Hari Pangan Dunia, Stop Bergantung Makanan Impor  

Reporter

Minggu, 16 Oktober 2016 22:06 WIB

Pangan lokal dalam Festival Pangan Lokal di Kedai Keblasuk, Yogyakarta. (TEMPO/Shinta Maharani)

TEMPO.CO, Yogyakarta - Solidaritas Perempuan Kinasih Yogyakarta mengajak masyarakat untuk tidak bergantung pada makanan impor. Hal itu mereka sampaikan ketika memperingati Hari Pangan Dunia atau World Food Day yang jatuh setiap tanggal 16 Oktober.

Sejumlah aktivis mengajak masyarakat makan pangan lokal di kawasan Sunday Morning, pasar Minggu khas Yogyakarta, di sekitar Universitas Gadjah Mada. Mereka mengenakan caping petani dan membawa poster bertulisan, “Bumi adalah rahim pangan, maka jagalah kandungannya.” Ada juga poster bencana perdagangan bebas menghilangkan kedaulatan perempuan.

Ketua Badan Eksekutif Komunitas Solidaritas Perempuan Kinasih Yogyakarta Bonnie Kertaredja mengatakan komunitasnya peduli pada isu kedaulatan perempuan terhadap hak atas pangan. Ada banyak sumber pangan lokal yang perlu dikampanyekan.

Misalnya keripik rumput laut, tiwul, ketela rambat rebus, dan gembili rebus. “Hentikan ketergantungan pada pangan impor,” kata Bonnie kepada Tempo, Minggu, 16 Oktober 2016.

Tahun lalu, SP Kinasih mengajak masyarakat untuk mencintai pangan lokal atau pangan yang bersumber atau ditanam dari lingkungan sekitar. Petani bersama aktivis mengenakan baju lurik, batik, dan kebaya. Petani yang datang sebagian berasal dari Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret, Bantul. Mereka menggelar aksi di Tugu Yogyakarta.

Mereka adalah perempuan petani yang menanam beragam pangan lokal di desa itu. Selain padi dan tanaman palawija, mereka menanam umbi-umbian seperti gembili di pekarangan. Beragam sayur sehat menggunakan pupuk kandang juga menjadi sumber pangan mereka.

SP Kinasih meminta pemerintah untuk menghentikan alih fungsi lahan, menghentikan perdagangan bebas, serta investasi di Yogyakarta. Hal itu penting untuk keberlangsungan kehidupan generasi selanjutnya. Bonnie prihatin ada banyak perempuan yang belum bisa mengakses pangan, terutama di daerah rawan pangan atau rentan pangan.

Bonnie mengatakan petani dan nelayan tradisional kerap dipaksa bersaing dengan perusahaan besar tanpa adanya dukungan dari pemerintah. Padahal, mereka yang sebagian perempuan punya peran penting dalam mengolah pangan. Perempuan petani maupun perempuan nelayan semakin terpinggirkan karena bersaing dengan pangan impor.

Dia mencontohkan, masuknya mesin penggilingan padi (huller) telah menggeser peran perempuan yang biasanya melakukan pekerjaan manual.Teknologi pertanian mengambil alih keberadaan tenaga kerja perempuan. Bagi perempuan, kehilangan pekerjaan sambilan di lahan pertanian berarti kehilangan sebagian tambahan penghasilan mereka. Mereka kemudian harus berhitung ulang tentang belanja rumah tangganya.

Pada kesempatan yang berbeda, Kampung Wisata Budaya Langenastran Yogyakarta juga berusaha menghidupkan kembali kuliner Nusantara. Ketua Paguyuban Kampung Wisata Budaya Langenastran Sumartoyo mengatakan makanan-makanan kuno Nusantara semakin ditinggalkan.

Misalnya, makanan gecok ganum dari daging giling dan kuah santan yang sekarang sudah sulit ditemukan. Ada pula makanan tumpeng menduro yang berisi nasi, telur, ayam, dan sayuran. “Orang kini semakin gemar makanan instan, misalnya ayam goreng bumbu instan,” kata dia.

SHINTA MAHARANI

Berita terkait

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

5 hari lalu

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

Koalisi Pegiat HAM dan Anti Korupsi melaporkan Pj Wali Kota Yogyakarta Singgih Rahardjo ke Gubernur DIY, Mendagri, KPK dan Ombudsman

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

13 hari lalu

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

Para perempuan di Yogyakarta memperingati Hari Kartini dengan lomba lari dan jalan kaki, serta membuat pameran lukisan.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

16 hari lalu

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.

Baca Selengkapnya

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

28 hari lalu

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

Dua alat peraga baru di Taman Pintar Yogyakarta di antaranya multimedia berupa Videobooth 360 derajat dan Peraga Manual Pump.

Baca Selengkapnya

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

32 hari lalu

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

Dalam foto yang beredar, terdapat tambahan karcis tidak resmi untuk penitipan helm yang membuat tarif parkir di Yogyakarta membengkak.

Baca Selengkapnya

BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

52 hari lalu

BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

Seorang wisatawan asing asal Hungaria juga dilaporkan sempat terseret ombak tinggi saat sedang melancong di Pantai Ngandong, Gunungkidul, Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

58 hari lalu

Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

Penutupan TPA Piyungan diharapkan bakal menjadi tonggak perubahan dalam pengelolaan sampah di Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

59 hari lalu

Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

Yogyakarta memiliki unsur 5K yaitu Kota, Korporasi, Komunitas, Kampung dan Kampus, yang jadi modal mewujudkan Yogyakarta sebagai Kota Kreatif.

Baca Selengkapnya

Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

1 Maret 2024

Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

Baznas hingga saat ini telah melakukan kolaborasi penuh dengan Lembaga Amil Zakat

Baca Selengkapnya

Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

27 Februari 2024

Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

Selasa Wagen di kawasan Malioboro berlangsung setiap 35 hari sekali merujuk hari pasaran kalender Jawa.

Baca Selengkapnya