Aktivis Anti Reklamasi Bali Tak Gentar Dilaporkan ke Polisi
Rabu, 17 Agustus 2016 07:10 WIB
TEMPO.CO, Denpasar - Gara-gara twitter, Koordinator Forum Rakyat Bali Tolak Reklamasi (ForBALI) I Wayan Gendo Suardana dilaporkan ke Mabes Polri oleh sejumlah aktivis Pos Perjuangan Rakyat (Pospera), ormas yang dekat dengan politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Adian Napitupulu. Menanggapi laporan itu, Gendo mengaku tidak mengerti bagian mana dari dari cuitannya di Twitter yang dianggap menyinggung Pospera.
Untuk menjelaskan posisinya, Gendo menggelar konferensi pers di Bali, Selasa 16 Agustus 2016 lalu. Pada acara itu, aktivis anti reklamasi Benoa, Bali itu, mejelaskan kronologis perang cuitan alias 'twit war' antara dirinya dan sejumlah pengguna twitter menanggapi tindakan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti yang memperpanjang izin lokasi reklamasi Teluk Benoa.
"Ada netizen yang kecewa, yang kemudian berkomentar dengan hashtag #KecewaAmaSusi. Setelah itulah, tiba-tiba ada tandingan hashtag dari akun mesin," kata Gendo saat konferensi pers di Balai Banjar Peken, Desa Sumerta, Denpasar, Selasa, 16 Agustus 2016.
Akun-akun mesin itu, ujar Gendo, memunculkan hashtag #BongkarDanaForBALI. Para netizen yang menolak reklamasi kemudian bereaksi balik dengan memunculkan hashtag #bongkar1tdanatw. "Saya enggak mengerti kapan cuitan saya diartikan penghinaan pada saat saya sahut-menyahut dengan Menteri Susi (di Twitter--)?" ujar Gendo.
Aktivis asal Ubud itu menjelaskan semua cuitannya tidak ditujukan secara jelas pada orang, pihak, atau akun-akun tertentu alias 'no mention'. "Saya nulis twit tidak ditujukan kepada siapapun, karena saya diserang oleh akun-akun mesin," tuturnya. "Ketika ada orang atau institusi yang tersinggung, saya enggak mengerti."
Ketika melapor ke Mabes Polri, Pospera menuding Gendo mencemarkan nama baik mereka karena ada sejumlah cuitan Gendo yang memelesetkan nama 'Pospera' dari Posko Perjuangan Rakyat menjadi 'Posko Pemeras Rakyat'. Sementara nama pembina Pospera, Adian Napitupulu, dipelesetkan menjadi 'Adian Napitufulus'.
Menanggapi hal itu, Gendo menegaskan bahwa cuitnya di Twitter tidak menyebut pihak manapun secara spesifik alias 'no mention'.
Lepas dari kontroversi Twitter ini, Gendo mengatakan bahwa dia menyadari bahwa posisinya sebagai pemimpin gerakan rakyat Bali menolak reklamasi Teluk Benoa akan menuai banyak risiko. "Itu sisi yang berhimpitan, mau diapain saja, saya enggak ada soal," katanya.
Menurut Gendo, upaya Pospera melaporkan dirinya ke polisi adalah usaha untuk menggembosi gerakan rakyat Bali lewat kriminalisasi. Gendo menegaskan bahwa upaya Pospera itu tidak akan membuat ciut nyalinya dan tak akan menyurutkan perlawanan masyarakat Bali atas proyek reklamasi Teluk Benoa. "Yang bisa menghentikan saya hanya ketika nafas saya habis," ujar Gendo.
BRAM SETIAWAN