seleksi mandiri dipermudah dengan menggunakan nilai UTBK saja.

Baca Selengkapnya

Seismograf Gunung Semeru di Jawa Timur Rekam Guncangan Kuat Gempa Garut

13 jam lalu

Seismograf Gunung Semeru di Jawa Timur Rekam Guncangan Kuat Gempa Garut

Ada tujuh kali gempa tektonik jauh yang terekam dengan amplitudo 4-26 mm, S-P 12-60 detik, dan lama gempa 29-533 detik.

Baca Selengkapnya

BPBD: Gempa M6,2 dari Laut Selatan Jawa Barat Berdampak Kerusakan dan Korban Luka

14 jam lalu

BPBD: Gempa M6,2 dari Laut Selatan Jawa Barat Berdampak Kerusakan dan Korban Luka

Gempa bermagnitudo 6,2 di Laut Selatan Jawa Barat tidak hanya terasa kencang dan lama getarannya.

Baca Selengkapnya

Gempa Bikin Warga Garut Berhamburan dan Trauma, Kaca Jendela Bergetar Kencang

19 jam lalu

Gempa Bikin Warga Garut Berhamburan dan Trauma, Kaca Jendela Bergetar Kencang

Masyarakat Kabupaten Garut, Jawa Barat, dikagetkan dengan gempa bumi yang terjadi pada Sabtu malam, 27 April 2024, sekitar pukul 23.30 WIB.

Baca Selengkapnya

Gempa yang Mengguncang Kencang Garut hingga Jakarta, Ini Data dan Penjelasan BMKG

20 jam lalu

Gempa yang Mengguncang Kencang Garut hingga Jakarta, Ini Data dan Penjelasan BMKG

BMKG memperbarui informasi gempa yang mengguncang kuat dari laut selatan Pulau Jawa pada Kamis menjelang tengah malam, 27 April 2024.

Baca Selengkapnya

Gempa M6,5 Malam Ini, Guncangan Terkuat di Sukabumi dan Tasikmalaya

21 jam lalu

Gempa M6,5 Malam Ini, Guncangan Terkuat di Sukabumi dan Tasikmalaya

Berikut data dan penjelasan dari BMKG tentang sebaran dampak gempa itu dan pemicunya.

Baca Selengkapnya