Nelayan Semarang Beralih ke Jasa Pengantar Pemancing  

Reporter

Minggu, 2 Oktober 2016 16:30 WIB

Ratusan perahu tertambat di kawasan kampung nelayan Tambaklorok, Semarang, 12 Februari 2016. Dalam proyek kampung wisata bahari ini, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana dan Ditjen Cipta Karya menggelontorkan dana 75 Milyar untuk membangun tanggul dan fasilitas penunjang. TEMPO/Budi Purwanto

TEMPO.CO, Semarang - Hampir sepuluh tahun ini nelayan di Kota Semarang beralih menjadi jasa mengantar pemancing ke tengah laut. Aktivitas itu dilakukan karena hasilnya lebih menguntungkan dibanding memburu ikan langsung ke tengah laut.

“Ini sudah terjadi sejak sepuluh tahun lalu, meski saya sendiri baru melakukan sekitar empat tahun terakhir,” kata Remi, Sekretaris Paguyuban Nelayan Mitra Mandiri, Kampung Marina, Kota Semarang, Minggu, 2 Oktober 2016.

Sekali melaut, mereka mendapat uang sewa perahu sebesar Rp 500 ribu-1,5 juta. “Tergantung jarak dan kedalaman. Kalau di pinggiran, Rp 500 ribu. Jika hingga ke tengah dengan kedalaman 30-45 meter, biaya sewanya Rp 1-1,5 juta,” ucap Remi.

Beralih menjadi pengantar pemancing itu dinilai lebih hemat biaya karena tak harus bermodal bekal makanan dan alat tangkap yang harganya mahal. Remi dan sejumlah nelayan di Kampung Marina, Kecamatan Semarang Utara, minimal mampu mengantar pemancing tiga kali setiap pekan.

Mereka biasanya hanya mengangkut enam pemancing dengan perahu sopek sepanjang 6 meter dan lebar 2,9 meter. Selain mudah, pelayanan mengantar pemancing ini nyaris tak ada hambatan, karena jika ombak besar hanya dilakukan di pinggiran.

Menurut Remi, saat ini animo pemancing di laut sangat tinggi. Meski telah memasuki musim hujan, kondisi air laut masih baik. Peralihan menangkap ikan menjadi pengantar pemancing yang dilakukan kelompok nelayan Mitra Mandiri itu dilakukan saat mereka mulai meninggalkan alat tangkap pukat dan menjadi pemancing di pesisir.

“Di sela libur tak mengantar, kami bertanggung jawab menjaga ekosistem pantai dan menjaga karang buatan yang disemai sepuluh tahun lalu,” katanya.

Kepala Seksi Observasi dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Maritim Semarang Retno Widyaningsih menyatakan, meski musim hujan, saat ini kondisi Laut Jawa di pantai Semarang dan sekitarnya masih cenderung aman.

Hasil pantauannya untuk 12 jam ke depan mulai Minggu, 2 Oktober 2016, tak ada gangguan cuaca yang berarti. “Masih normal. Kondisi cuaca baik dan gelombang 0,5 meter,” ujar Retno.

Meski begitu, ia mengingatkan, di luar 12 jam itu, kondisi cuaca bisa berubah setiap saat, apa lagi saat ini sedang peralihan musim ke musim hujan yang aktivitasnya bisa meningkat setiap saat. “Kadang hujan lebat, seperti yang terjadi beberapa hari sebelumnya. Namun, secara umum, masih aman,” ucap Retno.

EDI FAISOL




Berita terkait

10 Makanan Khas Kota Semarang yang Wajib Dicoba: Yang Manis Hingga Asin

19 jam lalu

10 Makanan Khas Kota Semarang yang Wajib Dicoba: Yang Manis Hingga Asin

Wingko babat merupakan makanan tradisional dari area Kota Semarang. Kudapan dari parutan kelapa, tepung beras ketan dan gula ini cocok buat ngeteh.

Baca Selengkapnya

Berusia 477 Tahun, Berikut Sejarah Kota Semarang Hingga Peristiwa Pertempuran Lima Hari

1 hari lalu

Berusia 477 Tahun, Berikut Sejarah Kota Semarang Hingga Peristiwa Pertempuran Lima Hari

Sejarah Kota Semarang bermula pada abad ke-8 M, bagian dari kerajaan Mataram Kuno bernama Pragota, sekarang menjadi Bergota menjadi pelabuhan.

Baca Selengkapnya

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

8 hari lalu

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.

Baca Selengkapnya

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

11 hari lalu

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

Tiga kapal nelayan Indonesia asal Natuna ditangkap oleh penjaga laut otoritas Malaysia. Dituding memasuki perairan Malaysia secara ilegal.

Baca Selengkapnya

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

11 hari lalu

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik yang memuat hulu-hilir pengelolaan pemanfaatan BBL.

Baca Selengkapnya

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

14 hari lalu

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

Selain terkenal destinasi wisatanya, Semarang memiliki ikon oleh-oleh khas seperti wingko dan lumpia. Apa lagi?

Baca Selengkapnya

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

15 hari lalu

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

Tradisi Lomban setiap bulan Syawal di jepara telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

16 hari lalu

Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

Bareskrim Polri menangkap lima tersangka tindak pidana narkotika saat hendak menyeludupkan 19 kg sabu dari Malaysia melalui Aceh Timur.

Baca Selengkapnya

Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

22 hari lalu

Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

Walhi dan Pokja Pesisir Kalimantan Timur sebut kerusakan Teluk Balikpapan salah satunya karena efek pembangunan IKN.

Baca Selengkapnya

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

26 hari lalu

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.

Baca Selengkapnya