Pemerintah Diminta Buka Hasil Kajian Reklamasi Teluk Jakarta

Reporter

Rabu, 5 Oktober 2016 16:25 WIB

Sejumlah mahasiswa dan warga pesisir Jakarta melakukan aksi unjuk rasa di depan Kantor Kemenko Maritim, Jakarta, 13 September 2016. Dalam aksinya mereka menolak proyek reklamasi Teluk Jakarta. TEMPO/M Iqbal Ichsan

TEMPO.CO, Jakarta - Koalisi Selamatkan Teluk Jakarta meminta pemerintah membuka hasil kajian soal reklamasi Teluk Jakarta kepada publik. Peneliti Indonesia Center for Enviromental Law (ICEL), Rayhan Dudayef, mengatakan pemerintah harus bisa menunjukan hasil kajian komperehensif yang menyatakan bahwa secara dampak ekologis dan sosial, reklamasi bisa dilanjutkan.

Ia mengatakan gugatan sengketa yang diajukan Koalisi Selamatkan Teluk Jakarta diajukan agar kajian tersebut dibuka. "Apabila kajian komprehensif tersebut tidak dapat dilanjutkan, maka rekomendasi Kemenkomaritim (Kementerian Koordinator Maritim) dapat dikatakan didasarkan kepada pengembang saja," kata Rayhan di Komisi Informasi Pusat, Jakarta, Rabu 5 Oktober 2016.

Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan menyatakan reklamasi Teluk Jakarta dapat dilanjutkan. Ini bertentangan dengan kebijakan Menteri Koordinator Maritim sebelumnya, Rizal Ramli. "Perbedaan pernyataan ini seharusnya juga dibarengi dengan kajian komprehensif yang dilakukan oleh menteri baru," kata dia.

Baca juga:
Perang Pilkada di Dunia Maya: Percakapan Soal Ahok Dominan
Jika Ada Uang Negara, BPK Bisa Audit Reklamasi Teluk Jakarta


Rayhan menilai Tim Komite Bersama Reklamasi Pantai Utara Jakarta tidak transparan dan akuntabel. Sebab, kata dia, sejak pembentukan tim pada 18 April 2016 hingga saat ini, hasil kajian tidak bisa diakses publik. Kementerian, kata dia, sempat merespons keinginan koalisi terhadap informasi. "Tetapi tidak substantif," kata dia.

Ia berharap informasi yang diberikan pemerintah adalah kajian kompehensif terkait dengan kajian lingkungan, sosial, dan hukum. Sebab, Rayhan berujar, apabila proses pengambilan kebijakan ditutup, berpotensi melanggar Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik yang menjamin hak warga negara mengetahui proses pembuatan kebijakan publik.

Luhut pun, beberapa waktu lalu, mengatakan keputusannya melanjutkan proyek reklamasi Teluk Jakarta didasari kajian ilmiah. Ia memastikan bahwa kelanjutan proyek tersebut untuk kepentingan nasional dan masyarakat DKI Jakarta.

Menurut Rayhan, kajian tersebut harus dibuka untuk menjamin transparansi dan akuntabilitas kebijakan meneruskan proyek tersebut. Ia pun mengatakan akan mengkomparasikan hasil kajian pemerintah dengan kajian koalisi masyarakat. "Kalau ada kajian pemerintah akan ada diskursus," kata dia.

ARKHELAUS W.

Simak juga:
Keterpilihan Ahok Merosot: Inilah 3 Hal Menarik & Mengejutkan
Heboh Manifesto Komunis: Polisi Gegabah Sita Buku Malaysia

Berita terkait

Saat Capres Ganjar Pranowo Sindir 3 Purnawirawan Jenderal yang Disebutnya Mencla-mencle

8 Februari 2024

Saat Capres Ganjar Pranowo Sindir 3 Purnawirawan Jenderal yang Disebutnya Mencla-mencle

Ganjar Pranowo bilang ada purnawirawan jenderal yang menyebut jangan memilih calon tertentu karena latar belakangnya tapi kini berbalik arah mendukung

Baca Selengkapnya

Cerita Luhut Sakit dan Tawaran Pemulihan dari Menlu Singapura

11 Oktober 2023

Cerita Luhut Sakit dan Tawaran Pemulihan dari Menlu Singapura

Cerita Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang sakit hingga mendapat tawaran pemulihan dari Menlu Singapura.

Baca Selengkapnya

Hari Pelaut Sedunia: Mengenal Pengertian Ekonomi Maritim

27 Juni 2023

Hari Pelaut Sedunia: Mengenal Pengertian Ekonomi Maritim

Ekonomi maritim Indonesia memiliki potensi besar bagi perekonomian nasional. Apakah itu ekonomi maritim?

Baca Selengkapnya

Buka Prodi Metalurgi dan Material, Unhas Gandeng Kemenkomarves

14 April 2023

Buka Prodi Metalurgi dan Material, Unhas Gandeng Kemenkomarves

Unhas menggandeng Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi untuk membuka prodi Metalurgi dan Material.

Baca Selengkapnya

Melatih Tentara Main Musik, Maestro Biola Ini Diberi Pangkat Letkol Tituler

12 Desember 2022

Melatih Tentara Main Musik, Maestro Biola Ini Diberi Pangkat Letkol Tituler

Sebelum Deddy Corbuzier memperoleh pangkat Letkol Tituler, Idris Sardi sudah lebih dulu mendapatkannya

Baca Selengkapnya

Luhut: Jika Ditanya Kapan Hidup Paling Bahagia, Saya Jawab saat Masih Jadi Tentara

8 Oktober 2022

Luhut: Jika Ditanya Kapan Hidup Paling Bahagia, Saya Jawab saat Masih Jadi Tentara

Luhut mengaku titik yang paling membuatnya bungah adalah saat menjadi tentara.

Baca Selengkapnya

Dunia Melihat Indonesia sebagai Negara Super Power Mini, Apa Maksud Luhut

28 September 2022

Dunia Melihat Indonesia sebagai Negara Super Power Mini, Apa Maksud Luhut

Luhut Binsar Panjaitan menceritakan beberapa pakar ekonomi di Amerika Serikat memuji kondisi perekonomian Indonesia.

Baca Selengkapnya

Korea-Indonesia MTCRC Jalin Kerja Sama Maritim dengan UNHAS

3 Agustus 2022

Korea-Indonesia MTCRC Jalin Kerja Sama Maritim dengan UNHAS

Korea-Indonesia Marine Technology Cooperation Research Center (MTCRC) memperluas kerja sama dengan instansi pendidikan Universitas Hasanuddin (UNHAS).

Baca Selengkapnya

LPDP Buka Beasiswa di Central South University Cina, Kuota 50 Orang

27 Mei 2022

LPDP Buka Beasiswa di Central South University Cina, Kuota 50 Orang

LPDP membuka pendaftaran beasiswa untuk program S2 di School of Metallurgy and Environment, Central South University Cina. Cek syarat dan tahapannya.

Baca Selengkapnya

Pantau Kesiapan Kampus, Luhut Harap UIII Lahirkan Banyak Cendekiawan Muslim

21 Januari 2022

Pantau Kesiapan Kampus, Luhut Harap UIII Lahirkan Banyak Cendekiawan Muslim

Luhut Pandjaitan berharap Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) akan menjadi pusat penelitian peradaban Islam.

Baca Selengkapnya