Suara Kepala Desa pada Lokakarya Tata Kelola Hutan

Reporter

Jumat, 2 September 2016 15:06 WIB

Pemukiman dan hutan tembawang di Desa Tae, Sanggau, Pontianak, Kalimantan Barat. TEMPO/Maya Ayu

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Presidium Dewan Kehutanan Indonesia (DKN), Agus Justianto menjelaskan pembelajaran yang dilakukan sejumlah desa dan kelompok membawa dampak positif bagi masyarakatnya. "Mereka menerapkan kearifan lokal untuk mengelola hutan agar lestari," katanya saat menjadi fasilitator dalam acara Semiloka Nasional Hutan Indonesia.

Semiloka yang berlangsung 1-3 September di Jakarta itu diselenggarakan Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, DKN, dan Program UNDP REDD. Acara ini diikuti 100 peserta dari Dinas Kehutanan, Badan Lingkungan Hidup, dan Bappeda di seluruh Indonesia, serta akademisi dan aktivis LSM.

Menurut Agus, hasil semiloka akan menjadi rekomendasi bagi pelaksanaan Kongres Kehutanan Indonesia Ke-6 pada 3 November hingga 2 Desember 2016, di Jakarta. Tema kongres adalah "Reposisi Kehutanan Indonesia Menuju Terlaksananya Tata Kelola Kehutanan yang Baik".

Dalam pembukaan Semiloka, Sekretaris Jenderal KLHK, Bambang Hendroyono menjelaskan tantangan utama pembangunan kehutanan ke depan adalah bagaimana mensinergikan tata kelola hutan pada tataran kebijakan-kebijakan di tingkat pusat dengan kebutuhan-kebutuhan di tingkat tapak. Semuanya itu ditujukan untuk mewujudkan kelestarian lingkungan; kedaulatan pangan, dan kesejahteraan rakyat.

Bambang Hendroyono menyarankan agar pendekatan pembangunan kehutanan dimulai dari pinggir hutan, karena negara harus hadir dan pemerintah harus nyata di tengah rakyat. "Pendekatan ini haruslah dilihat sebagai jawaban atas krisis keadilan lingkungan, ketergantungan pangan yang mengarah pada krisis sosial, yang dihadapi masyarakat di berbagai wilayah di Indonesia", kata Bambang.

Pada hari pertama semiloka, empat kampung/masyarakat adat memaparkan pengalamannya. Antara lain hutan nagari di Sumatera Barat, hutan adat Toro-Sigi (Sulawesi Tengah), Desa Tanjung Harapan, Kabupaten Kubu Raya (Kalimantan Barat) dan dsa adat di Kabupaten Jayapura.

"Jika Menteri KLHK memberi izin, kami akan kelola hutan mangrove untuk budi daya madu lebah," kata Juheran, Kepala Desa Tanjung Harapan, Kabupaten Kubu Raya.

Dia bercerita pada tahun 2014, terjadi konflik warga dengan pengusaha perkebunan sawit. Perusahaan ini belum menuntaskan seluruh perizinan, namun telah menanam bibit sawit di lahan gambut.

Warga 9 desa di Kubu Raya akhirnya mencabut seluruh bibit pohon tersebut. Masyarakat marah, karena perkebunan itu menjarah lahan gambut dalam (sekitar 15 meter) tempat dimana terdapat kubah gambut atau sumber air bagi masyarakat.

Polda Kalimantan Barat menetapkan sejumlah tokoh masyarakat menjadi tersangka. Warga akhirnya patungan dan terkumpul uang Rp 90 juta untuk ganti rugi bibit sawit.

Menurut Juheran, pemerintah dan aparat tidak mendukung warga untuk menghadapi perusahaan. Padahal masyarakat telah membuat Peraturan Desa yang memberi sanksi bagi warga yang menebang mangrove.

Selama Orde Baru, sebagian besar hutan di Kubu Raya dikuasai oleh pengusaha pemilik konsesi hak penguasaan hutan (HPH). Mereka membuat kanal-kanal dan menebang pohon yang ditanam di lahan gambut.

Setelah pohon yang besar-besar habis, para pengusaha meninggalkan daerah konsesinya. Sejak itulah lahan di wilayah ini sering terbakar kala memasuki musim kemarau.

Pada tahun 2015, sekitar 700 hektare lahan gambut di Tanjung Harapan terbakar. Kabut asap menutupi desa selama bulan September hingga Oktober.

Mulai awal tahun ini, warga mendapat bantuan dari Program UNDP REDD berupa pembangunan sekat kanal, embung, dan sumur bor. Melalui LSM Sampan, mereka mengadakan pelatihan membuat bakso dan sirup mangrove bagi kaum wanita.

Selain itu memberikan 250 tikung atau pancing agar lebah membuat sarang madu di hutan mangrove. "Bantuan itu sangat bermanfaat. Sampai saat ini tidak terjadi kebakaran lahan di wilayah kami," kata Juheran.

UNTUNG WIDYANTO

Berita terkait

Taman Nasional Karimunjawa Rusak karena Limbah Tambak Udang, KLHK Tetapkan Empat Tersangka

43 hari lalu

Taman Nasional Karimunjawa Rusak karena Limbah Tambak Udang, KLHK Tetapkan Empat Tersangka

KLHK menetapkan empat orang tersangka perusakan lingkungan Taman Nasional Karimunjawa pada Rabu, 20 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Skema Bank Sampah untuk Pembersihan Limbah Alat Peraga Kampanye Pemilu 2024

14 Februari 2024

Skema Bank Sampah untuk Pembersihan Limbah Alat Peraga Kampanye Pemilu 2024

Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat mengoptimalkan bank sampah untuk pembersihan alat kampanye Pemilu 2024. Berfokus ke pemlilahan sampah.

Baca Selengkapnya

Amerika Terinspirasi Pengendalian Kebakaran Hutan Desa Tuwung

24 Januari 2024

Amerika Terinspirasi Pengendalian Kebakaran Hutan Desa Tuwung

Layanan Kehutanan Amerika berencana mengadopsi skema hutan sosial dari Kalimantan Tengah untuk pengendalian kebakaran hutan.

Baca Selengkapnya

Rimbawan Muda: Debat Cawapres Gagal Elaborasi Partisipasi Masyarakat Adat

23 Januari 2024

Rimbawan Muda: Debat Cawapres Gagal Elaborasi Partisipasi Masyarakat Adat

Debat cawapres 2024 kedua dinilai Rimbawan Muda Indonesia (RMI) gagal memahami aspek tata kelola kehutanan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Guru Besar IPB, Bambang Hero, Digugat Perusahaan Pembakar Hutan, KontraS Desak Pengadilan Tolak

17 Januari 2024

Guru Besar IPB, Bambang Hero, Digugat Perusahaan Pembakar Hutan, KontraS Desak Pengadilan Tolak

KontraS meminta PN Cibinong menolak gugatan perusahaan pembakar hutan PT JJP terhadap Guru Besar IPB, Bambang Hero Saharjo.

Baca Selengkapnya

Menteri Siti Nurbaya Banggakan Keberhasilan Pengendalian Perubahan Iklim

14 Januari 2024

Menteri Siti Nurbaya Banggakan Keberhasilan Pengendalian Perubahan Iklim

KLHK menyatakan Indonesia terus menunjukkan komitmen dalam upaya pengendalian perubahan iklim global dengan tetap menjaga kepentingan bangsa.

Baca Selengkapnya

KLHK Sebut ACCC Bentuk Komitmen Asia Tenggara Atasi Perubahan Iklim

13 Desember 2023

KLHK Sebut ACCC Bentuk Komitmen Asia Tenggara Atasi Perubahan Iklim

KLHK memandang ACCC sebagai bentuk komitmen tegas Asia Tenggara untuk mengambil tindakan dalam mengatasi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Lahirkan Bayi Jantan di Way Kambas Lampung, Ini Profil Badak Delilah

26 November 2023

Lahirkan Bayi Jantan di Way Kambas Lampung, Ini Profil Badak Delilah

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya kembali merilis kabar kelahiran badak jantan di Suaka Rhino Sumatera Taman Nasional Way Kambas.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Bakal Bangun Pabrik Gula di Papua, Amran: 1 Juta Hektare Lahan Sudah Siap

10 November 2023

Pemerintah Bakal Bangun Pabrik Gula di Papua, Amran: 1 Juta Hektare Lahan Sudah Siap

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengungkapkan dua alasan pembangunan pabrik gula di Papua.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ingatkan Perusahaan Tambang untuk Perbaiki Lahan Bekas Penambangan

18 September 2023

Jokowi Ingatkan Perusahaan Tambang untuk Perbaiki Lahan Bekas Penambangan

Jokowi akan mengecek langsung satu per satu jika ada yang tidak memperbaiki lahan bekas pertambangannya.

Baca Selengkapnya