Yogyakarta Nyatakan Darurat Kekerasan Terhadap Anak

Reporter

Senin, 15 Agustus 2016 23:00 WIB

Ketua Komnas PA, Arist Merdeka Sirait, bermain dengan anak-anak saat kunjungan di Ponpes Yatim Piatu Dhuafa Bayi Terlantar Millinium Roudlotul Jannah, Candi, Sidoarjo, Jawa Timur, 3 Agustus 2015. Kunjungannya terkait informasi di media sosial dugaan pondok pesantren tersebut melakukan pelanggaran terhadap hak anak. ANTARA/Umarul Faruq

TEMPO.CO, Yogyakarta - Tim perintis Komisi Perlindungan Anak Daerah, menyebut Yogyakarta darurat kasus kekerasan terhadap anak. Sehingga dua anggota lembaga itu mendatangi kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Yogyakarta, untuk beraudiensi pada 15 Agustus 2016.

Anggota tim perintis Komisi Perlindungan Anak Daerah, Bagus Suryanto, mengatakan kasus kekerasan terhadap anak meningkat dari tahun ke tahun. Timnya mencatat, pada 2013 terdapat 103 kasus kekerasan fisik, psikis, kekerasan seksual, penelantaran, dan perdagangan anak.

Pada 2014, terdapat penelantaran anak sebanyak 403 anak. Selain itu, ada sejumlah kasus pelanggaran hak anak yang tidak didata secara khusus, di antaranya gizi buruk, bullying oleh guru dan teman. “Kasus kekerasan seksual paling banyak,” kata Bagus kepada Tempo seusai audiensi.

Menurut dia, di Yogyakarta ada sejumlah lembaga pemerintah yang menangani beragam kasus kekerasan terhadap anak. Tapi, program di lembaga-lembaga pemerintah itu belum seluruhnya terserap masyarakat. Misalnya pusat kesehatan masyarakat, belum ramah anak.

Untuk itu, timnya yang beranggotakan pegiat hak anak di organisasi non-pemerintah dan pegawai negeri sipil yang peduli pada hak anak, mengupayakan agar Komisi Perlindungan Anak Daerah segera dibentuk di Yogyakarta. Lembaga ini, kata dia juga diperlukan untuk mengawasi program yang berhubungan dengan hak anak.


Tim perintis lainnya, Victoria Nirla Hastari, mengatakan lembaga itu mendesak didirikan di Yogyakarta sesuai dengan apa yang disampaikan Presiden Joko Widodo. Presiden Jokowi pernah menyebut Indonesia mengalami darurat kekerasan terhadap anak. Komisi Perlindungan Anak Indonesia, kata dia telah mengirim surat secara resmi agar ada pembentukan komisi ini di Yogyakarta. Sselain itu, Yogyakarta juga telah membuat peraturan wali kota tentang kota ramah anak.


Kepala Kantor Kantor Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan Yogyakarta, Octo Noor Arafat, mengatakan Yogyakarta masih menuju kota ramah anak. Misalnya, membuat 159 kampung ramah anak. “Program ini lebih banyak top down. Belum banyak memunculkan inisiatif masyarakat,” katanya.


Anggota Komisi D DPRD Yogyakarta, Suryani, akan mengevaluasi program kampung ramah anak itu. Sebab, di sejumlah kampung, program itu tidak jalan, atau hanya seremonial belaka.


Komisi D mengusulkan adanya pusat rehabilitasi berbasis gender. Pusat rehabilitasi itu di antaranya akan menyediakan psikolog dan pendampingan hukum korban kekerasan. “Kami juga akan melihat rumah aman apakah sudah layak atau belum,” kata dia.

SHINTA MAHARANI

Advertising
Advertising

Berita terkait

Cegah Penularan Flu Singapura, Hindari Cium dan Pegang Balita Saat Silaturahmi Keluarga

30 hari lalu

Cegah Penularan Flu Singapura, Hindari Cium dan Pegang Balita Saat Silaturahmi Keluarga

Orang dewasa harus menghindari mencium balita ketika berkumpul bersama keluarga di momen Lebaran demi mencegah anak tertular flu singapura.

Baca Selengkapnya

Bawa Balita saat Mudik? Perhatian Tips Ini Demi Kesehatannya

31 hari lalu

Bawa Balita saat Mudik? Perhatian Tips Ini Demi Kesehatannya

Pakar kesehatan mengingatkan orang tua untuk memperhatikan daya tahan tubuh balita saat mudik mengingat kondisi cuaca yang sedang tak baik.

Baca Selengkapnya

Pemprov Sumut Anggarkan Rp 370 Miliar untuk Turunkan Stunting

47 hari lalu

Pemprov Sumut Anggarkan Rp 370 Miliar untuk Turunkan Stunting

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Sumut) anggarkan Rp 370 miliar untuk turunkan stunting.

Baca Selengkapnya

Balita di Tangerang Diduga Jadi Korban Kekerasan, Ada Luka di Mata dan Gigitan di Sekujur Tubuh

28 Februari 2024

Balita di Tangerang Diduga Jadi Korban Kekerasan, Ada Luka di Mata dan Gigitan di Sekujur Tubuh

Polresta Tangerang tengah menyelidiki dugaan kekerasan yang dialami balita berusia 4 tahun itu.

Baca Selengkapnya

MPASI: Finger Food Penting untuk Pemenuhan Gizi Seimbang

26 Februari 2024

MPASI: Finger Food Penting untuk Pemenuhan Gizi Seimbang

Pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang optimal merupakan salah satu upaya penting dalam pemenuhan gizi seimbang dan pencegahan stunting.

Baca Selengkapnya

Lebih dari 7,5 Juta Balita Terima Vaksin Polio di Afghanistan

1 Februari 2024

Lebih dari 7,5 Juta Balita Terima Vaksin Polio di Afghanistan

Lebih dari 7,5 juta anak balita akan menerima vaksin polio di 21 dari 34 provinsi di Afghanistan

Baca Selengkapnya

Balita di India Diserang Anjing Galak

24 Januari 2024

Balita di India Diserang Anjing Galak

Sudah tiga kali kejadian di Delhi India sepanjang Januari 2024, anak-anak diserang anjing galak.

Baca Selengkapnya

Balita di Tangerang Tewas Digigit King Kobra saat Bermain di Rumah

24 Januari 2024

Balita di Tangerang Tewas Digigit King Kobra saat Bermain di Rumah

Balita MN melihat ada lubang kemudian memasukkan tangannya ke dalam lubang yang diduga merupakan sarang ular itu.

Baca Selengkapnya

Kisah Berliku Evakuasi Warga Terkena Dampak Letusan Gunung Lewotobi NTT

9 Januari 2024

Kisah Berliku Evakuasi Warga Terkena Dampak Letusan Gunung Lewotobi NTT

Pos SAR Bencana Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kecamatan Wulanggitang, Flores Timur, NTT mengevakuasi warga terdampak.

Baca Selengkapnya

Balita Korban Penganiayaan Pacar Tantenya Meninggal, Polisi Timbang Pasal Tambahan

16 Desember 2023

Balita Korban Penganiayaan Pacar Tantenya Meninggal, Polisi Timbang Pasal Tambahan

Tersangka pelaku penganiayaan terhadap balita di Kramat Jati, Jakarta Timur, terancam mendapat pasal tambahan tentang pembunuhan.

Baca Selengkapnya