Rais Syuriah PBNU: Ahok Sudah Minta Maaf Seharusnya Dimaafkan

Reporter

Jumat, 14 Oktober 2016 23:00 WIB

Massa dari sejumlah ormas muslim berkumpul di Masjid Istiqlal Jakarta untuk gelar Aksi Damai terhadap Ahok, 14 Oktober 2016. TEMPO/Ihsan

TEMPO.CO, Jakarta - Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Ahmad Ishomuddin mengomentari unjuk rasa yang digelar beberapa organisasi massa Islam, Jumat, 14 Agustus 2016. Unjuk rasa itu terkait dengan dugaan penistaan agama yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.


Ahmad meminta agar masyarakat menghindari perpecahan. Tokoh masyarakat, tokoh agama, juga media massa wajib menjaga keamanan dan kedamaian. Ia mengingatkan suhu politik di Jakarta saat ini semakin panas.


Menurut Ahmad, Ahok yang keseleo lidah sudah meminta maaf. Maka sudah seharusnya umat Islam membuka kelapangan hati memaafkannya. “Kemarahan umat Islam sebagai hal yang wajar itu harus terkendali, harus reda, dan tidak perlu berlebihan," ujarnya dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 14 Oktober 2016.


Ahmad mengatakan, unjuk rasa yang membawa tema "Tangkap Ahok" provokatif. Itu juga menyiratkan kemarahan sekaligus ketidakpercayaan sebagian umat Islam kepada aparat penegak hukum dan pemerintah. "Apabila demonstrasi besar itu tidak segera dikendalikan, bukan mustahil terjadi kekacauan dan memicu kerusuhan demi kerusuhan di Jakarta," katanya.


Ahmad mengimbau agar masyarakat menyerahkan kasus tersebut kepada pihak kepolisian yang telah menerima laporan dari berbagai perwakilan umat Islam. Para tokoh agamajuga harus meredakan kemarahan masyarakat. "Bukan sebaliknya, justru provokatif, turut terlibat memanaskan suasana yang berpotensi destruktif dan ditunggangi oleh kepentingan politik sesaat," tuturnya.


Advertising
Advertising

Ahmad menilai, unjuk rasa dengan massa yang besar sering ditunggangi oleh kepentingan politik sesaat atau bahkan dirancang, didanai, dan dikendalikan oleh tangan-tangan asing yang sengaja ingin memecah belah kesatuan dan persatuan demi kepentingan mereka. "Inilah yang mungkin tidak disadari oleh sekumpulan manusia yang sedang marah itu dan kehilangan akal sehatnya," ucapnya.


Atas dasar itu Ahmad mengimbau agar semua pihak menciptakan suasana aman dan damai, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi pihak lain. Masyarakat harus bersatu padu untuk saling melindungi.


Ahmad juga meminta masyarakat jangan mau diadu domba atau dipecah belah. Masyarakat menjadi lemah dan mudah dikalahkan oleh musuh-musuh bangsa ini. “Sesungguhnya, keamanan masyarakat itu lebih penting dari sekedar keimanan yang bersifat individual," katanya.


Beberapa organisasi massa Islam berunjuk rasa hari ini. Unjuk rasa besar-besaran itu digelar menyusul adanya dugaan penistaan agama yang diduga dilakukan Ahok. Sekitar 5 ribu pengunjukrasa akan berkumpul di Masjid Istiqlal setelah menunaikan ibadah salat Jumat. Rencananya, mereka akan melakukan long march ke gedung Balai Kota DKI Jakarta.


ANGELINA ANJAR SAWITRI

Berita terkait

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

4 jam lalu

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi meresmikan pesantren pertama Nahdlatul Ulama (NU)

Baca Selengkapnya

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

2 hari lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

8 hari lalu

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

Polisi Amerika Serikat secara brutal menangkap para mahasiswa dan dosen di sejumlah universitas yang menentang genosida Israel di Gaza

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

8 hari lalu

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

Mahasiswa Universitas Columbia mengajukan pengaduan terhadap universitas di New York itu atas tuduhan diskriminasi dalam protes pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

9 hari lalu

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

Mahasiswa di sejumlah kampus bergengsi di Amerika Serikat menggelar protes untuk menyatakan dukungan membela Palestina.

Baca Selengkapnya

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

15 hari lalu

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

Dalam beberapa bulan terakhir Google telah melakukan PHK sebanyak 3 kali, kali ini berdampak pada 28 karyawan yang melakukan aksi protes.

Baca Selengkapnya

Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

15 hari lalu

Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

Din Syamsuddin dan eks Danjen Kopassus, Soenarko, turut hadir di unjuk rasa jelang putusan MK soal sengketa Pilpres 2024

Baca Selengkapnya

Polisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK

16 hari lalu

Polisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK

2.713 personel gabungan dikerahkan untuk menjaga demonstrasi di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) jelang putusan sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Jelang Demo Gugatan Pilpres di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat Ditutup

16 hari lalu

Jelang Demo Gugatan Pilpres di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat Ditutup

Polisi mulai menutup Jalan Medan Merdeka Barat menyusul rencana demonstrasi jelang sidang putusan sengketa Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK).

Baca Selengkapnya

Prabowo Minta Demo di Depan Gedung MK Dibatalkan, Haris Rusli: Beliau Khawatir Ada Gesekan dan Benturan Sosial

16 hari lalu

Prabowo Minta Demo di Depan Gedung MK Dibatalkan, Haris Rusli: Beliau Khawatir Ada Gesekan dan Benturan Sosial

Komandan Tim Kampanye Nasional bidang relawan Haris Rusli Moti menyatakan, Prabowo meminta penghentian aksi damai di depan gedung MK

Baca Selengkapnya