DPR: Kenaikan Harga Rokok Akan Cekik Petani Tembakau  

Reporter

Sabtu, 27 Agustus 2016 15:19 WIB

Petani memetik daun tembakau di Desa Dampit, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, 23 Agustus 2016. Petani terpaksa menimbun tembakau kering siap jual dalam sepekan ini karena belum ada bandar yang memborong pasca merebaknya isu akan naiknya harga rokok. Pemerintah belum mengambil kebijakan baru terkait kenaikan cukai rokok atau harga jual eceran. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Mukhamad Misbakhun, menilai kenaikan cukai rokok bukan menjadi solusi untuk menekan konsumsi rokok. Menurut politikus Partai Golkar itu, apabila isu kenaikan cukai rokok terealisasi, hanya petani yang akan terkena dampak buruknya.

Menurut Misbakhun, kenaikan cukai dan harga rokok semakin menjerat petani tembakau dan industri kecil. Sebabnya, yang menikmati kenaikan bukan mereka, melainkan sisi perdagangan dan tengkulak. "Bagaimana petani tembakau tidak termarginalkan di saat industri mengalami kenaikan keuntungan," katanya di Jakarta, Sabtu, 27 Agustus 2016.

Ribut-ribut soal wacana kenaikan harga rokok menjadi Rp 50 ribu per bungkus berasal dari penelitian Kepala Pusat Kajian Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Hasbullah Thabrany. Penelitian itu melibatkan 1.000 responden.

Baca: Wacana Harga Rokok Rp 50 Ribu, Ini Tanggapan Sampoerna

Hasil penelitian Thabrany dan kampusnya menyebutkan 82 persen responden yang disurvei setuju jika harga rokok dinaikkan. Bahkan 72 persen responden sepakat harga rokok dinaikkan menjadi di atas Rp 50 ribu per bungkus. Tujuannya mencegah pelajar merokok.

Misbakhun menjelaskan, 52,7 persen porsi siklus perdagangan rokok lari ke negara. Sedangkan 13 persen ke industri dan hanya 11 persen ke petani. Sisanya dinikmati pihak lain. Negara menguasai siklus perdagangan rokok, tapi belum ada pembinaan terhadap para pelaku industri rokok skala kecil dan petani.

Baca: YLKI: Musuh Petani Tembakau Bukan Harga Rokok, tapi...

Alasan itulah yang mendorong Misbakhun berencana mengajukan rancangan undang-undang pertembakauan. Ia beralasan, dalam rancangan tersebut, harga penentuan rokok dilakukan di daerah dengan melibatkan asosiasi petani. Selain itu, dalam peraturan nantinya akan ada pembatasan impor tembakau.

Rancangan undang-undang itu, kata Misbakhun, termasuk melindungi varietas unggul tembakau, seperti jenis Srintil, di Temanggung. Ia mengatakan seharusnya pemerintah melindungi petani. Industri rokok skala besar bisa bertahan lantaran menguasai pasar dengan modal besar. Namun pelaku industri skala kecil justru morat-marit.

DANANG FIRMANTO

Baca Juga
Terseret Kasus Korupsi Lippo, Ini Kata Nusron Wahid
Ups, Kepergok Anak Saat Bercinta? Lalu?

Berita terkait

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

1 hari lalu

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

Polisi menangkap perempuan berinisial SJ alias Ceria, 43 tahun, karena menjual narkotika jenis sabu.

Baca Selengkapnya

Operator Kereta Deutsche Bahn di Jerman Akan Melarang Merokok Ganja di Area Stasiun

5 hari lalu

Operator Kereta Deutsche Bahn di Jerman Akan Melarang Merokok Ganja di Area Stasiun

Operator kereta di Jerman Deutsche Bahn (DB) mengumumkan melarang merokok ganja di area-area stasiun per 1 Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

7 hari lalu

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Tersinggung Tak Diberi Utang, Pemuda di Kembangan Bakar Warung Rokok

20 hari lalu

Tersinggung Tak Diberi Utang, Pemuda di Kembangan Bakar Warung Rokok

Tersinggung tak boleh utang rokok, pelaku membakar warung dengan melempar botol bensin dan tisu yang telah dibakar.

Baca Selengkapnya

Pria di Medan Bunuh Ibu Kandung Gara-gara Kesal Diomeli karena Minta Uang Rokok

23 hari lalu

Pria di Medan Bunuh Ibu Kandung Gara-gara Kesal Diomeli karena Minta Uang Rokok

Wem Pratama, 33 tahun, warga Jalan Tuba 3, Kota Medan, membunuh ibu kandungnya, Megawati, 55 tahun dengan memukul dan menggorok leher.

Baca Selengkapnya

Spesialis Jantung: Hasil Pemeriksaan Medis Baik Tak Jamin Perokok Sehat

34 hari lalu

Spesialis Jantung: Hasil Pemeriksaan Medis Baik Tak Jamin Perokok Sehat

Hasil pemeriksaan medis yang baik tak menjamin perokok sehat. Untuk memastikan kesehatan perokok satu-satunya jalan adalah total berhenti merokok.

Baca Selengkapnya

Selandia Baru Larang Rokok Elektrik Sekali Pakai

38 hari lalu

Selandia Baru Larang Rokok Elektrik Sekali Pakai

Selandia Baru akan akan melarang penjualan rokok elektrik sekali pakai untuk menurunkan angka perokok usia muda.

Baca Selengkapnya

Soal Lobi ke Istana, Bos Perusahaan Rokok Sebut Penyampaian Pendapat sesuai Aturan

49 hari lalu

Soal Lobi ke Istana, Bos Perusahaan Rokok Sebut Penyampaian Pendapat sesuai Aturan

Faisal Basri menyatakan perusahaan rokok memiliki lobi-lobi yang kuat di lingkungan Istana dan pembuat undang-undang.

Baca Selengkapnya

Produsen Rokok Bantah Lobi-lobi Pemerintah untuk Keluarkan Kebijakan Pro Rokok

49 hari lalu

Produsen Rokok Bantah Lobi-lobi Pemerintah untuk Keluarkan Kebijakan Pro Rokok

Benny mengklaim industri rokok hanya melakukan komunikasi dengan pemerintah melalui jalur-jalur yang legal.

Baca Selengkapnya

COP10 WHO FCTC Raih Sejumlah Kesepakatan, dari Perlindungan hingga Deklarasi Panama

53 hari lalu

COP10 WHO FCTC Raih Sejumlah Kesepakatan, dari Perlindungan hingga Deklarasi Panama

Sesi kesepuluh Konferensi Para Pihak (COP10) Konvensi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau WHO FCTC menghasilkan sejumlah kesepakatan jangka panjang.

Baca Selengkapnya