Sejumlah Tokoh Ini Bentuk Rumah Amanah Rakyat

Reporter

Editor

Juli Hantoro

Rabu, 24 Agustus 2016 23:47 WIB

Deklarasi Rumah Amanah Rakyat dilakukan di Cikini, Jakarta, Rabu, 24 Agustus 2016. Acara itu dihadiri oleh adik kandung mantan Presiden RI Abdurrahman Wahid, Lily Chodidjah Wahid (tengah), mantan Pelaksana Tugas Ketua KPK 2015 Taufiequrachman Ruki, mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli, mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta 2007-2012 Prijanto, dan bakal calon Gubernur DKI Jakarta 2017 Yusril Ihza Mahendra. TEMPO/Lani Diana.

TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa tokoh nasional mendeklarasikan Rumah Amanah Rakyat di salah satu rumah di jalan Cut Nyak Dien, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu, 24 Agustus 2016. Pimpinan Komisi Rumah Amanah Rakyat Ferdinand Hutahaean menjelaskan, Rumah Amanah Rakyat merupakan gerakan mencerdaskan masyarakat untuk memilih calon pemimpin berdasarkan indikator tertentu.

“Pertama dibentuk di grup WhatsApp namanya Peduli Negara 1. Di sana memang banyak tokoh nasional, bahkan mantan menteri, seperti Profesor Ryaas Rasyid, mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) 2015 Taufiequrachman Ruki, Mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal (Purnawirawan) Djoko Santoso, Yusril Ihza Mahendra, dan musisi Ahmad Dhani,” jelas Ferdinand usai deklarasi Rumah Amanah Rakyat di Cikini, Jakarta, Rabu, 24 Agustus 2016.

Menurutnya, Rumah Amanah Rakyat akan memberikan indikator dan kriteria seperti apa pemimpin yang cocok menduduki kursi Gubernur DKI Jakarta mendatang versi gerakan itu. Adapun beberapa kriteria yang sudah disampaikan sampai saat ini, di antaranya Pancasialis, jujur, bersih, tegas, cerdas, dan beradab. Pancasialis artinya menemukan sosok pemimpin yang beradab dan berperikemanusiaan.

Untuk kategori perikemanusiaan, Ferdinand mengambil contoh penggusuran di beberapa wilayah Jakarta. Keputusan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok itu, jelas Ferdinand, dianggap tidak manusiawi. Namun, Rumah Amanah Rakyat memberi kebebasan masyarakat memilih pemimpinnya. Artinya, gerakan itu hanya akan menyampaikan kriteria berdasarkan fakta, bukan asumsi pribadi.

“Kita tidak menyatakan Ahok itu tidak berperikemanusiaan, tapi kita menyampaikan yang pancasialis itu kan ada kemanusiaan yang adil dan beradab. Nah, kita memberikan contoh. Silakan diuji penggusuran yang dilakukan gubernur ini sudah beradab atau tidak, manusiawi atau tidak. Kalau masyarakat bilang manusiawi, silakan (memilih Ahok),” jelas Ferdinand.

Masyarakat pun akan diedukasi agar memiliki pandangan yang baru atas ciri-ciri pemimpin versi Rumah Amanah Rakyat. Caranya dengan mendatangi langsung atau mengundang masyarakat berdiskusi.

Beberapa poin tersebut, kata Ferdinand, tak hanya berlaku bagi pemimpin DKI Jakarta. Namun, berlaku juga untuk lingkup nasional lantaran saat ini Rumah Amanah Rakyat sedang fokus pada pemilihan kepala daerah DKI Jakarta 2017.

“Tidak hanya angkat isu lokal, tapi sampai Pilpres (Pemilihan Presiden) 2019 nanti,” ujar Ferdinand.

LANI DIANA|JH

Berita terkait

Di Acara Milenial dan Gen Z, Anies Jawab Soal Tuduhan Politik Identitas Saat Pilkada DKI 2017

27 November 2023

Di Acara Milenial dan Gen Z, Anies Jawab Soal Tuduhan Politik Identitas Saat Pilkada DKI 2017

Anies Baswedan menjawab tuduhan soal penggunaan politik identitas saat Pilkada DKi 2017 pada acara Indonesia Milleninial and Gen-Z Summit 2023.

Baca Selengkapnya

Anies Ungkit Momen Berutang di Pilkada DKI, Singgung Biaya Politik Mahal

30 September 2023

Anies Ungkit Momen Berutang di Pilkada DKI, Singgung Biaya Politik Mahal

Anies menuturkan mahalnya biaya kampanye bukan berarti ketika menjadi pejabat harus balik modal

Baca Selengkapnya

Di Acara Partai Ummat, Anies Baswedan Cerita Diberi Label saat Pilkada DKI 2017

14 Februari 2023

Di Acara Partai Ummat, Anies Baswedan Cerita Diberi Label saat Pilkada DKI 2017

Anies Baswedan menyebut ada dua pendekatan untuk menciptakan persepsi ini.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Buka Suara soal Utang Rp 50 Miliar ke Sandiaga: Sudah Selesai Dulu

11 Februari 2023

Anies Baswedan Buka Suara soal Utang Rp 50 Miliar ke Sandiaga: Sudah Selesai Dulu

Anies Baswedan menegaskan tidak ada utang yang hari ini harus dilunasi.

Baca Selengkapnya

Politikus NasDem Minta Sandiaga Klarifikasi Surat Utang Anies Baswedan

11 Februari 2023

Politikus NasDem Minta Sandiaga Klarifikasi Surat Utang Anies Baswedan

Ada juga poin yang menyatakan jika Anies-Sandi menang, maka Anies Baswedan bebas dari utang tersebut.

Baca Selengkapnya

Soal Perjanjian Utang dengan Anies Baswedan, Sandiaga: Saya Baca Dulu

6 Februari 2023

Soal Perjanjian Utang dengan Anies Baswedan, Sandiaga: Saya Baca Dulu

Sandiaga belum mau menanggapi soal utang Anies Baswedan ke dirinya saat Pilkada DKI 2017.

Baca Selengkapnya

Fadli Zon Buka Suara Soal Perjanjian Anies Baswedan - Sandiaga Uno di Pilkada DKI

6 Februari 2023

Fadli Zon Buka Suara Soal Perjanjian Anies Baswedan - Sandiaga Uno di Pilkada DKI

Fadli Zon mengakui membikin draft perjanjian antara Anies Baswedan dan Sandiaga Uno saat Pilkada DKI 2017. Soal utang, Fadli tak mau bicara.

Baca Selengkapnya

Pesan Anies Baswedan untuk Kedua Putra Haji Lulung

31 Januari 2022

Pesan Anies Baswedan untuk Kedua Putra Haji Lulung

Anies Baswedan bercerita tentang dukungan yang diberikan Haji Lulung kepadanya dalam Pilkada DKI 2017.

Baca Selengkapnya

MUI DKI Bikin Cyber Army, Taufik Gerindra: Buzzer Terus Serang Anies Baswedan

20 November 2021

MUI DKI Bikin Cyber Army, Taufik Gerindra: Buzzer Terus Serang Anies Baswedan

Taufik menyampaikan penyerang ini selalu mengatakan bahwa Anies Baswedan memenangkan Pilkada, karena politik identitas.

Baca Selengkapnya

Baca Pleidoi Rizieq Shihab Singgung Aksi 212, Ahok, dan Pilkada DKI

20 Mei 2021

Baca Pleidoi Rizieq Shihab Singgung Aksi 212, Ahok, dan Pilkada DKI

Rizieq Shihab mengklaim perkara yang menjeratnya bukanlah kasus hukum melainkan politik. Ia kemudian berkisah tentang Pilkada DKI.

Baca Selengkapnya