Warga Sumenep Biasa Isap Rokok Ilegal Rp 2.500 per Bungkus  

Reporter

Selasa, 23 Agustus 2016 12:18 WIB

Ilustrasi rokok. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Sumenep - Warga Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, sudah terbiasa mengisap rokok ilegal karena rokok resmi seharga Rp 10-20 ribu per bungkus sudah tak terjangkau, terutama bagi warga kurang mampu.

Bagi Amin, 70 tahun, warga Desa Ganding, Kecamatan Ganding, Kabupaten Sumenep, wacana menaikkan harga rokok hingga Rp 50 ribu per bungkus semakin memberatkan dia dan warga lain yang tidak bisa lepas dari rokok.

Baca: Rokok Naik Rp 50 Ribu? Begini Rencana Sri Mulyani

Menurut Amin, sudah lama dia beralih membeli rokok ilegal atau rokok tak bercukai produksi pengusaha lokal. "Rokok harga Rp 10 ribu per bungkus saja saya gak mampu beli, apalagi Rp 50 ribu," katanya, Selasa, 23 Agustus 2016.

Amin mengatakan, bila pemerintah benar-benar menaikkan harga rokok menjadi Rp 50 ribu per bungkus, dia yakin warga tidak mampu seperti dia tidak akan mengurangi konsumsi rokok.

Baca: Wacana Rokok Rp 50 Ribu, Ini Tanggapan Sampoerna

Warga seperti dia, kata Amin, masih bisa membeli rokok ilegal buatan lokal yang harganya Rp 2.500 hingga Rp 5.000 per bungkus. Bahkan, bila rokok ilegal diberantas sekalipun, Amin mengatakan dia tetap bisa merokok lintingan, yaitu rokok buatan sendiri. "Kalau habis panen tembakau, saya menyisakan sedikit untuk dibuat rokok sendiri," ujar Amin.

Warga lainnya, Asik, 52 tahun, mengatakan di Desa Ganding hanya warga mampu yang mengkonsumsi rokok bermerek. Warga tidak mampu seperti dia sudah lama beralih membeli rokok ilegal. Dengan Rp 5.000 bisa membeli dua bungkus. "Sama-sama berpenyakit, ngapain beli yang mahal," ucapnya.

Baca: YLKI: Musuh Petani Tembakau Bukan Harga Rokok, tapi...

Bagi Asik, merokok atau tidak, itu urusan personal tiap orang. Banyak juga warga di Desa Ganding tidak merokok tapi kondisi perekonomiannya lebih-kurang sama dengan dia yang merokok. “Cari makan hari ini untuk dimakan hari ini,” tuturnya.

Asik mengatakan, bila pemerintah ingin menyejahterakan warga miskin, sebaiknya pemerintah menaikkan harga jual tembakau, yang saat hanya sekitar Rp 30 ribu per kilogram. "Kalau harga tembakau bisa Rp 50 ribu per kilogram itu bagus untuk perekonomian petani," katanya.

Baca: Menkeu: Belum Ada Kebijakan Terbaru Tarif Cukai Rokok

Berdasarkan pantauan Tempo, di toko milik Razak di Desa Ganding, misalnya, pemiliknya lebih banyak menjual rokok tak bercukai dibandingkan rokok bercukai. "Lebih laris rokok tak bercukai," ujarnya.

Menurut Razak, warga Ganding membeli rokok mahal yang bermerek hanya ketika menghadiri pernikahan atau undangan lainnya. Tujuannya, agar tidak malu saat berkumpul dengan banyak orang. "Kalau hari-hari biasa, rokok harga di bawah Rp 5.000 per bungkus yang laris manis."

MUSTHOFA BISRI

Baca Juga
Ahok Klaim Didukung Mega, PDIP: Ahok Seperti Pendekar Mabuk
Disebut Otak Pencopotan Ruhut Sitompul, Roy Suryo Tertawa

Berita terkait

2 Kali Bermasalah di Bea Cukai, Cakra Khan: Saya akan Bayar Pajak Kalau Masuk Akal

6 jam lalu

2 Kali Bermasalah di Bea Cukai, Cakra Khan: Saya akan Bayar Pajak Kalau Masuk Akal

Cakra Khan pernah mengalami masalah dengan pihak Bea Cukai. Dia membeli jaket Rp 6 juta, namun dikenakan denda sampai Rp 21 juta.

Baca Selengkapnya

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

6 hari lalu

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

Polisi menangkap perempuan berinisial SJ alias Ceria, 43 tahun, karena menjual narkotika jenis sabu.

Baca Selengkapnya

Operator Kereta Deutsche Bahn di Jerman Akan Melarang Merokok Ganja di Area Stasiun

11 hari lalu

Operator Kereta Deutsche Bahn di Jerman Akan Melarang Merokok Ganja di Area Stasiun

Operator kereta di Jerman Deutsche Bahn (DB) mengumumkan melarang merokok ganja di area-area stasiun per 1 Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

12 hari lalu

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Tersinggung Tak Diberi Utang, Pemuda di Kembangan Bakar Warung Rokok

26 hari lalu

Tersinggung Tak Diberi Utang, Pemuda di Kembangan Bakar Warung Rokok

Tersinggung tak boleh utang rokok, pelaku membakar warung dengan melempar botol bensin dan tisu yang telah dibakar.

Baca Selengkapnya

Pria di Medan Bunuh Ibu Kandung Gara-gara Kesal Diomeli karena Minta Uang Rokok

29 hari lalu

Pria di Medan Bunuh Ibu Kandung Gara-gara Kesal Diomeli karena Minta Uang Rokok

Wem Pratama, 33 tahun, warga Jalan Tuba 3, Kota Medan, membunuh ibu kandungnya, Megawati, 55 tahun dengan memukul dan menggorok leher.

Baca Selengkapnya

Spesialis Jantung: Hasil Pemeriksaan Medis Baik Tak Jamin Perokok Sehat

40 hari lalu

Spesialis Jantung: Hasil Pemeriksaan Medis Baik Tak Jamin Perokok Sehat

Hasil pemeriksaan medis yang baik tak menjamin perokok sehat. Untuk memastikan kesehatan perokok satu-satunya jalan adalah total berhenti merokok.

Baca Selengkapnya

Selandia Baru Larang Rokok Elektrik Sekali Pakai

43 hari lalu

Selandia Baru Larang Rokok Elektrik Sekali Pakai

Selandia Baru akan akan melarang penjualan rokok elektrik sekali pakai untuk menurunkan angka perokok usia muda.

Baca Selengkapnya

Soal Lobi ke Istana, Bos Perusahaan Rokok Sebut Penyampaian Pendapat sesuai Aturan

54 hari lalu

Soal Lobi ke Istana, Bos Perusahaan Rokok Sebut Penyampaian Pendapat sesuai Aturan

Faisal Basri menyatakan perusahaan rokok memiliki lobi-lobi yang kuat di lingkungan Istana dan pembuat undang-undang.

Baca Selengkapnya

Produsen Rokok Bantah Lobi-lobi Pemerintah untuk Keluarkan Kebijakan Pro Rokok

55 hari lalu

Produsen Rokok Bantah Lobi-lobi Pemerintah untuk Keluarkan Kebijakan Pro Rokok

Benny mengklaim industri rokok hanya melakukan komunikasi dengan pemerintah melalui jalur-jalur yang legal.

Baca Selengkapnya