Operasi Tinombala Berlanjut, Ini Dalih KSAD Jenderal Mulyono

Reporter

Editor

Elik Susanto

Rabu, 10 Agustus 2016 19:59 WIB

Sejumlah personil Brimob menaiki kendaraan untuk memburu kelompok Santoso di Desa Sedoa, Lore Utara, Poso, Sulawesi Tengah, 24 Maret 2016. Aparat gabungan TNI-Polri terus memburu kelompok teroris pimpinan Santoso yang kian terdesak di pegunungan Poso dalam operasi keamanan bersandi Tinombala 2016. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Mulyono mengatakan sepakat dengan pendekatan kemanusiaan untuk menangani 16 orang kelompok Santoso yang tersisa. Namun, jika pendekatan itu berkaitan dengan pemberian keringanan hukuman seperti amnesti, pelaksanaannya tidak boleh melanggar hukum. "Apakah diampuni atau tidak, itu tergantung proses hukum," kata Mulyono di Balai Kartini, Jakarta, Rabu, 10 Agustus 2016.

Menurut Mulyono, Polri dan TNI belum akan menghentikan operasi Tinombala di Poso, Sulawei Tengah, sampai kelompok Santoso menyerahkan diri. Satuan tugas terus berupaya membujuk mereka untuk keluar dari persembunyian. "Membujuk tak harus dengan menghentikan operasi," ujar Mulyono.

Mulyono melanjutkan, panjangnya durasi operasi juga tidak sekadar pengejaran kelompok Santoso. Ada operasi lain seperti teritorial, yang orientasinya pembangunan wilayah. "Kami ada operasi teritorial, itu bisa untuk mengimbau mereka (sisa kelompok Santoso). Ayo turun, keluarga pada nunggu di kampung."

Anggota Tim Evaluasi Penanganan Terorisme, Busyro Muqoddas, mengatakan pemberian amnesti bagi kelompok Santoso bisa dilakukan tanpa proses hukum. "Amnesti ini tidak perlu proses hukum," kata Busyro di Menteng, Selasa, 9 Agustus 2016. Cara ini, menurut Busyro, pernah dilakukan Presiden B.J. Habibie dengan memberi amnesti kepada lawan politik Presiden Soeharto yang ditahan.

Pemberian amnesti dan pendekatan kemanusiaan terhadap sisa kelompok Santoso, ujar Busyro, juga untuk menghindari munculnya upaya balas dendam dari pendukung kelompok tersebut, di kemudian hari. Tim Evaluasi berjumlah 13 orang itu berencana membuka posko kemanusiaan di Poso. Mereka akan mendampingi korban konflik Santoso dengan aparat keamanan.

"Kami juga membantu penanganan mereka yang masuk daftar pencarian orang (DPO)," ujar Komisioner Komnas HAM Siane Indriani, yang merupakan salah seorang anggota Tim 13. Siane tak mempermasalahkan bila operasi Tinombala diteruskan. "Tapi setidaknya lebih persuasif, memberi situasi agar para buron turun dengan sukarela."

Organisasi kemanusiaan Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C) juga bergabung dengan Tim 13. Pimpinan Mer-C Joserizal Jurnalis mengatakan akan membantu mendorong penyerahan diri sisa kelompok Santoso. "Rencananya kami tempatnya relawan di sana, masuk hutan, jemput dan bawa turun (kelompok Santoso)," kata Jose.

Sejumlah anggota kelompok Santoso mulai menyerahkan diri ke Satuan Tugas Tinombala menyusul tewasnya Santoso, akhir Juli lalu. Jumlah terakhir mereka menjadi 16, setelah Jumri, salah seorangnya, turun gunung dan menyerahkan diri pada 5 Agustus 2016, disusul Salman alias Opik.

YOHANES PASKALIS

Berita terkait

Kapan Pendaftaran Akmil 2024 Dibuka? Ini Jadwal dan Persyaratannya

16 Januari 2024

Kapan Pendaftaran Akmil 2024 Dibuka? Ini Jadwal dan Persyaratannya

pendaftaran online Akademi Militer atau Akmil akan dibuka pada 1 Februari 2024

Baca Selengkapnya

Pembangunan PLTA Poso, JK Sebut Berawal dari Pencarian Solusi Konflik 2001

25 Februari 2022

Pembangunan PLTA Poso, JK Sebut Berawal dari Pencarian Solusi Konflik 2001

Jusuf Kalla bercerita pembangunan PLTA di Poso, Sulawesi Tengah berawal pada tahun 2001 atau saat Poso diguncang konflik

Baca Selengkapnya

Akan Pensiun, Mantan KSAD Mulyono Belum Berpikir ke Politik

22 November 2018

Akan Pensiun, Mantan KSAD Mulyono Belum Berpikir ke Politik

Mantan Kepala Staf Angkatan Darat atau KSAD, Jenderal TNI Mulyono, mengatakan akan beristirahat setelah pensiun dari dunia militer.

Baca Selengkapnya

TNI AD Laksanakan Sertijab Tiga Pejabat Strategis

12 Oktober 2018

TNI AD Laksanakan Sertijab Tiga Pejabat Strategis

Di ujung amanatnya, Mulyono mengucapkan rasa terima kasih kepada para pejabat lama yang mengabdi di TNI AD.

Baca Selengkapnya

Menantu AM Hendropriyono Jadi Pangkostrad, Ini Penjelasan TNI

23 Juli 2018

Menantu AM Hendropriyono Jadi Pangkostrad, Ini Penjelasan TNI

Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal M. Sabrar menjelaskan soal pengangkatan menantu AM Hendropriyono, Andika Perkasa menjadi Pangkostrad.

Baca Selengkapnya

TNI AD Serah Terimakan Jabatan Pangkostrad dan Asisten Logistik

23 Juli 2018

TNI AD Serah Terimakan Jabatan Pangkostrad dan Asisten Logistik

Serah terima jabatan itu, kata KASAD Jenderal Mulyono, untuk menjaga kesinambungan kepemimpinan dan penyegaran di tubuh TNI AD.

Baca Selengkapnya

3 Perempuan Ini Jadi Pionir Pilot di TNI AD

22 Juli 2018

3 Perempuan Ini Jadi Pionir Pilot di TNI AD

Tiga orang Letnan Dua Cpn, Puspita Ladiba, Feny Avisha dan Tri Ramadhani akan menjadi juru terbang perempuan pertama di lingkungan TNI AD.

Baca Selengkapnya

Cerita Prajurit TNI Berlatih Menerbangkan Helikopter Apache

22 Juli 2018

Cerita Prajurit TNI Berlatih Menerbangkan Helikopter Apache

Letnan Satu Cpn Alexius Darma menceritakan pengalamannya berlatih menerbangkan Helikopter Apache AH-64E tanpa melihat.

Baca Selengkapnya

TNI AD Siapkan 58 Teknisi untuk Rawat Helikopter Apache

22 Juli 2018

TNI AD Siapkan 58 Teknisi untuk Rawat Helikopter Apache

Para teknisi belajar mengenai seluk beluk helikopter Apache selama 6 sampai 8 bulan di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Mengintip Kandang 8 Helikopter Apache TNI AD di Semarang

21 Juli 2018

Mengintip Kandang 8 Helikopter Apache TNI AD di Semarang

TNI AD mengandangkan delapan Helikopter Apache AH-64E terbarunya di Skuadron 11/Serbu, Pangkalan Udara TNI AD Ahmad Yani.

Baca Selengkapnya