Reklamasi Pulau G Lanjut, BEM UI: Pemerintah Lecehkan Hukum  

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Rabu, 14 September 2016 01:11 WIB

Plt Menteri ESDM Luhut Binsar Panjaitan saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI di Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, 1 September 2016. Rapat ini membahas asumsi makro terkait sektor energi untuk acuan dalam RAPBN 2017 serta laporan kebijakan Menteri ESDM pasca reshuffle. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI) menolak keputusan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan yang melanjutkan proyek reklamasi Pulau G di Teluk Jakarta. Menurut Ketua BEM UI, Arya Adiansyah, pernyataan sikap itu diambil setelah organisasinya menggelar aksi damai di depan Kantor Kementerian Kemaritiman dan berdialog dengan Luhut siang tadi.
Baca juga:
Dituduh Menyetir & Menguasai Mario Teguh, Ini Reaksi Linna
Egi John Ancam Sebar Video Marshanda, Dia Marah Karena…


Dalam dialog tersebut, menurut Arya, BEM UI menyatakan penolakannya secara langsung kepada Luhut. Dia menilai, pembangunan proyek reklamasi menabrak keputusan hukum dari Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN). "Yang menyatakan pembangunan Pulau G sebagai bagian dari proyek reklamasi Teluk Jakarta harus dihentikan," kata Arya di Jakarta, Selasa, 13 September 2016. (Baca: Reklamasi Dilanjutkan, Pengembang Akan Ubah Desain Pulau G)

Dengan melanjutkan reklamasi, Arya menilai, pemerintah telah menutup mata terhadap proses moratorium yang tengah berjalan. Pengabaian terhadap keputusan PTUN terkait proses moratorium itu sama saja melecehkan sekaligus melanggar hukum. "Menko Luhut pun tidak dapat menjelaskan dengan baik soal pengabaian hukum yang dilakukan demi kelanjutan proses reklamasi ini," tuturnya.

Arya mengatakan, proyek reklamasi juga akan mematikan pendapatan dan nasib nelayan di pantai utara Jakarta. Kebijakan yang bersifat satu arah itu jelas-jelas tidak memperhatikan dampak yang ditimbulkan, terutama bagi nelayan. "Hal ini dapat dilihat dari dilanjutkannya proyek reklamasi yang berada di wilayah tangkap nelayan. Pemaparan Menko Luhut pun tidak dapat menjawab soal keterlibatan nelayan di sini."

Baca: Reklamasi Pulau G Berlanjut, Dana Inilah yang Diincar Ahok

Selain itu, reklamasi Teluk Jakarta dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan, terutama ekosistem laut Teluk Jakarta. Pemerintah abai dan tidak terbuka dengan analisis dampak lingkungan dari proyek reklamasi. "Kami menyayangkan tindakan Kemenkomaritim yang menghapus rekaman dialog ini. Padahal rekaman tersebut dapat menjadi bentuk keterbukaan rencana pemerintah soal proyek ini," ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan memutuskan untuk melanjutkan proyek reklamasi Teluk Jakarta. Dia tidak akan menjalankan rekomendasi yang dikeluarkan oleh Komite Gabungan Reklamasi Teluk Jakarta terdahulu, salah satunya membatalkan pembangunan proyek reklamasi di Pulau G yang dikembangkan oleh PT Muara Wisesa Samudra, anak perusahaan PT Agung Podomoro Land.

Baca: Izin Reklamasi Pulau G, Luhut: Jangan Adu Saya dengan Rizal

PTUN Jakarta juga telah mengabulkan gugatan Koalisi Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI). KNTI meminta pengadilan mencabut Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta yang memberikan izin proyek reklamasi di Pulau G kepada PT Muara Wisesa Samudera. Namun, keputusan keberlanjutan proyek itu masih belum berkekuatan hukum tetap karena Pemprov Jakarta mengajukan banding atas keputusan itu.


Selanjutnya: Menteri Luhut...
<!--more-->
Menteri Luhut sebelumnya memastikan nelayan tidak akan dirugikan dengan dilanjutkannya proyek reklamasi Pulau G di Teluk Jakarta. "Nelayan jadi perhatian kami dan nelayan akan kami urus. Tidak akan dirugikan," katanya, Jakarta, Jumat, 9 September 2016. Luhut menampik pernyataan terganggunya nelayan yang melaut dan mencari ikan di sekitar Pulau G.

Baca: Reklamasi Pulau G Diteruskan, Luhut: Nelayan Akan Kami Urus

Pasalnya, menurut dia, kondisi air di sekitar Pulau G sangat kotor. "Kalau dibilang nelayan memancing di situ, sama sekali tidak benar karena airnya sangat kotor. Tidak mungkin ikan di situ bisa dikonsumsi," ujarnya. Luhut meminta pihak yang keberatan dengan keputusan dilanjutkan proyek reklamasi Pulau G agar langsung mendatanginya. "Kami sudah teliti semua. Kalau ada yang keberatan, datang dan tunjukkan," ujar Luhut.

Dia mengundang pihak-pihak terkait dalam proyek reklamasi Pulau G yang pada pertengahan tahun ini dihentikan oleh pendahulunya, Rizal Ramli. Luhut memutuskan proyek reklamasi Pulau G di Teluk Jakarta dilanjutkan karena atas evaluasi dan pembahasan Kementerian Koordinator itu sejak sebulan terakhir, tidak ada dampak yang dikhawatirkan membahayakan baik dari aspek hukum, legal maupun lingkungan.

Baca: Teruskan Reklamasi, Luhut: Seolah-olah Nelayan Jadi Korban

"Semua yang kami lihat, yang punya dampak ditakutkan dari aspek hukum, legal, lingkungan, dan PLN, itu tidak ada masalah," kata Menteri Luhut. Dia juga menegaskan bahwa proyek reklamasi di Pulau G itu bisa dilakukan dengan menggunakan rekayasa teknik yang telah diamini PT PLN (Persero) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Namun, ada institusi lain yang berkompeten di bidangnya, di antaranya pada aspek lingkungan hidup dengan produk kajian amdal. "PLN kemarin bicara, BPPT juga sudah bicara. Semua ahli saya sertakan. Jadi jangan kita bicara dipolitisir. Saya mau semua bicara secara profesional dan kami sudah melakukan penetapan dan sampai pada kesimpulan bahwa keputusan untuk melanjutkan (reklamasi) adalah yang terbaik."

ANGELINA ANJAR SAWITRI | ANTARANEWS.COM


Baca juga:
Dituduh Menyetir & Menguasai Mario Teguh, Ini Reaksi Linna
Egi John Ancam Sebar Video Marshanda, Dia Marah Karena…

Advertising
Advertising

Berita terkait

Saat Capres Ganjar Pranowo Sindir 3 Purnawirawan Jenderal yang Disebutnya Mencla-mencle

8 Februari 2024

Saat Capres Ganjar Pranowo Sindir 3 Purnawirawan Jenderal yang Disebutnya Mencla-mencle

Ganjar Pranowo bilang ada purnawirawan jenderal yang menyebut jangan memilih calon tertentu karena latar belakangnya tapi kini berbalik arah mendukung

Baca Selengkapnya

Cerita Luhut Sakit dan Tawaran Pemulihan dari Menlu Singapura

11 Oktober 2023

Cerita Luhut Sakit dan Tawaran Pemulihan dari Menlu Singapura

Cerita Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang sakit hingga mendapat tawaran pemulihan dari Menlu Singapura.

Baca Selengkapnya

Hari Pelaut Sedunia: Mengenal Pengertian Ekonomi Maritim

27 Juni 2023

Hari Pelaut Sedunia: Mengenal Pengertian Ekonomi Maritim

Ekonomi maritim Indonesia memiliki potensi besar bagi perekonomian nasional. Apakah itu ekonomi maritim?

Baca Selengkapnya

Buka Prodi Metalurgi dan Material, Unhas Gandeng Kemenkomarves

14 April 2023

Buka Prodi Metalurgi dan Material, Unhas Gandeng Kemenkomarves

Unhas menggandeng Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi untuk membuka prodi Metalurgi dan Material.

Baca Selengkapnya

Melatih Tentara Main Musik, Maestro Biola Ini Diberi Pangkat Letkol Tituler

12 Desember 2022

Melatih Tentara Main Musik, Maestro Biola Ini Diberi Pangkat Letkol Tituler

Sebelum Deddy Corbuzier memperoleh pangkat Letkol Tituler, Idris Sardi sudah lebih dulu mendapatkannya

Baca Selengkapnya

Luhut: Jika Ditanya Kapan Hidup Paling Bahagia, Saya Jawab saat Masih Jadi Tentara

8 Oktober 2022

Luhut: Jika Ditanya Kapan Hidup Paling Bahagia, Saya Jawab saat Masih Jadi Tentara

Luhut mengaku titik yang paling membuatnya bungah adalah saat menjadi tentara.

Baca Selengkapnya

Dunia Melihat Indonesia sebagai Negara Super Power Mini, Apa Maksud Luhut

28 September 2022

Dunia Melihat Indonesia sebagai Negara Super Power Mini, Apa Maksud Luhut

Luhut Binsar Panjaitan menceritakan beberapa pakar ekonomi di Amerika Serikat memuji kondisi perekonomian Indonesia.

Baca Selengkapnya

Korea-Indonesia MTCRC Jalin Kerja Sama Maritim dengan UNHAS

3 Agustus 2022

Korea-Indonesia MTCRC Jalin Kerja Sama Maritim dengan UNHAS

Korea-Indonesia Marine Technology Cooperation Research Center (MTCRC) memperluas kerja sama dengan instansi pendidikan Universitas Hasanuddin (UNHAS).

Baca Selengkapnya

LPDP Buka Beasiswa di Central South University Cina, Kuota 50 Orang

27 Mei 2022

LPDP Buka Beasiswa di Central South University Cina, Kuota 50 Orang

LPDP membuka pendaftaran beasiswa untuk program S2 di School of Metallurgy and Environment, Central South University Cina. Cek syarat dan tahapannya.

Baca Selengkapnya

Pantau Kesiapan Kampus, Luhut Harap UIII Lahirkan Banyak Cendekiawan Muslim

21 Januari 2022

Pantau Kesiapan Kampus, Luhut Harap UIII Lahirkan Banyak Cendekiawan Muslim

Luhut Pandjaitan berharap Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) akan menjadi pusat penelitian peradaban Islam.

Baca Selengkapnya