Jumlah Titik Panas Menurun, Kualitas Udara Riau Membaik

Reporter

Rabu, 31 Agustus 2016 01:30 WIB

Seorang warga mengenakan masker dengan latar belakang papan informasi jumlah titik panas atau "hotspot" kebakaran lahan dan hutan, di Kota Pekanbaru, Riau, 21 Oktober 2015. ANTARA/FB Anggoro

TEMPO.CO, Jakarta - Kualitas udara di Provinsi Riau yang memburuk beberapa hari lalu, menjelang Selasa siang mulai membaik. Hujan yang merata di daerah rawan kebakaran hutan dan pemadaman yang dilakukan secara intensif berhasil memadamkan titik panas.

"Jumlah hotspot menurun dan sebaran asap di Provinsi Riau dapat diatasi," kata Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya dalam keterangan persnya, Selasa, 30 Agustus 2016.

Siti menuturkan pemadaman masih dilakukan Manggala Agni bersama TNI, Polri, dan masyarakat di beberapa tempat, seperti di Kabupaten Siak, Dumai, Bengkalis, dan Kampar.

Baca Juga: BNPB: Asap Riau Mulai Masuk ke Singapura

Sebanyak 48,7 juta liter air digunakan untuk melakukan water bombing 6.467 sorties di Kabupaten Bengkalis, Rokan Hilir, Rokan Hulu, Siak, Pelalawan, Indragiri Hulu, Indragiri Hilir, Kampar, dan Kota Pekanbaru pada 28 Agustus 2016. Upaya ini mengerahkan Helikopter Superpuma, Helikopter Puma, Mi-8, Bolcow, Air Tractor (AWU), Air Tractor (NWU). Selain itu, modifikasi cuaca dengan mengerahkan pesawat Cassa 212, F-16 dan Hawk 100. "Total pesawat yang digunakan untuk operasi udara siaga darurat Karhutla Provinsi Riau 2016 ialah sepuluh," ucap Siti.

Siti berujar, penanggulangan kebakaran hutan kali ini cukup baik karena terjadi penurunan jumlah titik panas secara nasional ketimbang tahun lalu. Berdasarkan pantauan satelit Terra/Aqua (NASA), jumlah titik api pada periode 1 Januari-30 Agustus 2015 mencapai 12.966 titik. Sedangkan tahun ini, di periode yang sama, ada 3.021 titik atau turun 76,7 persen.

Simak: Gatot Brajamusti dan Reza Artamevia Positif Konsumsi Narkoba

"Meski hari ini dilaporkan jumlah hotspot menurun dan sebaran asap berkurang, saya minta semua pihak tetap waspada. Karena, situasi bisa saja berubah sewaktu-waktu," kata Menteri Siti.

Sebelumnya, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan asap kebakaran hutan dan lahan sudah masuk ke wilayah Singapura. Berdasarkan analisis citra satelit Himawan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), sebaran asap di Riau menyebar ke timur pada Jumat, 26 Agustus 2016, pukul 12.40-14.20 WIB.

Analisis citra satelit Modis dari NASA juga menunjukkan sebaran asap kebakaran hutan dan lahan yang telah menjangkau wilayah Riau dengan konsentrasi yang tipis. “Kualitas udara di Singapura untuk PM 10 masih tergolong baik (good), sedangkan PM 2,5 sudah tidak sehat (unhealthy),” ujar Sutopo, dalam keterangan tertulis, Jumat lalu.

AHMAD FAIZ

Berita terkait

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

11 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

19 hari lalu

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

Sebanyak 25.000 turis dievakuasi saat kebakaran hutan di Pulau Rhodes, Yunani, pada 2023, mereka akan mendapat liburan gratis.

Baca Selengkapnya

Taman Nasional Karimunjawa Rusak karena Limbah Tambak Udang, KLHK Tetapkan Empat Tersangka

43 hari lalu

Taman Nasional Karimunjawa Rusak karena Limbah Tambak Udang, KLHK Tetapkan Empat Tersangka

KLHK menetapkan empat orang tersangka perusakan lingkungan Taman Nasional Karimunjawa pada Rabu, 20 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

44 hari lalu

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

Dari data BNPB, kasus kebakaran hutan dan lahan mulai mendominasi di Pulau Sumatera sejak sepekan terakhir.

Baca Selengkapnya

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

47 hari lalu

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

Jumlah titik panas terus meningkat di sejumlah daerah. Karhutla tahun ini dinilai lebih berisiko tinggi seiring penyelenggaraan pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

48 hari lalu

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

Pelaksana tugas Deputi Modifikasi Cuaca BMKG pernah memimpin Balai Besar TMC di BPPT. Terjadi pergeseran SDM dari BRIN.

Baca Selengkapnya

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

49 hari lalu

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

49 hari lalu

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

Regulasi dinilai penting karena akan mempengaruhi perumusan program dan anggaran penanganan kebakaran.

Baca Selengkapnya

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

49 hari lalu

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

Saat banyak wilayah di Indonesia masih dilanda bencana banjir, pemerintah pusat telah menggelar rapat koordinasi khusus kebakaran hutan dan lahan.

Baca Selengkapnya

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

53 hari lalu

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

Rekor bulan terpanas kesembilan berturut-turut sejak Juli lalu. Pertengahan tahun ini diprediksi La Nina akan hadir. Suhu udara langsung mendingin?

Baca Selengkapnya