Lumpur Kotori Pantai Pulau Merah, BLH: Itu Akibat Bikin Dam  

Reporter

Senin, 22 Agustus 2016 16:59 WIB

Dua aktivis lingkungan membentangkan poster yang berisi sindiran terhadap blasting perdana PT Bumi Suksesindo di pinggir jalan dekat akses masuk area tambang Tumpang Pitu, Pesanggaran, Banyuwangi, 27 April 2016. TEMPO/DAVID PRIYASIDHARTA

TEMPO.CO, Lumajang - Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Banyuwangi Chusnul Khotimah mengatakan lumpur yang mengotori Pantai Pulau Merah berasal dari pengerukan pembukaan pembuatan dam dan bangunan pengendali yang dilakukan PT Bumi Suksesindo di kawasan Tumpang Pitu. Dinas Energi Sumber Daya Alam dan Mineral Propinsi Jawa Timur akan meninjau lokasi pembuatan dam pada Selasa, 23 Agustus 2016.

"Rencananya, besok kami akan melakukan pemantauan rutin sekaligus memverifikasi soal lumpur," ucap Chusnul saat dihubungi Tempo, Senin siang, 22 Agustus 2016. Menurut dia, Bupati Abdullah Azwar Anas, Badan Lingkungan Hidup, dan Dinas Pertambangan telah meninjau hari ini.

Chusnul berujar, PT BSI dalam tahap perencanaan persiapan melengkapi sarana dan prasarana, termasuk menyiapkan pembangunan dam pengendali. BSI harus membangun enam dam untuk tambang emas di Tumpang Pitu yang dikelolanya, sebagaimana tercantum dalam dokumen lingkungan. Sejauh ini, baru tiga dam yang selesai dibangun.

Hasil pengerukan untuk pembuatan dam itu, tutur Chusnul, ditumpuk lalu hanyut terbawa air hujan ke kali terdekat, yaitu Kali Katak. “Muaranya langsung masuk Pantai Pulau Merah."

Chusnul mengklaim saat ini sedimentasi Kali Katak sudah dikeruk hingga seperti semula. Ia juga menuturkan dam 6 PT BSI untuk penampungan air baku sudah selesai 100 persen, sedangkan dam 5 rampung 90 persen. “Dam 4 masih 50 persen karena memang butuh konstruksi khusus."

Sebelumnya, PT Bumi Suksesindo menganggap kejadian lumpur yang mengotori Pantai Pulau Merah beberapa minggu terakhir ini sebagai peristiwa alami. "Secara alami, ketika turun hujan, material ataupun lumpur yang berasal dari daerah hulu akan terbawa sampai ke hilir. Hal ini juga terjadi di Tumpang Pitu," kata Senior External Affairs Manager PT Bumi Suksesindo Bambang Wijonarko dalam penjelasan melalui surat elektronik yang diterima Tempo, Sabtu, 20 Agustus 2016.

Bambang mengaku masih melanjutkan kegiatan konstruksi. “Kami belum beroperasi."

Ia membantah tudingan luapan lumpur berasal dari Tumpang Pitu, yang menutupi karang di dasar pesisir pantai serta diduga membawa bahan kimia. "Apa indikator dan buktinya? Mohon tidak berspekulasi dan melempar isu yang tidak jelas kebenarannya."

Namun ia mengakui, kejadian yang menimpa Pantai Pulau Merah memberikan pembelajaran penting kepada PT BSI. "Kami akan terus berupaya lebih baik," ujar Bambang.


DAVID PRIYASIDHARTA




Berita terkait

BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

25 hari lalu

BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

Pusat Riset Elektronika BRIN mengembangkan beberapa produk biosensor untuk mendeteksi virus dan pencemaran lingkungan.

Baca Selengkapnya

Limbah Tambak Udang Cemari Taman Nasional Karimunjawa, KLHK Tetapkan 4 Tersangka

43 hari lalu

Limbah Tambak Udang Cemari Taman Nasional Karimunjawa, KLHK Tetapkan 4 Tersangka

Gakkum KLHK menetapkan empat tersangka pencemaran lingkungan di Taman Nasional Karimunjawa. Kejahatan terkait limbah ilegal dari tambak udang.

Baca Selengkapnya

Digelar Tiga Hari, Festival Pecinan Banyuwangi Angkat Kuliner dan Kesenian Khas Tionghoa

23 Februari 2024

Digelar Tiga Hari, Festival Pecinan Banyuwangi Angkat Kuliner dan Kesenian Khas Tionghoa

Festival Pecinan yang digelar tiga hari, 23-25 Februari 2024, menunjukkan bagaimana keguyuban dan keramahan semua etnis yang ada di Banyuwangi.

Baca Selengkapnya

Pencemaran Lingkungan di Area Tambang Minyak, Guru Besar ITS Rekomendasikan Ini

14 Januari 2024

Pencemaran Lingkungan di Area Tambang Minyak, Guru Besar ITS Rekomendasikan Ini

Peningkatan aktivitas industri pertambangan menimbulkan risiko terjadinya pencemaran lingkungan.

Baca Selengkapnya

Kupas Tuntas Suku Osing, Penduduk Asli Banyuwangi

28 Desember 2023

Kupas Tuntas Suku Osing, Penduduk Asli Banyuwangi

Dengan warisan tradisi, bahasa, seni, dan kepercayaan yang unik, Suku Osing di Banyuwangi membentuk identitas budaya yang kaya dan beragam.

Baca Selengkapnya

Libur Nataru ke Mana? Deretan Rekomendasi 9 Wisata Pantai di Banyuwangi

27 Desember 2023

Libur Nataru ke Mana? Deretan Rekomendasi 9 Wisata Pantai di Banyuwangi

Destinasi pantai di Banyuwangi adalah surga yang tak boleh dilewatkan bagi pencinta alam dan petualangan. Simak daftar 9 destinasi wisata pantai itu.

Baca Selengkapnya

Mengenal Desa Wisata Adat Osing Kemiren di Banyuwangi

27 Desember 2023

Mengenal Desa Wisata Adat Osing Kemiren di Banyuwangi

Bagi para wisatawan yang berkunjung ke Desa Wisata, Kemiren, Banyuwangi, tersedia homestay yang siap digunakan sebagai tempat menginap.

Baca Selengkapnya

Rekomendasi 11 Kuliner yang Wajib Anda Cicipi Saat Berada di Banyuwangi

27 Desember 2023

Rekomendasi 11 Kuliner yang Wajib Anda Cicipi Saat Berada di Banyuwangi

Di samping pesonanya yang menawan, kekayaan kuliner yang ditawarkan di Banyuwangi menghadirkan pengalaman rasa yang tak terlupakan.

Baca Selengkapnya

Banyuwangi Raih Penghargaan Daerah Terinovasi dan Satyalencana Wira Karya

18 Desember 2023

Banyuwangi Raih Penghargaan Daerah Terinovasi dan Satyalencana Wira Karya

Menumbuhkan budaya inovasi yang terintegrasi dengan program masyarakat. Ada sekitar 270 inovasi berbasis digital ataupun non-digital.

Baca Selengkapnya

Sagu Disebut Bisa Jadi Bahan Pembalut dan Popok Ramah Lingkungan

12 November 2023

Sagu Disebut Bisa Jadi Bahan Pembalut dan Popok Ramah Lingkungan

Sampah pembalut dan popok dikenal kerap menjadi masalah. Sagu disebut-sebut bisa membuat dua benda itu ramah lingkungan

Baca Selengkapnya