TEMPO.CO, Bogor - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan pemerintah menargetkan jumlah peserta pasukan perdamaian asal Indonesia bisa mencapai 4.000 orang. "Hingga 2019, kita punya roadmap vision untuk pengiriman 4.000 peserta misi perdamaian,” kata Retno saat menyambut Kontingen Garuda yang akan berangkat untuk misi pemeliharaan perdamaian ke Libanon pada Desember nanti, di Sentul, Bogor, Senin, 10 Oktober 2016.

Target itu, kata Retno, akan mendukung posisi Indonesia sebagai calon anggota tidak tetap Dewan Keamanan HAM PBB periode 2019-2020. Retno juga menyinggung partisipasi Indonesia dalam misi perdamaian terjadi pertama kali pada 1957 ke Mesir. Hingga saat ini, tercatat sudah ada 35 ribu personel yang pernah diberangkatkan. "Di Perserikatan Bangsa-Bangsa, Indonesia adalah negara kesebelas terbesar penyumbang misi perdamaian," tutur Retno.

Sebanyak 850 peserta kontingen dilatih secara khusus di Pusat Pelatihan Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI di Sentul, Bogor. Pengiriman pasukan United Nation Interim Force in Lebanon (Unifil) itu, ujar Retno, merupakan bagian dari empat prioritas politik luar negeri Indonesia.

Adapun empat prioritas yang diimplementasikan hingga 2019 menyorot perlindungan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, perlindungan warga negara Indonesia di luar negeri, penguatan diplomasi ekonomi, dan partisipasi untuk perdamaian kawasan di wilayah konflik dunia internasional.

YOHANES PASKALIS