Navicula dan Choki NTRL Konsisten Tolak Reklamasi Benoa

Senin, 1 Agustus 2016 18:26 WIB

Aksi tolak reklamasi Teluk Benoa, Desa Adat Sumerta, Denpasar, Bali, 31 Juli 2016. TEMPO/Bram Setiawan

TEMPO.CO, Denpasar - Sejumlah kelompok musik ternama asal Bali seperti Navicula, Choki NTRL, dan Scared of Bumbs, terus konsisten menyuarakan penolakan reklamasi Teluk Benoa, dari panggung ke panggung.

Aksi panggung ketiga band ini kembali memeriahkan unjukrasa puluhan ribu massa penolak reklamasi, di Denpasar, Ahad 31 Juli 2016. Aksi itu menandai deklarasi dua desa adat di Denpasar yang secara resmi menolak reklamasi di Teluk Benoa, yakni Desa Sumerta dan Tanjung Bungkak.

Saat tampil di atas panggung mini, Robi vokalis Navicula mengatakan pemerintah tidak boleh mengabaikan aspirasi rakyat Bali menolak rencana reklamasi. Jumlah mereka yang menolak, dinilai Robi, terus bertambah. "Apabila usaha-usaha mempertahankan rumah kita dianggap sebagai kriminal, apabila pemerintah sudah tidak mendengarkan aspirasi rakyat, hanya ada satu kata: lawan!," kata Robi bersemangat disambut sorak sorai massa.

Sebelum Navicula membawakan lagu kedua berjudul 'Busur Hujan', Robi menuturkan bahwa gerakan perlawanan reklamasi Teluk Benoa ibarat serangkaian warna-warni yang menjadi satu. "Gerakan ini adalah gerakan yang paling bersejarah di Bali, kita semua harus bangga ada di gerakan ini," katanya.

Robi menjelaskan rakyat Bali yang menolak reklamasi Teluk Benoa bukanlah anti pembangunan. Tetapi, ujar dia, pembangunan yang didukung rakyat harus dilandasi rasa sayang terhadap lingkungan, manusia, dan bermanfaat bagi masa depan. "Reklamasi Teluk Benoa tidak punya tiga unsur itu. Kita bekerja mencari uang, tapi kita tidak mau dibeli untuk menjadi manusia yang konsumerisme," ujarnya.

Saat tiba gilirannya tampil di panggung, Navicula membawakan lima lagu, yaitu 'Mafia Hukum', 'Busur Hujan', 'Saat Semua Semakin Cepat Bali Berani Berhenti', 'Metropolutan' dan 'Bali Tolak Reklamasi'. Saat membawakan lagu Metropolutan dan Bali Tolak Reklamasi, gitaris grup musik NTRL, Choki didapuk tampil bersama Navicula.

Saat ditemui Tempo, Choki mengatakan bahwa ini adalah aksi kali pertama dirinya menolak reklamasi Teluk Benoa di Bali. "Kalau di Jakarta saya sering ikut aksi menolak reklamasi," katanya.

Istri Choki, Saras Dewi, adalah aktivis perempuan dan Ketua Program Studi Ilmu Filsafat, Universitas Indonesia. "Istri saya warga Desa Sumerta yang saat ini deklarasi tolak reklamasi," ujarnya.

Choki menilai gerakan perlawanan reklamasi yang sudah memasuki tahun keempat perlu dijaga agar jangan surut. Tantangan berupa penyebaran isu bahwa gerakan menolak reklamasi Teluk Benoa didanai pihak asing, juga bakal terus mengemuka. "Pesan saya, masyarakat terus berjuang, karena itu yang terpenting. Enggak usah peduli sama fitnah yang enggak penting itu," tuturnya.

BRAM SETIAWAN

Berita terkait

Rini Soemarno Klaim Reklamasi Pelabuhan Benoa Tak Ada Masalah

10 September 2019

Rini Soemarno Klaim Reklamasi Pelabuhan Benoa Tak Ada Masalah

Menteri BUMN Rini Soemarno mengklaim proyek penataan kawasan atau reklamasi Pelabuhan Benoa sudah berjalan sesuai koridor.

Baca Selengkapnya

Alasan Anies Terbitkan IMB Ratusan Bangunan di Pulau Reklamasi

14 Juni 2019

Alasan Anies Terbitkan IMB Ratusan Bangunan di Pulau Reklamasi

Gubernur DKI Anies Baswedan menjelaskan alasannya menerbitkan Izin Mendirikan Bangunan ratusan bangunan di area Pantai Maju (Pulau D) proyek reklamasi

Baca Selengkapnya

Begini Aktivitas di Ruko Pulau Reklamasi Jakarta

13 Juni 2019

Begini Aktivitas di Ruko Pulau Reklamasi Jakarta

Ruko-ruko di Pulau D atau Pantai Maju di wilayah pulau reklamasi tampak sepi aktivitas.

Baca Selengkapnya

Proyek Jembatan Pulau Reklamasi, Apa Saja Rekomendasi Teknisnya?

27 Februari 2019

Proyek Jembatan Pulau Reklamasi, Apa Saja Rekomendasi Teknisnya?

Kadin Bina Marga dan Sumber Daya Air Kabupaten Tangerang Slamet Budi Mulyanto mengatakan telah mengoreksi konstruksi jembatan ke pulau reklamasi.

Baca Selengkapnya

Kajian Tanggul Laut Libatkan Ahli dari Belanda, Korea dan Jepang

11 Desember 2018

Kajian Tanggul Laut Libatkan Ahli dari Belanda, Korea dan Jepang

Staf Khusus Menteri PUPR, Firdaus Ali, mengklaim groundbreaking National Capital Integrated Coastal Development atau tanggul laut mulai tahun 2020.

Baca Selengkapnya

3 Pulau Reklamasi Dikuasai DKI, Anies Baswedan Siapkan Nama Baru

24 November 2018

3 Pulau Reklamasi Dikuasai DKI, Anies Baswedan Siapkan Nama Baru

Anies Baswedan akan mengumumkan nama baru dari tiga pulau hasil reklamasi di Teluk Jakarta.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Tugaskan Jakpro Kelola Reklamasi, Dinilai Prematur

24 November 2018

Anies Baswedan Tugaskan Jakpro Kelola Reklamasi, Dinilai Prematur

Gubernur Anies Baswedan menugaskan Jakarta Propertindo mengelola tiga pulau meski belum ada Perda Reklamasi Teluk Jakarta.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Ingatkan Anies Dua Poin Raperda Reklamasi, Soal Apa?

3 Oktober 2018

DPRD DKI Ingatkan Anies Dua Poin Raperda Reklamasi, Soal Apa?

Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Gembong Warsono mengatakan ada 2 poin perlu diperhatikan Pemprov DKI Jakarta soal revisi raperda reklamasi.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Minta Revisi Raperda Reklamasi Rampung Tahun Ini

2 Oktober 2018

DPRD DKI Minta Revisi Raperda Reklamasi Rampung Tahun Ini

Ada dua raperda yaitu zonasi wilayah pesisir dan pulau kecil (RZWP3K, serta raperda kawasan pantura.

Baca Selengkapnya

Nasib 4 Pulau Reklamasi, Marco: Tunggu Kajian Dampak Lingkungan

29 September 2018

Nasib 4 Pulau Reklamasi, Marco: Tunggu Kajian Dampak Lingkungan

Ketua TGUPP jelaskan hasil kajian akan berikan kisi-kisi ilmiah tentang masa depan pulau-pulau reklamasi yang terlanjur ada.

Baca Selengkapnya