Duterte ke Indonesia, Menteri Retno Yakin Akan Bahas Sandera  

Reporter

Senin, 29 Agustus 2016 15:16 WIB

Presiden Filipina terpilih, Rodrigo Duterte memaparkan pidato pertamanya usai pelantikan di istana Malacanang, Manila, 30 Juni 2016. Duterte bersumpah akan melawan kelompok militan Abu Sayyaf yang bermukim di Filipina Selatan. Presidential Palace/Handout via Reuters

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, apabila tidak ada halangan, Presiden Filipina Rodrigo Duterte—yang dikenal dengan julukan "The Punisher"—akan datang ke Indonesia dalam waktu dekat.

"Lewat jalur diplomatik antara kami dan pemerintah Filipina, disampaikan bahwa Presiden Duterte berencana datang ke Indonesia," ujar Retno saat dicegat awak media di kompleks Istana Kepresidenan, Senin, 29 Agustus 2016.

Sebagaimana diberitakan oleh situs berita Philipina, Philstar.com, Presiden Duterte akan datang ke Indonesia pada September mendatang. Tepatnya setelah menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN.

Meski begitu, sempat juga beredar kabar bahwa Duterte akan membatalkan kunjungannya ke Indonesia. Kabarnya, Duterte mengalihkan kunjungannya ke Malaysia.

Retno melanjutkan bahwa kunjungan Duterte ke Indonesia akan menjadi kunjungan pertamanya. Hal itu sekaligus melanjutkan tradisi presiden-presiden baru negara ASEAN berkunjung ke negara tetangga sebagai bentuk perkenalan.

Dalam kunjungan tersebut, menurut Retno, Presiden Duterte dan Presiden Joko Widodo akan membahas isu-isu bilateral terbaru dalam berbagai sektor, dari politik, hukum, keamanan, sosial, sampai ekonomi. Karena itu, kata dia, tidak tertutup kemungkinan ada pembahasan mengenai penyanderaan warga negara Indonesia di Filipina oleh jaringan teroris Abu Sayyaf.

"Hal itu tidak tertutup kemungkinan. Malah saya rasa sudah pasti akan membahas pembebasan sandera dan pengamanan di Laut Sulu," ucap Retno.

Dikutip dari situs Philstar.com, Rodrigo Duterte berencana membawa isu pekerja Filipina dan Laut Cina Selatan dalam kunjungan-kunjungannya. Namun pembahasan lebih dalamnya bergantung pada jalannya diskusi dengan para pemimpin negara nanti. "Jika diminta membahas lebih dalam, tentu akan kami diskusikan," ujar Duterte.

ISTMAN M.P. | PHILSTAR.COM

Baca Juga:
Bekas Kolega Presiden Jokowi Ini Kritik Beleid Pengampunan Pajak
Cerita Ahok Soal Jokowi dan Lahan 2 Hektare di Kemang






Advertising
Advertising





Berita terkait

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

1 hari lalu

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

4 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

Kementerian Luar Negeri RI membenarkan telah terjadi perkelahian sesama kelompok WNI di Korea Selatan persisnya pada 28 April 2024

Baca Selengkapnya

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

6 hari lalu

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

Biro-biro di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tidak percaya Israel gunakan senjata dari Washington tanpa melanggar hukum internasional

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

6 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

7 hari lalu

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

Taiwan kembali diguncang gempa bumi sampai dua kali pada Sabtu, 26 April 2024. Tidak ada WNI yang menjadi korban dalam musibah ini

Baca Selengkapnya

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

7 hari lalu

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

IOM merupakan organisasi internasional pertama yang menerima Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

7 hari lalu

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

Sebanyak 23 individu mendapat Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award karena telah berjasa dalam upaya pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

14 hari lalu

Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

Mengapa Amerika Serikat tolak keanggotaan penuh Palestina di PBB dengan hak veto yang dimilikinya? Bagaimana sikap Indonesia?

Baca Selengkapnya

Kemlu Respons Veto AS Soal Resolusi Negara Palestina di PBB

15 hari lalu

Kemlu Respons Veto AS Soal Resolusi Negara Palestina di PBB

Kementerian Luar Negeri RI menyoroti gagalnya PBB mensahkan keanggotaan penuh Palestina.

Baca Selengkapnya

Menteri Luar Negeri Rusia dan Iran Disebut Saling Kontak Sehari sebelum Serangan Ke Israel

17 hari lalu

Menteri Luar Negeri Rusia dan Iran Disebut Saling Kontak Sehari sebelum Serangan Ke Israel

Sergey Lavrov terhubung dalam percakapan telepon dengan Iran Hossein Amirabdollahian sebelum serangan membahas situasi di Timur Tengah

Baca Selengkapnya