Sungai Martapura Tercemar Pupuk, Ternak Ikan Keramba Merugi  

Reporter

Editor

Mustafa moses

Rabu, 14 September 2016 15:18 WIB

Aktivitas warga pinggir sungai Martapura di Desa Lok Baintan, Banjar, Kalimantan Selatan, 12 Mei 2016. Wilayah ini hampir semua dialiri oleh sungai besar dan kecil seperti Sungai Barito dan Sungai Martapura. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Banjarmasin - Pembudi daya ikan keramba di Kelurahan Banua Anyar, Kota Banjarmasin, terancam merugi. Ini terjadi setelah perairan Sungai Martapura berubah wujud menjadi hijau tosca dan hijau kebiruan dalam seminggu terakhir.

Seorang pembudi daya ikan, Sofyan, menuturkan puluhan ekor ikan nila dan lele terkapar setelah menyembul ke permukaan air. “Sejak kemarin banyak yang mati ikannya,” ujarnya kepada Tempo di lokasi keramba, Rabu, 14 September 2016.

Adapun ikan jenis patin dan haruan cenderung tahan terhadap perubahan wujud air. Menurut Sofyan, pergantian warna air Sungai Martapura sebenarnya merupakan fenomena tahunan. Namun, sepanjang 2016, Sofyan mengakui durasi perubahan wujud Sungai Martapura lebih panjang ketimbang tahun-tahun sebelumnya.

Walhasil, ia buru-buru memanen ikan untuk mengantisipasi kerugian lebih banyak. Ia berharap, dalam beberapa hari ke depan, air Sungai Martapura kembali berwarna cokelat. “Saya panen lebih awal saja daripada mati semua,” ujarnya.

Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Banjarmasin Hamdi mengatakan perubahan warna air Sungai Martapura diakibatkan pencemaran limbah pupuk pertanian dan pemberian pakan ikan keramba yang berlebih. Hamdi mengakui perubahan wujud ini sudah menjadi fenomena tahunan. Tapi, kata dia, “Tahun ini lebih panjang sampai semingguan.”

Menurut Hamdi, aliran limbah dari kawasan hulu Sungai Martapura memicu turunnya kadar oksigen di perairan. Selain itu, kondisi ini mendorong pertumbuhan alga lebih banyak. Alga pun membutuhkan oksigen untuk membantu proses fotosintesis di dalam perairan. Itu sebabnya, kata Hamdi, ada perebutan kebutuhan oksigen di tengah menipisnya pasokan oksigen.

“Makanya, ikan muncul ke permukaan untuk mencari kandungan oksigen lebih banyak. Sebagian mati karena oksigen di dalam perairan menipis,” ujar Hamdi sambil menambahkan, “Ini berdampak negatif terhadap biota air.”

Ia memprediksi, dalam dua-tiga hari ke depan, warna air Sungai Martapura kembali normal menjadi keruh kecokelatan. Fisik warna air yang bening kehijauan, menurut Hamdi, memang cenderung menarik, tapi kualitasnya menurun. Meskipun terimbas limbah pertanian, ia menjamin air Sungai Martapura masih dalam batas aman untuk digunakan.

“Tingkat keasamannya (pH) 6,33, jadi masih aman karena pH dalam rentang 6-9. Kalau di bawah 6, artinya derajat keasamannya tinggi dan perlu perlakuan khusus untuk menaikkan pH,” katanya.

DIANANTA P. SUMEDI

Berita terkait

5 Aktivis Lingkungan yang Dipidana Era Jokowi, Teranyar Daniel Frits

33 hari lalu

5 Aktivis Lingkungan yang Dipidana Era Jokowi, Teranyar Daniel Frits

Sejumlah aktivis lingkungan diduga dipidana karena aksi mereka.

Baca Selengkapnya

KTT AIS akan Berlangsung di Bali, Bahas Perubahan Iklim hingga Ekonomi Biru

8 Oktober 2023

KTT AIS akan Berlangsung di Bali, Bahas Perubahan Iklim hingga Ekonomi Biru

Konferensi Tingkat Tinggi Archipelagic and Island States atau KTT AIS Forum 2023 akan diselenggarakan di Bali pada 10-11 Oktober 2023.

Baca Selengkapnya

Kali Bekasi Tercemar Limbah Industri, Pemkot Bakal Andalkan Kalimalang untuk Air PAM

17 September 2023

Kali Bekasi Tercemar Limbah Industri, Pemkot Bakal Andalkan Kalimalang untuk Air PAM

Pemerintah Kota Bekasi mengucurkan dana Rp45 miliar untuk mengatasi air olahan Perumda Tirta Patriot yang kerap terganggu karena pencemaran

Baca Selengkapnya

BPOM Soroti Senyawa Aktif Obat yang Kontaminasi Perairan Indonesia

17 Juli 2023

BPOM Soroti Senyawa Aktif Obat yang Kontaminasi Perairan Indonesia

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI Penny K Lukito menyoroti paparan senyawa aktif obat yang mengontaminasi perairan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Film Jendela Seribu Sungai, Cerminan Kota Banjarmasin

5 Juli 2023

Film Jendela Seribu Sungai, Cerminan Kota Banjarmasin

Film itu sebagai cerminan Kota Banjarmasin bahwa anak-anak Seribu Sungai tak kalah hebat juga ramah terhadap penyandang disabilitas

Baca Selengkapnya

Mikroplastik Air Laut di Mayangan Probolinggo Tinggi, Dukung Data 36 Merek Garam Tercemar

24 Juni 2023

Mikroplastik Air Laut di Mayangan Probolinggo Tinggi, Dukung Data 36 Merek Garam Tercemar

Rachmadeta Antariksa mengatakan pencemaran mikroplastik air laut di Kelurahan Mayangan tinggi berdasarkan pengujian pihaknya dengan ECOTON.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan SPAM Banjarbakula Kalsel yang Habiskan Anggaran Rp 787 Miliar

17 Maret 2023

Jokowi Resmikan SPAM Banjarbakula Kalsel yang Habiskan Anggaran Rp 787 Miliar

Presiden Jokowi mengatakan Sistem Penyediaan Air Minum atau SPAM di Banjarbakula, Kalimantan Selatan ini bisa mensuplai 60 ribu rumah tangga.

Baca Selengkapnya

Bersiap Jadi Penyangga IKN, Pemkot Banjarmasin Berguru ke Jakpro

18 Februari 2023

Bersiap Jadi Penyangga IKN, Pemkot Banjarmasin Berguru ke Jakpro

Wakil Wali Kota Banjarmasin Arifin Noor melakukan kunjungan kerja ke Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta, PT Jakarta Propertindo (JakPro).

Baca Selengkapnya

Inilah Ciri-ciri Air yang Tercemar

10 Desember 2022

Inilah Ciri-ciri Air yang Tercemar

Pencemaran air lebih sering disebabkan aktivitas manusia yang membuang benda dan zat asing ke air. Berikut ciri-ciri air yang tercemar.

Baca Selengkapnya

5 Jenis Pencemaran Lingkungan yang Perlu Anda Ketahui

10 Desember 2022

5 Jenis Pencemaran Lingkungan yang Perlu Anda Ketahui

Ada berbagai jenis pencemaran lingkungan yang sama-sama menganggu ruang hidup makhluk hidup. Berikut beberapa di antaranya.

Baca Selengkapnya