Air Mata Eks Tapol PKI di Hari Kemerdekaan

Reporter

Kamis, 18 Agustus 2016 10:14 WIB

jerkdoublebitch.com

TEMPO.CO, Balikpapan - Air mata Sugito Kasirin, 78 tahun, mengalir deras di pipinya yang keriput. Sambil sesenggukan, eks tahanan politik Partai Komunis Indonesia (PKI) asal Desa Argosari, Kecamatan Amburawang, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur itu mengungkapkan isi hatinya. "Ini momentum menyedihkan bagi saya," kata bekas tentara berpangkat prajurit satu tersebut sembari membekap mukanya menahan sedih, Rabu, 17 Agustus 2016.

Sugito merupakan satu dari 167 eks tapol PKI yang dipindahkan ke pembuangan rimba Amburawang pada 1979. Sejak saat itu kehidupannya hancur lebur. Sanak saudara, bahkan putri kandungnya enggan mengakuinya. Ironisnya, dia tidak tahu kesalahannya hingga dituduh sebagai antek PKI. "Ketiga anak kandung saya tidak terurus, mereka tidak berpendidikan hingga harus jadi buruh kasar," keluhnya.

Bekas personil Batalyon 609 Balikpapan ini mempunyai tiga anak dari hasil perkawinan dengan istri pertamanya, yakni Sriyadi, Suyono, dan Warsini. Tuduhan masuk jaringan PKI memaksanya harus meninggalkan keluarganya hingga dibuang ke Argosari. "Tujuh tahun ditahan tanpa pengadilan hingga diasingkan di tempat ini yang dulu berupa hutan belantara," ujarnya.

Meski begitu, Sugito mengaku tetap mencintai Indonesia dengan merayakan hari kemerdekaan setiap tahunnya. Penggemar seni budaya Jawa ini rutin menggelar pentas seni ludruk, ketoprak, tari jarang kepang, dan wayang orang di balai Desa Argosari. "Pemerannya kami-kami ini, menghibur warga Argosari dengan seni budaya Jawa," ujarnya. "Dananya berasal dari patungan masyarakat." Ia juga tetap mengibarkan bendera merah putih selama bulan Agustus ini.

Rekan Sugito, Aloysius Paelan bernasib sama. Peristiwa hampir 50 tahun silam melekat di benak pria 75 tahun ini. Apalagi saat disinggung tentang kedua putranya yang seolah menganggapnya telah mati.

Mata pria bertubuh kekar langsung bercucuran oleh air mata ketika menceritakan mereka. "Putra pertama akhirnya baru-baru ini mau mengakui keberadaan saya disini. Sedangkan anak kedua belum mau kesini meskipun tahu bapaknya masih hidup disini,” paparnya.

Tak seperti Sugito Paelan enggan mengibarkan bendera merah putih selama hari kemerdekaan Indonesia. Menurut dia negara tidak adil memperlakukan eks tapol PKI yang hingga kini hidup dalam keterbasan. "Keluarga hancur, tidak bisa kerja sebagai pegawai pemerintah. Akses seluruhnya ditutup. Saya belum merdeka hingga kini, negara menindas warganya. Saya bahkan tidak tahu kesalahannya sehingga dituduh sebagai orang PKI," ungkapnya.

Menurut Paelan, petugas kelurahan, kecamatan, hingga Komando Rayon Militer (Koramil) sudah berulang kali memintanya mengibarkan bendera merah putih. Tapi dia tidak menggubris permintaan tersebut. “Silakan saja kalau mau membunuh saya, sudah tua juga,” tutur pria tua yang kehilangan seluruh gigi depan. Dia bilang, giginya tanggal akibat penyiksaan tentara.

Saat ini, Paelan menyibukkan diri dalam berbagai kegiatan keagamaan Gereja Katolik Santo Yosef di Argosari, Amburawang. Bertepatan detik-detik proklamasi Indonesia dimanfaatkan dengan beribadah sembari menyanyikan berbagai lagu perjuangan Indonesia.

SG WIBISONO

Berita terkait

Otorita IKN Berniat Pindahkan Kawanan Beruk dari Jalanan Samboja, Ini Alasannya

33 hari lalu

Otorita IKN Berniat Pindahkan Kawanan Beruk dari Jalanan Samboja, Ini Alasannya

Otorita berusaha memindahkan sekelompok beruk dari jalanan utama IKN. Dianggap menjadi hama bila terlalu banyak yang turun ke jalan.

Baca Selengkapnya

Jembatan Sebulu Segera Dibangun, Tahap Pertama Edi-Rendi Gelontorkan Rp203 Miliar

38 hari lalu

Jembatan Sebulu Segera Dibangun, Tahap Pertama Edi-Rendi Gelontorkan Rp203 Miliar

Keberadaan jembatan akan membuat perekonomian sejumlah kecamatan di Kukar semakin menggeliat

Baca Selengkapnya

Wabup Kukar Datangi Lokasi Kebakaran di Sumber Sari

39 hari lalu

Wabup Kukar Datangi Lokasi Kebakaran di Sumber Sari

Rendi datang dengan membawa sejumlah bantuan, berupa sembako dan paket bantuan lainnya.

Baca Selengkapnya

Rendi Solihin Salurkan Bantuan Kepada Warga Korban Kebakaran

39 hari lalu

Rendi Solihin Salurkan Bantuan Kepada Warga Korban Kebakaran

Dilakukan pendataan agar semua korban kebakaran bisa terjangkau bantuan

Baca Selengkapnya

Program Unggulan Edi Damansyah Mengubah Ekonomi Kutai Kartanegara

39 hari lalu

Program Unggulan Edi Damansyah Mengubah Ekonomi Kutai Kartanegara

Kegiatan yang diadakan oleh pemerintah tidak hanya memberikan ruang bagi para wirausaha untuk berkembang tetapi juga menjadi bukti perhatian yang diberikan oleh Bupati.

Baca Selengkapnya

Pemkab Kukar Gelontorkan 700 M untuk Perkuat Sektor Pertanian

41 hari lalu

Pemkab Kukar Gelontorkan 700 M untuk Perkuat Sektor Pertanian

Kukar merupakan daerah lumbung pangan bagi Provinsi Kalimantan Timur

Baca Selengkapnya

Wakil Bupati Kukar Hadirkan Opick di Muara Jawa

41 hari lalu

Wakil Bupati Kukar Hadirkan Opick di Muara Jawa

Safari Ramadan tahun ini jadi kesempatan Rendi menjabarkan program pembangunan Pemkab Kukar kepada masyarakat.

Baca Selengkapnya

Wabup Kukar Optimistis RS Muara Badak Beroperasi Akhir 2024

43 hari lalu

Wabup Kukar Optimistis RS Muara Badak Beroperasi Akhir 2024

Masjid Al Istiqomah menjadi lokasi Safari Ramadan, dirangkai dengan buka puasa bersama dengan masyarakat sekitar, termasuk penyerahan bantuan alat kelengkapan ibadah.

Baca Selengkapnya

Wabup Kukar Janji Warga Desa Muara Panutan Segera Dapatkan Air Bersih dan Listrik 24 Jam

43 hari lalu

Wabup Kukar Janji Warga Desa Muara Panutan Segera Dapatkan Air Bersih dan Listrik 24 Jam

Listrik dan air sangat dibutuhkan oleh masyarakat di Desa Muara Pantuan, Kecamatan Anggana, Kutai Kartanegara (Kukar).

Baca Selengkapnya

Rendi Solihin Awali Safari Ramadan di Desa Muara Pantuan

44 hari lalu

Rendi Solihin Awali Safari Ramadan di Desa Muara Pantuan

Rendi meninjau proyek air bersih, berdialog dengan warga desa, dan memberi bantuan perlengkapan ibadah.

Baca Selengkapnya