Masyarakat Diimbau Lindungi Anak dari Dampak Buruk Internet  

Reporter

Minggu, 2 Oktober 2016 13:42 WIB

Grup band Simponi menghibur pengunjung car free day Bundaran HI, Jakarta, dalam acara kampanye menyerukan keselamatan anak-anak Indonesia dari dampak buruk internet, Minggu, 2 Oktober 2016. Tempo/Rezki Alvionitasari.

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak bekerja sama dengan Badan Reserse Kriminal Kepolisian RI melakukan kampanye bersama menyerukan keselamatan anak-anak Indonesia dari dampak buruk Internet. Kampanye ini diadakan di kawasan bebas kendaraan bermotor atau car-free day Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu, 2 Oktober 2016.

Deputi Bidang Perlindungan Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Pribudiarta Nur Sitepu mengatakan kampanye ini dapat menggalang sinergi antara pemerintah dan masyarakat untuk melindungi anak-anak dari berbagai dampak buruk Internet, seperti pornografi online, prostitusi online, dan cybercrime.

"Dari data dan fakta yang ada, tidak ada lagi daerah yang bebas dari kasus kejahatan terhadap anak, baik yang disebabkan oleh pornografi online, prostitusi online, maupun cybercrime," ucap Pribudiarta. Dia mengajak masyarakat bersama-sama menyelamatkan anak-anak Indonesia dari dampak buruk Internet, juga melindungi mereka dari kejahatan.

Data Komisi Perlindungan Anak Indonesia menyebutkan anak-anak korban pornografi dan kejahatan online di Indonesia pada 2011-2014 berjumlah 1.022 anak. Rinciannya, anak-anak korban pornografi online sebesar 28 persen, pornografi anak online 21 persen, prostitusi anak online 20 persen, obyek CD porno 15 persen, dan anak korban kekerasan seksual online 11 persen.

Survei Kementerian bekerja sama dengan Katapedia menggambarkan, anak-anak terpapar situs pornografi melalui Google, Instagram, dan berita online. Mereka juga mengakses pornografi melalui buku bacaan, seperti komik atau buku cerita yang memasukkan gambar porno.

Ada pula data Bareskrim Polri, yakni dari laporan National Center of Missing & Exploited Children. Data ini menyebutkan Internet protocol atau IP Indonesia yang mengunggah dan mengunduh konten pornografi anak melalui media sosial pada 2015 sebanyak 299.602 IP. Lalu pada 2016 hingga Maret berjumlah 96.824 IP. Pengguna Internet paling banyak memakai media sosial Facebook dan Twitter untuk mengunggah atau mengunduh konten pornografi anak.

REZKI ALVIONITASARI




Berita terkait

Modus-modus Kawin Kontrak, Dijanjikan Mahar Jutaan Rupiah

6 hari lalu

Modus-modus Kawin Kontrak, Dijanjikan Mahar Jutaan Rupiah

Kasus kawin kontrak kembali mengemuka. Berikut modus-modus kawin kontrak, termasuk soal mahar jutaan rupiah.

Baca Selengkapnya

Pelamar PPPK Guru 2023 yang Tak Lolos Seleksi Administrasi Bisa Ajukan Sanggah, Begini Caranya

16 Oktober 2023

Pelamar PPPK Guru 2023 yang Tak Lolos Seleksi Administrasi Bisa Ajukan Sanggah, Begini Caranya

PPPK 2023 yang dinyatakan tidak lolos seleksi administrasi, dapat mengajukan sanggahan.

Baca Selengkapnya

Kementerian: Anak Pelaku Pidana, Termasuk Perundungan di Cilacap, Berhak Dapat Pendidikan

6 Oktober 2023

Kementerian: Anak Pelaku Pidana, Termasuk Perundungan di Cilacap, Berhak Dapat Pendidikan

Anak yang berhadapan dengan hukum sebagai pelaku tindak pidana tetap berhak mendapatkan pendidikan, tak terkecuali anak yang jadi pelaku perundungan.

Baca Selengkapnya

Marak Debat Hak Perempuan dan Aborsi di Pilpres Argentina, Kementerian Perempuan Terancam Ditutup

5 Oktober 2023

Marak Debat Hak Perempuan dan Aborsi di Pilpres Argentina, Kementerian Perempuan Terancam Ditutup

Pilpres yang sedang berlangsung di Argentina menyoroti debat tentang hak perempuan dan akses aborsi.

Baca Selengkapnya

Masih Penyesuaian, Bayi Tertukar di Bogor Terkadang Rewel Cari Ibu Asuhnya

15 September 2023

Masih Penyesuaian, Bayi Tertukar di Bogor Terkadang Rewel Cari Ibu Asuhnya

Dua bayi tertukar di Kabupaten Bogor masih menyesuaikan pengasuhan dengan orang tua biologis.

Baca Selengkapnya

KemenPPPA Sebut Anak-Anak di Pulau Rempang Panik, Takut, dan Kemungkinan Trauma

13 September 2023

KemenPPPA Sebut Anak-Anak di Pulau Rempang Panik, Takut, dan Kemungkinan Trauma

Sebelas anak dilarikan ke RSUD Batam karena terkena gas air mata saat bentrokan antara warga dan polisi terjadi di Pulau Rempang.

Baca Selengkapnya

Kasus Bayi Tertukar di Bogor 99,9 Persen Valid, Polisi: Kami Tunggu Laporan Ortu

26 Agustus 2023

Kasus Bayi Tertukar di Bogor 99,9 Persen Valid, Polisi: Kami Tunggu Laporan Ortu

Kasus bayi tertukar di Kabupaten Bogor, akhirnya terungkap melalui hasil tes DNA

Baca Selengkapnya

Cegah Dampak Berkepanjangan, Psikologis Anak Saksi Bunuh Diri di Rel Diminta Diperiksa

11 Juli 2023

Cegah Dampak Berkepanjangan, Psikologis Anak Saksi Bunuh Diri di Rel Diminta Diperiksa

Kemen PPPA meminta Pemda memeriksa sejauh mana dampak psikologis peristiwa bunuh diri di rel terhadap anak-anak yang menyaksikan.

Baca Selengkapnya

Alasan KemenPPPA Tak Dukung Childfree

18 Februari 2023

Alasan KemenPPPA Tak Dukung Childfree

KemenPPPA mengaku tidak sependapat dengan pandangan tidak menginginkan keturunan atau childfree. Ini alasannya.

Baca Selengkapnya

Kasus Penculikan Anak Meningkat Awal 2023, Apa Lagi Selain Penculikan Malika?

7 Februari 2023

Kasus Penculikan Anak Meningkat Awal 2023, Apa Lagi Selain Penculikan Malika?

Kasus penculikan anak bertambah lebih banyak pada awal 2023. Total 28 kejadian terjadi sepanjang awal tahun ini.

Baca Selengkapnya