Peneliti: Kandungan Timbal Sapi Putri Cempo Solo Tinggi  

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Rabu, 7 September 2016 16:15 WIB

Sapi yang dijual untuk hewan kurban mencari makan dari sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Antang, Makassar, Sulsel, 14 September 2015. Sulit membedakan antara sapi pemakan logam dan limbah B3, dengan sapi sehat lainnya. TEMPO/Iqbal lubis

TEMPO.CO, Surakarta - Peneliti dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Jawa Tengah, menemukan tingginya kandungan timbal dalam daging sapi yang memakan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo, Surakarta.

Peneliti menemukan kandungan timbal sebesar 1,4 part per million (ppt) pada daging sapi pemakan sampah baru. "Ini sudah berada di atas ambang batas aman," kata Pranoto, peneliti dari Laboratorium Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA), Rabu, 7 September 2016.

Dia menjelaskan, ambang batas kandungan timbal atau plumbum dalam daging konsumsi besarnya hanya 1 ppm. Sedangkan kandungan timbal dalam daging sapi pemakan tumpukan sampah lama berjumlah jauh lebih besar. "Berkisar 14-15 ppt," ujarnya. Artinya, kandungan timbal dalam daging besarnya 15 kali lipat dari ambang batas aman.

Penelitian itu dilakukan di Laboratorium Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA). "Kami menggunakan sampel dari empat sapi yang berbeda," tutur Pranoto. Sampel yang digunakan dibedakan dari jenis sampah yang dimakan. "Ada yang berada di area tumpukan sampah baru, ada lagi yang biasa makan pada tumpukan sampah lama." Hasilnya, semua daging tercemar logam jenis timbal meski dengan kadar berbeda.

Menurut Pranoto, daging sapi yang berasal dari TPA Putri Cempo sangat tidak aman untuk dikonsumsi. Bahkan bisa berdampak buruk bagi manusia yang mengkonsumsinya. "Bisa berdampak, dari pusing, mengganggu organ hati, sampai menurunkan kecerdasan," ucapnya.

Meski demikian, kadar timbal sapi pemakan sampah sebenarnya bisa diturunkan. "Dikarantina tiga bulan sebelum dipotong," katanya. Selama karantina tersebut, sapi harus mendapat pakan rumput hijau.

Pranoto menjelaskan, protein dan karbohidrat dalam rumput hijau mampu meluruhkan kandungan logam. "Keluar melalui kotoran," ujarnya. Selain itu, sapi yang dikarantina harus mendapat minum yang cukup.

Kepala Dinas Pertanian Surakarta Weni Ekayanti mengatakan ada sekitar 800 sapi yang biasa digembalakan oleh pemiliknya di TPA Putri Cempo. "Sebagian besar justru milik warga di luar Solo," tuturnya. Hal itu membuat instansinya kesulitan mengawasi perdagangan menjelang Hari Raya Idul Adha.

Ironisnya, model penggembalaan sapi di TPA Putri Cempo dulu merupakan program pemerintah. Pada 1995 bahkan menjadi percontohan nasional. “Inilah yang membuat kami tidak bisa melarang penggembalaan ternak di tempat sampah,” ucapnya.

AHMAD RAFIQ

Berita terkait

Kapan Idul Fitri Pertama Kali Dilaksanakan? Begini Sejarahnya

23 hari lalu

Kapan Idul Fitri Pertama Kali Dilaksanakan? Begini Sejarahnya

Imam Ibnu Katsir menjabarkan bahwa perayaan Idul Fitri pertama kali terjadi di masa Rasulullah SAW. Begini sejarahnya.

Baca Selengkapnya

Tips Aman Konsumsi Makanan buat Penderita Diabetes saat Lebaran

35 hari lalu

Tips Aman Konsumsi Makanan buat Penderita Diabetes saat Lebaran

Ahli gizi dari RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo membagikan kiat konsumsi makanan yang aman bagi pengidap diabetes saat hari raya lebaran.

Baca Selengkapnya

UNS Terima 2.042 Calon Mahasiswa Baru dari SNBP 2024, Peringkat ke-10 Pendaftar Terbanyak

39 hari lalu

UNS Terima 2.042 Calon Mahasiswa Baru dari SNBP 2024, Peringkat ke-10 Pendaftar Terbanyak

Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo mengumumkan jumlah pendaftar SNBP 2024 yang dinyatakan lolos masuk ke UNS sebanyak 2.042 orang.

Baca Selengkapnya

3 Prodi FMIPA UNS Terakreditasi Internasional ASIIN

29 Oktober 2023

3 Prodi FMIPA UNS Terakreditasi Internasional ASIIN

Sebanyak tiga program studi di FMIPA Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta berhasil memperoleh akreditasi dari Jerman.

Baca Selengkapnya

Di Hadapan Maba UNS, Bahlil Lahadalia Ungkap Rumus Jadi Kaya Raya

22 Agustus 2023

Di Hadapan Maba UNS, Bahlil Lahadalia Ungkap Rumus Jadi Kaya Raya

Menteri Investasi RI Bahlil Lahadalia hadir di Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo sebagai narasumber dalam rangkaian kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) 2023

Baca Selengkapnya

Pertamina: Stok dan Penyaluran LPG 3 Kg di Jawa Timur Aman

27 Juli 2023

Pertamina: Stok dan Penyaluran LPG 3 Kg di Jawa Timur Aman

Pertamina memastikan penyaluran dan stok LPG 3 kg di Jawa Timur dalam keadaan aman atau mencukupi kebutuhan masyarakat.

Baca Selengkapnya

Tanggapi Kelangkaan LPG 3 Kg, Bos Pertamina Singgung Dampak Hari Libur

25 Juli 2023

Tanggapi Kelangkaan LPG 3 Kg, Bos Pertamina Singgung Dampak Hari Libur

Dirut Pertamina Nicke Widyawati, buka suara soal isu kelangkaan LPG 3 kg bersubsidi.

Baca Selengkapnya

Survei BI: Optimisme Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Semakin Tinggi

16 Juli 2023

Survei BI: Optimisme Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Semakin Tinggi

Survei konsumen Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Nusa Tenggara Barat menunjukkan optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat.

Baca Selengkapnya

Deretan Fakta Antraks di Gunungkidul: 3 Warga Tewas, Kuburan Sapi Digali untuk Dikonsumsi Dagingnya, hingga..

6 Juli 2023

Deretan Fakta Antraks di Gunungkidul: 3 Warga Tewas, Kuburan Sapi Digali untuk Dikonsumsi Dagingnya, hingga..

Tiga warga di Kecamatan Semanu, Gunungkidul, Yogyakarta, meninggal akibat penyakit antraks yang ditularkan dari hewan ternak. Begini faktanya.

Baca Selengkapnya

Libur Idul Adha, Bandara Yogyakarta Catat Lonjakan Penumpang 59 Persen

6 Juli 2023

Libur Idul Adha, Bandara Yogyakarta Catat Lonjakan Penumpang 59 Persen

Bandara Yogyakarta mencatat adanya lonjakan penumpang sebesar 59 persen atau 96.304 orang saat libur Idul Adha.

Baca Selengkapnya