EKSKLUSIF: Soal Kasus Munir, Hendropriyono: Bikin Saya Stres  

Reporter

Kamis, 13 Oktober 2016 11:19 WIB

Mantan Kepala BIN Hendropriyono saat wawancara dengan tempo di kantornya. TEMPO/Ridian Eka Saputra

TEMPO.CO, Jakarta - Nama Abdullah Makhmud Hendropriyono kembali ramai disebut setelah Komisi Informasi Pusat (KIP), Senin, 10 Oktober 2016, mengabulkan gugatan yang memaksa pemerintah membeberkan kepada publik laporan akhir hasil penyelidikan Tim Pencari Fakta (TPF) Pembunuhan Munir. Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (Kontras), penggugat keterbukaan informasi ini, meyakini temuan TPF memuat nama sejumlah pejabat Badan Intelijen Negara (BIN) yang belum pernah diperiksa dan diadili dalam kasus Munir.

Sejak awal, sorotan memang tak pernah luput mengarah pada Hendropriyono, yang memimpin BIN ketika Munir tewas dibunuh dengan racun arsenik pada 7 September 2004. Ditemui Tempo di kantornya, Rabu, 12 Oktober 2016, Hendropriyono kembali menampik dugaan keterlibatan dirinya dalam pembunuhan Munir. Begitu pula tentang tudingan adanya operasi intelijen lembaganya saat itu. Berikut ini petikan wawancara eksklusif Tempo dengan Hendropriyono.

Kasus pembunuhan Munir mencuat lagi, Anda kembali dituduh terlibat…
Iya, setiap ada orang mati, selalu saya dituduh terlibat. Sudah membantah, tetap saja datang terus tuduhan bermacam-macam. Makanya, ketika Presiden meminta saya di pemerintahan, ah… enggak, capek. Saya jadi rakyat saja.

KIP mewajibkan laporan TPF dibuka ke publik. Bagaimana menurut Anda?
Saya sih melihatnya positif. Mungkin hasil TPF dulu itu publik enggak 100 persen tahu. Itu kan fungsi KIP. Tidak masalah, harus diapresiasi. Karena ini kan negara demokrasi, terbuka, semua informasi kita harus dapat.

Dalam laporan itu diyakini akan mengungkap dalang pembunuhan Munir. Anda salah satu tertuduhnya.
Setahu saya, hasil TPF sudah diakomodasi dalam proses hukum di kepolisian dan pengadilan. Masak saya yang disebut juga harus dihukum? Dia saja yang dihukum, yang menuduh. Orang saya enggak berbuat, tapi disebut, masak harus dihukum?

Bukankah tuduhan itu karena banyak indikasi pembunuhan Munir melibatkan BIN?
Saya sih merasa tidak terlibat, makanya tidak panik. Saya enggak mengerti apa-apa. Saya menyesal saja, kenapa mesti bunuh-bunuhan. Ini kan bukan persoalan di medan perang yang harus to kill or to be killed. Masak Munir? Persoalan Munir ini benar-benar membuat saya stres berat. Saya kan punya keluarga. Saya sudah dihukum dengan tuduhan publik seperti ini.

Mengapa Anda tak pernah memenuhi panggilan pemeriksaan TPF pada 2005?
Kenapa mesti dipanggil? Kan, tim pencari fakta. Datang saja dong ke rumah saya. Saya bilang, silakan datang 24 jam, saya buka pintu. Saya enggak mau dipanggil-panggil, kayak orang pesakitan. Orang saya enggak salah.

TPF itu kan bekerja atas keputusan Presiden Yudhoyono…
Iya, buktinya presiden saja enggak apa apa. Kalau saya salah, ditegur dong, ditelepon. Wong saya kenal. Tidak ada, tuh.

DEWI SUCI | ABDUL MANAN | AGOENG

Baca juga:
Jokowi Perintahkan Jaksa Agung Cari Dokumen TPF Munir
OTT di Kemenhub, Presiden: Pecat Pelaku Praktek Pungli






Advertising
Advertising





Berita terkait

Waka BIN Apresiasi Generasi Muda Hindu dalam Acara Dharma Santi Nasional

3 hari lalu

Waka BIN Apresiasi Generasi Muda Hindu dalam Acara Dharma Santi Nasional

Wakil Ketua Badan Itelijen Negara (BIN) I Nyoman Cantiasa mengapresiasi acara puncak Dharma Santi Nasional Hari Suci Nyepi Saka 1946.

Baca Selengkapnya

Marak Korban dan Modus Baru: Layanan Pinjol Ilegal Bisa Dihukum 10 Tahun Penjara dan Denda Rp 1 Triliun

5 hari lalu

Marak Korban dan Modus Baru: Layanan Pinjol Ilegal Bisa Dihukum 10 Tahun Penjara dan Denda Rp 1 Triliun

Selain 537 entitas pinjol ilegal, Satgas PASTI juga menemukan 48 konten penawaran pinjaman pribadi dan 17 entitas yang menawarkan investasi.

Baca Selengkapnya

TPNPB-OPM Menyatakan Bertanggung Jawab Atas Pembunuhan Seorang Intel BIN

24 hari lalu

TPNPB-OPM Menyatakan Bertanggung Jawab Atas Pembunuhan Seorang Intel BIN

Juru bicara TPNPB OPM Sebby Sambom, menyatakan pihaknya bertanggung jawab atas pembunuhan seorang intel BIN.

Baca Selengkapnya

Respons Yusril Soal Anggota Timnya Minta MK Panggil Kepala BIN

26 hari lalu

Respons Yusril Soal Anggota Timnya Minta MK Panggil Kepala BIN

Yusril mengatakan, anggotanya yang meminta agar MK memanggil Kepala BIN Budi Gunawan di sidang sengketa Pilpres 2024 adalah tindakan spontan.

Baca Selengkapnya

Didesak Tetapkan Kasus Munir Jadi Pelanggaran HAM Berat, Komnas HAM: Tunggu Penyelidikan

37 hari lalu

Didesak Tetapkan Kasus Munir Jadi Pelanggaran HAM Berat, Komnas HAM: Tunggu Penyelidikan

Komite Aksi Solidaritas untuk Munir (Kasum) mendesak Komnas HAM menetapkan kasus pembunuhan Munir Said Thalib sebagai pelanggaran HAM berat

Baca Selengkapnya

Kasum Desak Komnas HAM Segera Tetapkan Kasus Kematian Munir Sebagai Pelanggaran Berat Hak Asasi Manusia

44 hari lalu

Kasum Desak Komnas HAM Segera Tetapkan Kasus Kematian Munir Sebagai Pelanggaran Berat Hak Asasi Manusia

Komisi Aksi Solidaritas untuk Munir desak Komnas HAM segera tuntaskan kasus pembunuhan Munir Said Salib pada 7 September 2004.

Baca Selengkapnya

Diperiksa Komnas HAM soal Kematian Munir, Usman Hamid Berharap Dalang Pembunuhan Segera Diungkap

44 hari lalu

Diperiksa Komnas HAM soal Kematian Munir, Usman Hamid Berharap Dalang Pembunuhan Segera Diungkap

Menurut Usman Hamid, hasil penyelidikan tim pencari fakta sudah lengkap sehingga ia berharap Komnas HAM segera mengumumkan dalang pembunuhan Munir.

Baca Selengkapnya

Selain ASN, TNI, dan Polri, Jokowi Juga Minta BIN Netral di Pemilu 2024

7 Februari 2024

Selain ASN, TNI, dan Polri, Jokowi Juga Minta BIN Netral di Pemilu 2024

Pernyataan Jokowi itu muncul setelah kritik yang disampaikan oleh Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Sukarnoputri soal netralitas TNI-Polri.

Baca Selengkapnya

Mantan Kabinda Papua Barat dan Eks Kepala BPN Sorong Jadi Tersangka Pemalsuan Sertifikat Tanah

4 Februari 2024

Mantan Kabinda Papua Barat dan Eks Kepala BPN Sorong Jadi Tersangka Pemalsuan Sertifikat Tanah

Polisi juga menetapkan istri eks Kepala BPN Sorong sebagai tersangka dalam kasus pemalsuan sertifikat tanah. Satu terlapor lain adalah seorang caleg.

Baca Selengkapnya

PPATK Jabarkan Jumlah dan Instansi Ihwal Transaksi Janggal Dana Kampanye Pemilu 2024

10 Januari 2024

PPATK Jabarkan Jumlah dan Instansi Ihwal Transaksi Janggal Dana Kampanye Pemilu 2024

PPATK sudah mengirimkan hasil analisisnya itu ke KPK, Bawaslu, BIN, Polri, dan OJK.

Baca Selengkapnya