EKSLUSIF: Dikaitkan Kasus Munir, Ini Kata Hendropriyono  

Reporter

Kamis, 13 Oktober 2016 07:05 WIB

Mantan Kepala BIN Jenderal (Purn) Hendropriyono. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Nama Abdullah Makhmud Hendropriyono kembali mencuat setelah Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (KontraS) memenangkan gugatan di Komisi Informasi Pusat (KIP) pada Senin lalu, 10 Oktober 2016. Dengan putusan itu, Kementerian Sekretariat Negara wajib menyampaikan hasil penyelidikan Tim Pencari Fakta (TPF) kasus pembunuhan Munir Said Thalib ke publik.

Mantan Kepala Badan Intelijen Negara Hendropriyono disebut-sebut sebagai orang yang paling bertanggung jawab atas kematian Munir. Aktivis HAM itu menghembuskan nafas terakhir setelah menenggak minuman yang mengandung arsenik saat terbang ke Belanda dari Jakarta menggunakan pesawat Garuda Indonesia pada 2004.

Saat Tempo menemui Hendropriyono di ruang kerjanya di Menara Kuningan lantai 29, Jalan Rasuna Said Kavling 5, Jakarta Selatan, Rabu, 12 Oktober 2016, dia membantah tuduhan tersebut. Dia menyadari posisinya saat itu membuat dirinya dituding terlibat dalam kasus ini. Namun, ia mengaku tidak tahu-menahu tentang kematian Munir.

"Karena saya kan Kepala BIN waktu itu. Saya sih karena saya merasa tidak, makanya saya tidak panik, tidak apa. Biar saja mau dibawa ke mana. Saya enggak ngerti apa-apa," ujarnya.

Baca: Usman Hamid: Dokumen Munir Bisa Dicari ke Anggota TPF

Hendropriyono mengatakan dirinya pertama kali mengetahui soal kematian Munir dari berita koran. "Meninggal pertama kali katanya sakit liver atau apa. Terus, kedua kali katanya diracun. Ketiga kali, loh mengarahnya ke BIN. Keempat kali, loh mengarahnya ke saya. Itu tahapannya. Dan itu kan saat-saat saya selesai tugas turun," kata dia.

Ketika ditanya mengenai laporan akhir TPF kasus Munir, Hendropriyono mengaku hanya membaca dari koran. Menurut dia, hasil TPF itu sudah diakomodir masuk ke kepolisian dan pengadilan. "Enggak ada yang mengarah ke saya. Makanya saya enggak dipanggil ke pengadilan," ujar dia.

Baca: Tak Bisa Ungkap Kasus Munir, Kontras:Jokowi Jangan Maju Lagi

Setelah adanya keputusan dari KIP, Presiden Joko Widodo memerintahkan kepada Jaksa Agung untuk menelusuri keberadaan dokumen hasil temuan TPF kasus Munir. Bila dokuman berhasil ditemukan, menurut juru bicara Kepresidenan Johan Budi, Jaksa Agung diminta mencari tahu perkembangan penyelesaian kasus Munir.

"Jadi kalau (nanti) ditelusuri lagi apakah ada novum baru yang bisa ditindaklanjuti," kata Johan di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu, 12 Oktober 2016. Menurut dia, tidak hanya Jaksa Agung yang akan menindaklanjuti bila ada temuan baru, kepolisian pun dimungkinkan terlibat.

ABDUL MANAN | AGOENG WIJAYA | DEWI SUCI RAHAYU | ADITYA BUDIMAN | RINA WIDIASTUTI

Baca juga:
TERBONGKAR: Praktik Makelar Tanah di Pelabuhan Muara Baru
Pandji Pragiwaksono Masuk Tim Kampanye, Ini Penjelasan Anies
Polemik Mario Teguh dan Kiswinar Bukan Lagi Tes DNA, Tapi...

Berita terkait

Gelar Nobar Laga Semifinal Piala Asia U-23 2024, BIN Sebut Perjalanan Timnas U-23 Indonesia Luar Biasa

3 hari lalu

Gelar Nobar Laga Semifinal Piala Asia U-23 2024, BIN Sebut Perjalanan Timnas U-23 Indonesia Luar Biasa

Setelah gagal ke final Piala Asia U-23 2024 usai dikalahkan Uzbekistan, timnas U-23 Indonesia kejar posisi ketiga demi tiket Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Waka BIN Apresiasi Generasi Muda Hindu dalam Acara Dharma Santi Nasional

8 hari lalu

Waka BIN Apresiasi Generasi Muda Hindu dalam Acara Dharma Santi Nasional

Wakil Ketua Badan Itelijen Negara (BIN) I Nyoman Cantiasa mengapresiasi acara puncak Dharma Santi Nasional Hari Suci Nyepi Saka 1946.

Baca Selengkapnya

Marak Korban dan Modus Baru: Layanan Pinjol Ilegal Bisa Dihukum 10 Tahun Penjara dan Denda Rp 1 Triliun

10 hari lalu

Marak Korban dan Modus Baru: Layanan Pinjol Ilegal Bisa Dihukum 10 Tahun Penjara dan Denda Rp 1 Triliun

Selain 537 entitas pinjol ilegal, Satgas PASTI juga menemukan 48 konten penawaran pinjaman pribadi dan 17 entitas yang menawarkan investasi.

Baca Selengkapnya

TPNPB-OPM Menyatakan Bertanggung Jawab Atas Pembunuhan Seorang Intel BIN

29 hari lalu

TPNPB-OPM Menyatakan Bertanggung Jawab Atas Pembunuhan Seorang Intel BIN

Juru bicara TPNPB OPM Sebby Sambom, menyatakan pihaknya bertanggung jawab atas pembunuhan seorang intel BIN.

Baca Selengkapnya

Respons Yusril Soal Anggota Timnya Minta MK Panggil Kepala BIN

31 hari lalu

Respons Yusril Soal Anggota Timnya Minta MK Panggil Kepala BIN

Yusril mengatakan, anggotanya yang meminta agar MK memanggil Kepala BIN Budi Gunawan di sidang sengketa Pilpres 2024 adalah tindakan spontan.

Baca Selengkapnya

Didesak Tetapkan Kasus Munir Jadi Pelanggaran HAM Berat, Komnas HAM: Tunggu Penyelidikan

42 hari lalu

Didesak Tetapkan Kasus Munir Jadi Pelanggaran HAM Berat, Komnas HAM: Tunggu Penyelidikan

Komite Aksi Solidaritas untuk Munir (Kasum) mendesak Komnas HAM menetapkan kasus pembunuhan Munir Said Thalib sebagai pelanggaran HAM berat

Baca Selengkapnya

Kasum Desak Komnas HAM Segera Tetapkan Kasus Kematian Munir Sebagai Pelanggaran Berat Hak Asasi Manusia

49 hari lalu

Kasum Desak Komnas HAM Segera Tetapkan Kasus Kematian Munir Sebagai Pelanggaran Berat Hak Asasi Manusia

Komisi Aksi Solidaritas untuk Munir desak Komnas HAM segera tuntaskan kasus pembunuhan Munir Said Salib pada 7 September 2004.

Baca Selengkapnya

Diperiksa Komnas HAM soal Kematian Munir, Usman Hamid Berharap Dalang Pembunuhan Segera Diungkap

49 hari lalu

Diperiksa Komnas HAM soal Kematian Munir, Usman Hamid Berharap Dalang Pembunuhan Segera Diungkap

Menurut Usman Hamid, hasil penyelidikan tim pencari fakta sudah lengkap sehingga ia berharap Komnas HAM segera mengumumkan dalang pembunuhan Munir.

Baca Selengkapnya

Selain ASN, TNI, dan Polri, Jokowi Juga Minta BIN Netral di Pemilu 2024

7 Februari 2024

Selain ASN, TNI, dan Polri, Jokowi Juga Minta BIN Netral di Pemilu 2024

Pernyataan Jokowi itu muncul setelah kritik yang disampaikan oleh Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Sukarnoputri soal netralitas TNI-Polri.

Baca Selengkapnya

Mantan Kabinda Papua Barat dan Eks Kepala BPN Sorong Jadi Tersangka Pemalsuan Sertifikat Tanah

4 Februari 2024

Mantan Kabinda Papua Barat dan Eks Kepala BPN Sorong Jadi Tersangka Pemalsuan Sertifikat Tanah

Polisi juga menetapkan istri eks Kepala BPN Sorong sebagai tersangka dalam kasus pemalsuan sertifikat tanah. Satu terlapor lain adalah seorang caleg.

Baca Selengkapnya